Tanggal Rilis : 5 June 2010 (Japan)
Jenis Film : Drama | Mystery | Thriller
Diperankan Oleh : Takako Matsu, Yoshino Kimura and Masaki Okada
Sinopsis:
Film garapan sutradara Tetsuya Nakashima (Kamikaze Girls, Memories of Matsuko) ini merupakan adaptasi novel 6 bab karya Minato Kanae yang skenarionya ditulis oleh Nakashima khusus untuk diperankan Takako Matsu. Kabarnya Nakashima tak mau membuat film ini jika bukan Takako Matsu yang berperan sebagai tokoh ibu guru Yuuko Moriguchi.
Film dibuka dengan suasana ceria murid-murid SMP kelas 1B di hari terakhir sekolah sebelum liburan naik kelas. Mereka minum susu kotak yang dibagikan oleh wali kelas ibu guru Yuuko Moriguchi (Takako Matsu). Selama acara minum susu, para murid tak terlalu mengidahkan kehadiran Moiguchi sensei, malah asyik sendiri dengan aktivitas masing-masing. Barulah setelah acara minum susu selesai, perhatian para murid sedikit mucul ketika Moriguchi sensei membuat pengakuan pertama yaitu beliau berhenti mengajar sejak hari itu. Pengakuan itu disusul dengan pengakuan lain yaitu Manami, anak perempuan Moriguchi sensei yang berusia 4 tahun, tewas dibunuh. Pengakuan terus berlanjut dengan penyataan Moriguchi sensei bahwa pembunuh anaknya adalah 2 orang murid yang ada di dalam kelas, dan Moriguchi sensei mengakui 2 siswa tersebut tak bisa dijerat hukum kriminal karena masih dibawah umur. Karena itu, sang ibu guru memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab tersebut dengan tangannya sendiri. Moriguchi sensei mengakhiri hari terakhirnya sebagai guru dengan pengakuan final yaitu memberikan darah yang terinfeksi HIV ke dalam susu yang diminum 2 orang siswa yang membunuh anaknya. Sejak itu, dimulailah kisah kelam nan suram akibat pengakuan Moriguchi sensei di depan murid-murid kelas 1B, terutama 2 orang siswa pembunuh yang dijulukinya dengan nama siswa A dan siswa B.
Walaupun Moriguchi sensei menamakan 2 siswa pembunuh dengan julukan A dan B, deskripsi Moriguchi sangatlah jelas dan tentu saja dengan gampang identitasnya ditebak oleh seisi kelas. Siswa A adalah pelajar pintar dan berprestasi, nilainya selalu bagus dan pernah menjuarai kompetisi ilmiah tingkat nasional. Otak pembunuhan Manami adalah siswa A dan dia melakukannya karena ingin menjadi pusat perhatian. Perhatian yang tidak didapatkannya ketika memperoleh penghargaan nasional karena berita kemenangan dirinya kalah bersaing dengan berita pembunuhan massal oleh anak SMP seusianya. Siswa B adalah eksekutor pembunuhan, seorang “anak mama” yang ingin berbuat sesuatu yang menonjol. Siswa B yang tak punya teman, ingin memiliki teman dan siswa A melihat kesempatan untuk menjadikan siswa B sebagai partnernya. A yang serius ingin membunuh justru hanya berhasil membuat Manami pingsan. Malah B yang hanya ikut-ikutan, justru sukses membunuh Manami yang tengah pingsan.
Yang istimewa, film ini dibuka dengan adegan monolog ibu guru Moriguchi di depan kelas sesekali ditimpali oleh murid-muridnya. Ada dua hal yang membuatku tertegun yaitu monolog itu sendiri dan gambar yang ditangkap kamera untuk mengiringi adegan monolog. Kuhitung-hitung ada sekitar 30 menit waktu yang dihabiskan untuk adegan monolog dan semakin mendekati akhir, bukannya membosankan malah membuat suasana semakin mencekam. Apa yang ditangkap kamera untuk mengiringi monolog merupakan representasi dari isu-isu yang mewarnai masalah remaja di Jepang. Dimulai dari masalah bully, kenakalan remaja dengan pornografi, remaja yg sibuk di dunianya sendiri dengan handphone, remaja Jepang yang sebentar-sebentar buka kotak make-up untuk mengaca dan berdandan, masalah remaja yang depresi dan kecenderungan bunuh diri, siswi perempuan menjebak guru lelaki dengan isu seks hingga dipecat, hingga hikkikomori. Dan puncak permasalahannya, remaja yang ingin menghabisi nyawa orang lain.
Selain penanganan masalah umum kenakalan remaja dan pembagian tanggung jawab antara orang tua dan murid, film ini memberikan fokus yang lebih dalam terhadap masalah kriminalitas remaja. Penamaan 2 sosok murid dengan julukan A dan B secara tidak langsung mengingatkan pada kasus pembunuhan Junko Furuta yang juga dilakukan oleh para kriminal berusia remaja. Tindakan ibu guru Moriguchi yang menyampaikan pengakuannya di depan seluruh murid juga bisa menjadi bahan perdebatan kontroversial, karena tidakan Moriguchi bukan hanya memberikan pengaruh langsung pada 2 siswa pembunuh, melainkan juga terhadap murid-murid lain yang mendengarkan pengakuan sang guru. Karena itu, setelah adegan monolog Moriguchi, impact pengakuan sang guru di depan para murid disampaikan lewat sisi pandang 3 orang yaitu siswa A , siswa B dan perwakilan murid di kelas Mizuki Kitahara. Jika trilogi balas dendam ala Park Chan-wook lebih fokus ke sisi psikologi sang pembalas dendam, film ini lebih memberikan penekanan pada efek psikologi terhadap orang yang menjadi target.
Takako Matsu tampil luar biasa sebagai ibu guru pembalas dendam. Ekspresinya selama adegan monolog yang dingin dengan sorot mata membara akibat dendam dan kepedihan mendalam, benar-benar patut diberikan pujian dan standing ovation. Dimulai dari ekspresi hangatnya menceritakan pertemuan dengan ayah sang anak, kehamilan, kelahiran Manami, hingga perlahan menjadi dingin ketika monolog berlanjut ke bagian pembunuhan Manami dan dendam sang ibu guru. Sulit melupakan ekspresi Moriguchi sensei antara gembira, sedih, murka dan lega ketika mengetahui kelemahan kecil siswa A yang seakan tanpa cacat. Kelemahan inilah yang dimanfaatkan sang ibu guru untuk meluluh lantakkan siswa A di akhir kisah. Yukito Nishii dan Kaoru Fujiwara bermain lepas sebagai dua remaja pembunuh. Penampilan mereka berdua sangat meyakinkan, terutama Nishii yang berperan sebagai siswa A memberikan kesan betapa murahnya nyawa manusia ditangan si A. Scary thought.
Download File:
Quality : DVDRip. 400 Mb - mkv [IDWS]
Subtitle:
*Cara Menggabungkan File(Film) berekstensi ".001" Klik
Disini*Laporkan segera jika ada Link yang rusak.