Aku menerima kisah ini pada bulan April dari Ira temanku
“Ting,... Tong,.....” ku bunyikan bell itu di sebuah hotel berbintang lima di kawasan perempatan Gunung Sahari dan Jalan Angkasa. Aku berdiri di depan pintu kamar 1010, penghuni kamar ini adalah seorang yang berwarga negara Jerman, Pat Sweinsteiger, dia datang jauh-jauh dari Jepang tempatnya bertugas ke Jakarta untuk menemui aku,..
“Good Afternoon, Mr. Sweinsteiger.. may I come in.....?” sapaku ketika pintu telah terbuka
“Are you Miss Ira right,....? sure please come in! sahutnya
“Yes, I am Ira Zaskia, pleased to meet you, Sir “ sahutku sambil berjabat tangan
Aku memberanikan diri datang ke tempatnya menginap untuk sebuah ‘interview’ dan berharap diterima kerja di rumahnya di Tokyo Jepang. Melalui hubungan lewat dunia maya, aku mengenalnya dan mendapat tawaran untuk bekerja di luar negeri. Kedatanganku hari ini, untuk memberikan kepastian dan kesediaan dan mungkin akan menanda tangani sebuah kontrak kerja dengannya.
Belum sempat kami berbicara lebih banyak, Mr, Sweinsteiger, menarik kedua tanganku kebelakang dan melilitkan tali dan mengikat erat kedua tanganku dibelakang, kala benakku masih bertanya-tanya
“This is part of my interview, as you applying for a slave, you will be very used to this condition” ungkapnya
“But you are tying my hand in the back,.. how can I work then?” tanyaku
Sebenarnya aku masih kurang paham kehidupan dan kerja sebagai slave namun aku jalani saja guna mengobati rasa keingin-tahuanku, Pat kemudian mendudukkan aku di kursi dan menyatukan kakiku yang bersepatu hitam tinggi. Kemudian mengikatkan kedua kakiku erat2 dengan tali nylon yang sudah tersedia.
“Your slave life with me in Japan will be like this, your hand and foot will use for work and if it not necessary to use, your wrist will be tied like this in your back also your ankle, so then you will relaxed.” Katanya menyampaikan pekerjaanku jika sudah bersamanya di Jepang.
Malam itu Master mencobai tubuhku, merangsangnya dengan vibrator yang dimasukkannya ke vaginaku, walau dalam keadaan tidak berdaya dengan terikat tanganku ke punggung, aku merasakan suatu perasaan yang aneh, antara ketidak berdayaan dan kenikmatan yang menggelinjang. Selama 3 jam aku diperlakukan seperti itu oleh Pat, kemudian dia melepaskan seluruh tali-tali yang mengikatku dan akupun disuruhnya mandi dan berendam, jika aku mau dengan pola kehidupan ini, 5 hari lagi kami akan berangkat, akupun bersiap menjadi TKW atau lebih tepatnya TKS (Tenaga Kerja Slave).
Aku menerima kontrak kerja selama 6 bulan, di situ tertera pekerjaanku sebagai helper dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga layaknya TKW,... dan bila tidak diperlukan selama hari kerja maka aku akan ‘diistirahatkan’ (tanganku disimpan di belakang diikat dst.) Aku juga berkewajiban memuaskan majikanku yang disebut sebagai Master & Mistrees. Aku bekerja 13 hari berturut-turut dengan2 hari bebas atau diliburkan. Upahku nilainya tidak terkira, menyamai penghasilan artis penyanyi sekali show, aku terkesima; berarti selama 6 bulan aku bisa menabung cukup banyak karena kehidupanku di tanggung. Dengan sadar dan ikhlas serta membayangkan perlakuannya padaku aku menerima kondisi itu dan menanda tangani kontrak itu.
Seminggu lagi aku akan berangkat, meninggalkan tanah air, Mr. Pat Swensteiger akan datang kembali ke Jakarta untuk menjemputku. Aku ini anak tunggal, kedua orang tuaku telah tiada, jadi aku hanya pamit pada saudaraku diluar kota dan teman teman bondageku di dunia maya.
Hari keberangkatan tiba, Pat memasuki kamar hotel di mana ku menginap. Dia telah mengurus semua dokumen termasuk pasporku dibuatnya.
Pagi itu aku terbangun dengan tangan dan kakiku yang terasa pegal, Pat membuka pintu kamar yang terhubung dengan kamarnya lalu melepaskan tali-tali yang mengikatku agar aku bisa bersiap-siap dan mandi karena siang itu kami akan berangkat meninggalkan Jakarta. Akupun mandi air hangat untuk memulihkan tangan dan kakiku yang terikat sepanjang malam. Baju-bajuku sudah rapi dalam koperku.
Pat mengetok kamarku dan melihat aku sudah siap berangkat. Aku berpakaian kaus wanita merah dengan celana warna putih dan sepatu putih. Lalu Pat memberikan kerudung (jilbab) warna putih untuk kukenakan. Akupun mengikat rambutku lalu memakai jilbab itu. Jilbab itu bercadar, aku menggunakan baju kurung layaknya toga, yang tidak ada lengannya. Kemudian Pat menarik tanganku kebelakang lalu diikatkannya dengan tali nylon erat.
“ugh.... !” bereaksi spontan walau sebenarnya aku tahu akan diperlakukan begini.
“mmmmppphhhh.....!” mulutku disumpal oleh lakban yang juga berwarna putih dan cadar putih itu menutup mulutku . Kemudian Pat memanggil petugas bell boy kekamar,... aku hanya duduk terikat menunggu dengan cadar yang sudah dipasang menutupi mulutku.
Petugas bellboy hotel datang mengambil barang bawaan kami. Tak lama kemudian kami berangkat meninggalkan hotel itu, menuju Jakarta kemudian penerbangan langsung ke Jepang.
Pesawat yang membawa kami ke Jepang akan segera berangkat. Aku berdiri di terminal F sambil menatap information board yang berganti tulisan menit per menit. Aku memakai jilbab putih, dengan baju kurung putih, tanganku terikat dibelakang, dan mulutku disumpal lakban dan ditutupi oleh cadar yang menutupi sebagian wajahku. Hanya mata dan hidungku yang tidak tertutup.
Hari ini kami akan berangkat ke Jepang, aku pun akan memulai perjalanan hidupku sebagai slave dari Mr. Pat Sweinsteiger. Hmmm.... perjalanan 7 jam ke Jepang akan ku jalani dengan tangan yang terikat dan mulut yang disumpal lakban? Kami berdua boarding, Pat rupanya memesan seat di upperdeck dari pesawat Boeing 747 yang adalah First Class,... wah lumayan juga pikirku, ini penerbangan mewah! Pat duduk disisiku sambil mengenakan sabuk pengaman padaku dan padanya, aku merasa lebih tidak berdaya dengan keadaan terikat lalu ‘diikatkan’ ke kursi seperti begini, kemudian Pat berbaik hati melepaskan cadar dan lakban yang menyumpalku sambil berkata
“You should enjoy this flight so let me ungagged you...!”
“Thank you Master, I am appreciated” jawabku dengan sopan setelah lakbanku yang merekat di mulutku dilepas.
“So our flight will be 7 hours... do you think I can make it?” lanjutku meragukan kondisiku dengan tangan terikat kebelakang selama 7 jam
“As I said before, try to get used to it, in Tokyo this is the most condition you’ll be experienced” sahutnya
Aku pun terdiam walau mulutku sudah tidak disumpal lakban, berusaha menikmati perjalanan panjang selama 7 jam di udara, sesekali Pat membetulkan kerudungku, aku senang dengan perhatiannya sebagai master. Waktu makan tiba, makananpun sudah di sajikan, aku bingung bagaimana makannya dengan tangan yang terikat dibelakang,...
“Master,....?” tanyaku
“Well,..... I’ll feed you now”
Aku disuapinya dengan makanan pesawat yang enak itu, aku merasa sangat menikmati perjalananku ini walaupun dengan tangan terikat kebelakang, namun aku merasa bak ratu yang dilayani oleh Pat, Masterku itu. Singkat cerita pesawat mendarat mulus di Narita International Airport, dan mulailah hari-hari kehidupanku sebagai slave di Jepang, sebelum mendarat Pat kembali menyumpal mulutku dengan lakban dan saputangan berwarna putih.
Kami sampai di sebuah rumah besar di kawasan Naka Meguro, rumah besar itu ternyata dihuni oleh Pat, dan Istrinya yang seorang wanita Jepang namanya Nawako dan putranya yang sudah dewasa namanya James. Aku pun di perkenalkan pada Ibu dan Anak itu.
“Dad, may I use that,...?” tanya James sambil menatapku
“Sure as you wish” jawab Pat
James kemudian melepaskan tali yang mengikatku, kemudian melepaskan pakaianku yang melengket ditubuh, kemudian mengikat tanganku ke depan, demikian juga dengan lutut dan kakiku, namun membiarkan aku tetap bersepatu. Setelah aku tak berdaya, James membopongku dan membawaku sambil menunjukkan ‘kamar’ku yang lebih terlihat sebagai sangkar besar, sebuah ruangan dengan terali sebagai pembatasnya.
“Slave, this is your room,... we will call you out if it is needed!” ujar James
Kehidupan slave ternyata begini, statusku sebagai tenaga kerja. Aku ditugasi memelihara kebersihan di rumah itu. Pada saat seperti itu tangan dan kakiku tidak diikat, aku mengenakan rantai leher (mirip dengan yang digunakan anjing) jika pekerjaan dan waktunya sudah selesai, aku menyodorkan kembali tanganku kepada Master dan keluarganya, maka tanganku akan kembali terikat, kadang mereka memakaikan borgol di kedua pergelangan tanganku, kadangkat tanganku dibelaka mereka menging. Kehidupan serupa ini sesungguhnya sangat aku dambakan,... karena kebanyakan waktu aku sedang terikat, aku beristirahat dan mereka yang memberiku makan selayaknya peliharaan. Jika malam tiba, maka tubuhku yang terikat erat dibopong oleh James kekamarnya,.. dan jadilah aku harus memuaskan nafsu birahi James atau ayahnya.
Sudah dua minggu lebih aku menjalani kehidupan baruku di Jepang, hari-hariku dimulai dengan memasakkan sarapan untuk keluarga Sweinsteiger, membersihkan rumah, jika semua sudah selesai entah James atau Pat memanggilku lalu kembali mengikat tanganku kebelakang atau memborgolnya. Kadang kala aku menyiapkan masakan untuk keluarga dengan tangan yang diborgol ke depan.
Seperti siang ini, aku sedang duduk terikat kaki dan tanganku di dalam sangkarku,... mulutku kembali di sumpal lakban, tubuhku dibiarkan telanjang tak berbusana, sementara Masterku dan keluarganya sedang pergi, jadi aku dibiarkannya ‘bersantai’ di rumahnya.
Rasanya Masterku sudah pergi sejaki pagi hari,..dan ini sudah sore menjelang malam jam di dinding menunjukkan pukul 19.45 menit ketika kudengar pintu depan di buka dengan kunci, terdengar suara yang cukup ramai, oh rupanya ada 2 pasang suami istri yang masuk. Masterku membawa temannya dan istrinya konon mereka datang untuk melihatku. Sungguh aku malu dipertontonkan, aku dalam keadaan terikat dan mulut tersumbat serta tengah meringkuk dalam sangkarku.
“Hi,... you are from Indonesia huh?” tanya si tamu cowok yang tentu saja tak bisa ku jawab
“mmmppphhhh......!!” jawabku sambil menganggukkan kepala.
“And your name is......”
“Ira,.. her name is Aira Zaskiaa” timpal Pat, masterku
Selanjutnya aku dipertontonkan dalam keberadaanku dan mereka berbincang-bincang dengan Bahasa Jerman, tentu saja aku tidak mengerti. Kira-kita satu jam lamanya bertamu, akhirnya mereka pulang.
Setelah tamu-tamu itu pulang, Master Pat mengeluarkanku dari sangkarku, kemudian menggendongku ke sebuah kamar. Tubuhku yang telanjang dan terikat kaki dan tangan ini di lemparkan ke sebuah tempat tidur. Master Pat lalu mengunci pintu kamar itu serta melepaskan tali-tali yang mengikat kakiku yang sengaja di biarkan bersepatu dari tadi.
“Ira oh Ira dear, today you are going to be my tied slave.....!”
Malam itu aku diminta memijit-mijit tubuh Master, dalam keadaan tidak terikat, tapi mulutku tetap di sumpal. Ssetelah usai memijit Masterku, ia bangkit kemudian menarik tanganku kebelakang dan diikatnya kembali tanganku dengan menggunakan tali yang ada di dekatku. Diikatnya tangan dan kaki yang bersepatu ini kembali dalam posisi hogtied, lalu dibopongnya aku ke sangkarku untuk tidur karena sudah larut malam.
Pagi itu aku dibangunkan dan tali-tali yang mengikatku dilepaskan, diganti dengan borgol yang menyatukan tanganku di depan, masih dibiarkannya aku tetap bersepatu yang haknya lumayan tinggi lalu aku disuruh memandikan ke tiga orang atau keluarga yang sudah menjadi Masterku. Usai memandikan mereka aku mempersiapkan sarapan, roti, omelet dan Bratwurst sosis Jerman. Semua aku lakukan dengan tangan yang terborgol ke depan dan dalam keadaan tak berbusana. Sementara mereka sarapan aku membersihkan ke rumah. Keadaan ini mula mula menyulitkanku dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dalam keadaan di borgol, tapi setelah dua minggu berada di sini aku jadi terbiasa bahkan mahir melakukannya.
Usai mereka sarapan, kini giliranku santap pagi, James anak mereka, mengikat kakiku di bagian lutut dan pergelangan kaki. Aku duduk berlutut di lantai yang berkarpet itu dan makanan disajikan di sebuat mangkok, diletakkan di bawah. Master menyuruhku makan dan hampir di setiap kesempatan aku makan tanpa memakai tanganku, melainkan mulutku langsung mengambil makanan itu seperti seekor anjing.
Selesai makan dan minum Pat memberiku waktu jeda istirahat.Mulutku kembali di sumpalnya dengan ball gag, mataku di tutup dengan kain putih, dan borgol yang membelengguku di lepas dan tanganku kembali diikat ke belakang. Masih banyak lagi tali-tali yang kurasakan melilit di tubuhku, setelah akumerasa tidak berdaya, aku merasa tubuhku terangkat ke atas,.. rupanya aku yang terikat digantungkan ke langit-langit rumah. Pat melepaskan kain yang menutup mataku dan membiarkan aku melihat apa yang dilakukannya terhadapku. Tubuhku tergantung cukup tinggi,.. ini yang sering aku jumpai di internet yang di sebut “suspense”. Rupanya aku diikat gantungkan di kamar Pat, karena di bawahnya ada tempat tidur besar. Aku ingat e-mail Pat dulu, ketika aku menanyakan apa yang akan aku alami jika jadi slavenya.
“I could hang you tied up hogtied above my bed, while I relax, You will be very close but uncomfortably tied up You have to get my attention otherwise I could feel asleep with the nice view above me.”
“Hmm,.... ini tokh maksudnya” batinku
Sepanjang hari aku tergantung di kamar Mr. Pat, ada rasa kekhawatiran akan jatuh dari gantungan ini, tapi rasanya langit langit kamar cukup kuat menanggung beban berat badanku yang imut ini, hanya 45 kg.
Selama seharian terikat gantung begini, aku mengingat-ingat kontrak yang sudah ku tanda tangani ketika itu :
“....... .a 24/7 realtion means the slave is in session for 24/7 meaning always a slave and not only during sessions once in a while."
This means you will change your lifestyle to always be ready to serve your master, dress like he wants, behave the way he wants, do whatever he wants, sleep, eat , drink as requested. etc. This will never happen overnight, this takes time to get perfect in this role. so in the beginning the rules will be less strict because you have to learn but these rules will become more strict as you know then what is expected from you. You will be tied up and down, punished, tickled and get used to the whip. I love a slave girl tied up to sleep. You will be trained in all aspects of being a submissive slave, positions, behavior, how to look, speak, tease on demand, beg, receive, give, blow, stretching, strip, accepting, eating, drinking, sleeping, hanging, cleaning, fucking of course, anal, oral, shaving, obeying, etc. etc.etc. I will train you for different situations e.g. in private, in private with close friends, in public, in public with friends. Lots of fun stuff I can assure you......” demikian janjinya.
Benar juga, baru dapat kurasakan kata-kata di kontrak itu yang sebelumnya sulit kubayangkan. Secara umum aku merasa diperlakukan baik-baik saja oleh mereka, semuanya sesuai dengan apa yang telah tertera dalam kontrak. Pada intinya menjadi slave bukanlah sesuatu penghinaan bagiku atau pengurangan hak-hakku, justru dalam keadaan seperti ini aku dilayani, aku seperti seorang ratu yang dilayani, meski dalam keadaan terikat tak berdaya. Sungguh ini merupakan pengalaman baru bagi hidupku, selama ini hanya sebatas soft bondage yang kukenal dari setiap hubungan sex yang dilakukan, atau sekedar permainan belaka antara pria dan wanita seperti pengalamanku pertama merasakan tangan dan kakiku diikat,...
Ketika itu aku di SLTA, sebenarnya aku mengagumi kakak kelasku yang atletis, pintar dan termasuk tiga besar dikelasnya, Donny namanya. Suatu hari aku diajaknya, katanya mau main petak umpet,.. dia dengan teman mainnya Jack mengajak aku bersembunyi di sebuah ruangan yang di pakai gudang di aula sekolahku,.. aku ikut saja dengan polosnya, setelah kami bersembunyi, tiba-tiba Jack mengikat tanganku kebelakang dengan tali pramuka dan Donny mengikatkan saputangan pramuka ke mulutku, lalu kakiku diikatnya dan aku didudukkannya ke kursi yang ada dalam gudang itu...
“Ira,... Iraaa.... kamu di mana??” kudengar suara Anne mencariku, sambil membuka pintu gudang
“mmmmppphhhh.....!!!” jawabku tentunya tidak terdengar
“Cari siapa Anne,...” sapa Donny menyambut Anne yang mencari-cari diriku
“Gak lihat Ira ya...?” tanyanya
“mmmmppphhhh......!!” sahutku
“Enggak tuh,....” sahut Jack
“Oh ya sudah.... mungkin di kantin kali yaa?” Langkah Anne menjauh meninggalkan aku yang disekap di gudang.
“Ira, maaf ya...., ini cuma permainan...” kata Donny, sementara Jack sibuk mengambil gambarku dengan camera digital yang lagi tren saat itu.
“mmmmpppphhhhh...?”
“Jujur sejak pertama kali kamu masuk sekolah ini aku naksir sama kamu....” hatiku berbunga-bunga dan tidak kuhiraukan lagi kesemutan yang kurasakan akibat tali-tali yang mengikatku.
Kemudian Donny menunjukkan sebuah majalah, kulihat gambar-gambar wanita yang sedang terikat tangan dan kakinya. Donny menjelaskan padaku betapa cantik di matanya bila seorang perempuan diikat kaki dan tangannya. Demikianlah selama kurang lebih 90 menit aku ‘diculik’ oleh pria yang kukagumi, kami akhirnya pacaran, walau cuma selama 5 tahun.. memang selama pacaran dan setiap kesempatan sedang berduaan, di bioskop atau dalam perjalanan di mobilnya, Donny selalu menyempatkan diri untuk mengikat tangan dan kakiku.
Berawal dari peristiwa itulah aku jadi ‘ketagihan’ untuk merasakan soft bondage. Hingga kini kuberanikan mengambil lowongan kerja sebagai slave,.. tidak sengeri yang dibayangkan, aku bisa jalani kehidupan ini...
Tak kusadari hari menjelang malam, Pat dan keluarganya belum juga pulang, sementara aku masih terikat erat dan tergantung seperti ini di kamar mereka. Hanya ada rasa pegal, namun aku tertantang , seberapa lama aku tahan dalam keadaan begini, aku pasti akan menyenangkan masterku. Lelah menanti dalam keadaan terikat dan digantung, aku pun tertidur.....
****
Hari sudah menjelang subuh ketika aku terbangun, pemandangan yang tidak biasa terlihat,.. oh Pat rupanya sedang melakukan hubungan sex dengan istrinya,.. keadaannya tidak jauh berbeda karena ibu Nawako sedang dalam keadaan terikat erat dalam bentuk shibari shinju, terlanjang tanpa busana kini sedang mendesah-desah nikmat dalam lilitan tali dan dalam pelukan suaminya.
“mmmmppphhhhhh.......!” suaraku.
Aku menyaksikan mereka, jadi kepingin atau terangsang...
Sebelum dilanjutkan, Pat bangkit dan menyelipkan vibrator di antara pahaku yang agak rapat, karena kakiku juga terikat, lalu menyalakannya. Pat melanjutkan hubungannya dengan istrinya, sementara aku menderita dalam kenikmatan dan tergantung di atas mereka. Lama bergantungan dan akhirnya aku terlelap.
Cttaaarrr..... ctaaaarrrr.....!! rasa sakit ini menghujam tubuhku yang tak berdaya ini.
Cambukan lembut Pat dan anaknya James membangunkan tidurku. Kurasakan ada tangan-tangan yang meremas-remas payudaraku. Aku dapati diriku terbaring dan tidak lagi bergantungan di atas pasangan suami istri. Di antara sakit karena cambukan mereka, terasa ada sensasi yang mengalir dalam darahku ketika aku terikat dan terbaring dala, ketidak berdayaan ini. Kemudian Pat meniduri aku dan kami melakukan hubungan sex kemudian setelah Pat kini giliran anaknya James, sementara Ibu Nawako siaga dengan memegang cambuk yang siap menghujam di tubuhku.
Rasanya sudah 4 bulan, aku menjalani kehudupan slave seperti ini, sebuah pengalaman yang tak terlupakan, melayani majikan layaknya master, memakan makanan tanpa menggunakan tangan, memuaskan hasrat para majikan dan memuaskan rasa penasaranku juga. 2 bulan lagi akan habis kontrakku walau ada opsi memperpanjang kontrak.
Hampir tiap hari aku dalam keadaan terbelenggu, oleh tali ataupun oleh brogol dan rantai binatang, semua pengalaman kudapatkan meyakinkan aku bahwa aku memang terlahir untuk menikmati kehidupan seperti ini.
“Ting,... Tong,.....” ku bunyikan bell itu di sebuah hotel berbintang lima di kawasan perempatan Gunung Sahari dan Jalan Angkasa. Aku berdiri di depan pintu kamar 1010, penghuni kamar ini adalah seorang yang berwarga negara Jerman, Pat Sweinsteiger, dia datang jauh-jauh dari Jepang tempatnya bertugas ke Jakarta untuk menemui aku,..
“Good Afternoon, Mr. Sweinsteiger.. may I come in.....?” sapaku ketika pintu telah terbuka
“Are you Miss Ira right,....? sure please come in! sahutnya
“Yes, I am Ira Zaskia, pleased to meet you, Sir “ sahutku sambil berjabat tangan
Aku memberanikan diri datang ke tempatnya menginap untuk sebuah ‘interview’ dan berharap diterima kerja di rumahnya di Tokyo Jepang. Melalui hubungan lewat dunia maya, aku mengenalnya dan mendapat tawaran untuk bekerja di luar negeri. Kedatanganku hari ini, untuk memberikan kepastian dan kesediaan dan mungkin akan menanda tangani sebuah kontrak kerja dengannya.
Belum sempat kami berbicara lebih banyak, Mr, Sweinsteiger, menarik kedua tanganku kebelakang dan melilitkan tali dan mengikat erat kedua tanganku dibelakang, kala benakku masih bertanya-tanya
“This is part of my interview, as you applying for a slave, you will be very used to this condition” ungkapnya
“But you are tying my hand in the back,.. how can I work then?” tanyaku
Sebenarnya aku masih kurang paham kehidupan dan kerja sebagai slave namun aku jalani saja guna mengobati rasa keingin-tahuanku, Pat kemudian mendudukkan aku di kursi dan menyatukan kakiku yang bersepatu hitam tinggi. Kemudian mengikatkan kedua kakiku erat2 dengan tali nylon yang sudah tersedia.
“Your slave life with me in Japan will be like this, your hand and foot will use for work and if it not necessary to use, your wrist will be tied like this in your back also your ankle, so then you will relaxed.” Katanya menyampaikan pekerjaanku jika sudah bersamanya di Jepang.
Malam itu Master mencobai tubuhku, merangsangnya dengan vibrator yang dimasukkannya ke vaginaku, walau dalam keadaan tidak berdaya dengan terikat tanganku ke punggung, aku merasakan suatu perasaan yang aneh, antara ketidak berdayaan dan kenikmatan yang menggelinjang. Selama 3 jam aku diperlakukan seperti itu oleh Pat, kemudian dia melepaskan seluruh tali-tali yang mengikatku dan akupun disuruhnya mandi dan berendam, jika aku mau dengan pola kehidupan ini, 5 hari lagi kami akan berangkat, akupun bersiap menjadi TKW atau lebih tepatnya TKS (Tenaga Kerja Slave).
Aku menerima kontrak kerja selama 6 bulan, di situ tertera pekerjaanku sebagai helper dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga layaknya TKW,... dan bila tidak diperlukan selama hari kerja maka aku akan ‘diistirahatkan’ (tanganku disimpan di belakang diikat dst.) Aku juga berkewajiban memuaskan majikanku yang disebut sebagai Master & Mistrees. Aku bekerja 13 hari berturut-turut dengan2 hari bebas atau diliburkan. Upahku nilainya tidak terkira, menyamai penghasilan artis penyanyi sekali show, aku terkesima; berarti selama 6 bulan aku bisa menabung cukup banyak karena kehidupanku di tanggung. Dengan sadar dan ikhlas serta membayangkan perlakuannya padaku aku menerima kondisi itu dan menanda tangani kontrak itu.
Seminggu lagi aku akan berangkat, meninggalkan tanah air, Mr. Pat Swensteiger akan datang kembali ke Jakarta untuk menjemputku. Aku ini anak tunggal, kedua orang tuaku telah tiada, jadi aku hanya pamit pada saudaraku diluar kota dan teman teman bondageku di dunia maya.
Hari keberangkatan tiba, Pat memasuki kamar hotel di mana ku menginap. Dia telah mengurus semua dokumen termasuk pasporku dibuatnya.
Pagi itu aku terbangun dengan tangan dan kakiku yang terasa pegal, Pat membuka pintu kamar yang terhubung dengan kamarnya lalu melepaskan tali-tali yang mengikatku agar aku bisa bersiap-siap dan mandi karena siang itu kami akan berangkat meninggalkan Jakarta. Akupun mandi air hangat untuk memulihkan tangan dan kakiku yang terikat sepanjang malam. Baju-bajuku sudah rapi dalam koperku.
Pat mengetok kamarku dan melihat aku sudah siap berangkat. Aku berpakaian kaus wanita merah dengan celana warna putih dan sepatu putih. Lalu Pat memberikan kerudung (jilbab) warna putih untuk kukenakan. Akupun mengikat rambutku lalu memakai jilbab itu. Jilbab itu bercadar, aku menggunakan baju kurung layaknya toga, yang tidak ada lengannya. Kemudian Pat menarik tanganku kebelakang lalu diikatkannya dengan tali nylon erat.
“ugh.... !” bereaksi spontan walau sebenarnya aku tahu akan diperlakukan begini.
“mmmmppphhhh.....!” mulutku disumpal oleh lakban yang juga berwarna putih dan cadar putih itu menutup mulutku . Kemudian Pat memanggil petugas bell boy kekamar,... aku hanya duduk terikat menunggu dengan cadar yang sudah dipasang menutupi mulutku.
Petugas bellboy hotel datang mengambil barang bawaan kami. Tak lama kemudian kami berangkat meninggalkan hotel itu, menuju Jakarta kemudian penerbangan langsung ke Jepang.
Pesawat yang membawa kami ke Jepang akan segera berangkat. Aku berdiri di terminal F sambil menatap information board yang berganti tulisan menit per menit. Aku memakai jilbab putih, dengan baju kurung putih, tanganku terikat dibelakang, dan mulutku disumpal lakban dan ditutupi oleh cadar yang menutupi sebagian wajahku. Hanya mata dan hidungku yang tidak tertutup.
Hari ini kami akan berangkat ke Jepang, aku pun akan memulai perjalanan hidupku sebagai slave dari Mr. Pat Sweinsteiger. Hmmm.... perjalanan 7 jam ke Jepang akan ku jalani dengan tangan yang terikat dan mulut yang disumpal lakban? Kami berdua boarding, Pat rupanya memesan seat di upperdeck dari pesawat Boeing 747 yang adalah First Class,... wah lumayan juga pikirku, ini penerbangan mewah! Pat duduk disisiku sambil mengenakan sabuk pengaman padaku dan padanya, aku merasa lebih tidak berdaya dengan keadaan terikat lalu ‘diikatkan’ ke kursi seperti begini, kemudian Pat berbaik hati melepaskan cadar dan lakban yang menyumpalku sambil berkata
“You should enjoy this flight so let me ungagged you...!”
“Thank you Master, I am appreciated” jawabku dengan sopan setelah lakbanku yang merekat di mulutku dilepas.
“So our flight will be 7 hours... do you think I can make it?” lanjutku meragukan kondisiku dengan tangan terikat kebelakang selama 7 jam
“As I said before, try to get used to it, in Tokyo this is the most condition you’ll be experienced” sahutnya
Aku pun terdiam walau mulutku sudah tidak disumpal lakban, berusaha menikmati perjalanan panjang selama 7 jam di udara, sesekali Pat membetulkan kerudungku, aku senang dengan perhatiannya sebagai master. Waktu makan tiba, makananpun sudah di sajikan, aku bingung bagaimana makannya dengan tangan yang terikat dibelakang,...
“Master,....?” tanyaku
“Well,..... I’ll feed you now”
Aku disuapinya dengan makanan pesawat yang enak itu, aku merasa sangat menikmati perjalananku ini walaupun dengan tangan terikat kebelakang, namun aku merasa bak ratu yang dilayani oleh Pat, Masterku itu. Singkat cerita pesawat mendarat mulus di Narita International Airport, dan mulailah hari-hari kehidupanku sebagai slave di Jepang, sebelum mendarat Pat kembali menyumpal mulutku dengan lakban dan saputangan berwarna putih.
Kami sampai di sebuah rumah besar di kawasan Naka Meguro, rumah besar itu ternyata dihuni oleh Pat, dan Istrinya yang seorang wanita Jepang namanya Nawako dan putranya yang sudah dewasa namanya James. Aku pun di perkenalkan pada Ibu dan Anak itu.
“Dad, may I use that,...?” tanya James sambil menatapku
“Sure as you wish” jawab Pat
James kemudian melepaskan tali yang mengikatku, kemudian melepaskan pakaianku yang melengket ditubuh, kemudian mengikat tanganku ke depan, demikian juga dengan lutut dan kakiku, namun membiarkan aku tetap bersepatu. Setelah aku tak berdaya, James membopongku dan membawaku sambil menunjukkan ‘kamar’ku yang lebih terlihat sebagai sangkar besar, sebuah ruangan dengan terali sebagai pembatasnya.
“Slave, this is your room,... we will call you out if it is needed!” ujar James
Kehidupan slave ternyata begini, statusku sebagai tenaga kerja. Aku ditugasi memelihara kebersihan di rumah itu. Pada saat seperti itu tangan dan kakiku tidak diikat, aku mengenakan rantai leher (mirip dengan yang digunakan anjing) jika pekerjaan dan waktunya sudah selesai, aku menyodorkan kembali tanganku kepada Master dan keluarganya, maka tanganku akan kembali terikat, kadang mereka memakaikan borgol di kedua pergelangan tanganku, kadangkat tanganku dibelaka mereka menging. Kehidupan serupa ini sesungguhnya sangat aku dambakan,... karena kebanyakan waktu aku sedang terikat, aku beristirahat dan mereka yang memberiku makan selayaknya peliharaan. Jika malam tiba, maka tubuhku yang terikat erat dibopong oleh James kekamarnya,.. dan jadilah aku harus memuaskan nafsu birahi James atau ayahnya.
Sudah dua minggu lebih aku menjalani kehidupan baruku di Jepang, hari-hariku dimulai dengan memasakkan sarapan untuk keluarga Sweinsteiger, membersihkan rumah, jika semua sudah selesai entah James atau Pat memanggilku lalu kembali mengikat tanganku kebelakang atau memborgolnya. Kadang kala aku menyiapkan masakan untuk keluarga dengan tangan yang diborgol ke depan.
Seperti siang ini, aku sedang duduk terikat kaki dan tanganku di dalam sangkarku,... mulutku kembali di sumpal lakban, tubuhku dibiarkan telanjang tak berbusana, sementara Masterku dan keluarganya sedang pergi, jadi aku dibiarkannya ‘bersantai’ di rumahnya.
Rasanya Masterku sudah pergi sejaki pagi hari,..dan ini sudah sore menjelang malam jam di dinding menunjukkan pukul 19.45 menit ketika kudengar pintu depan di buka dengan kunci, terdengar suara yang cukup ramai, oh rupanya ada 2 pasang suami istri yang masuk. Masterku membawa temannya dan istrinya konon mereka datang untuk melihatku. Sungguh aku malu dipertontonkan, aku dalam keadaan terikat dan mulut tersumbat serta tengah meringkuk dalam sangkarku.
“Hi,... you are from Indonesia huh?” tanya si tamu cowok yang tentu saja tak bisa ku jawab
“mmmppphhhh......!!” jawabku sambil menganggukkan kepala.
“And your name is......”
“Ira,.. her name is Aira Zaskiaa” timpal Pat, masterku
Selanjutnya aku dipertontonkan dalam keberadaanku dan mereka berbincang-bincang dengan Bahasa Jerman, tentu saja aku tidak mengerti. Kira-kita satu jam lamanya bertamu, akhirnya mereka pulang.
Setelah tamu-tamu itu pulang, Master Pat mengeluarkanku dari sangkarku, kemudian menggendongku ke sebuah kamar. Tubuhku yang telanjang dan terikat kaki dan tangan ini di lemparkan ke sebuah tempat tidur. Master Pat lalu mengunci pintu kamar itu serta melepaskan tali-tali yang mengikat kakiku yang sengaja di biarkan bersepatu dari tadi.
“Ira oh Ira dear, today you are going to be my tied slave.....!”
Malam itu aku diminta memijit-mijit tubuh Master, dalam keadaan tidak terikat, tapi mulutku tetap di sumpal. Ssetelah usai memijit Masterku, ia bangkit kemudian menarik tanganku kebelakang dan diikatnya kembali tanganku dengan menggunakan tali yang ada di dekatku. Diikatnya tangan dan kaki yang bersepatu ini kembali dalam posisi hogtied, lalu dibopongnya aku ke sangkarku untuk tidur karena sudah larut malam.
Pagi itu aku dibangunkan dan tali-tali yang mengikatku dilepaskan, diganti dengan borgol yang menyatukan tanganku di depan, masih dibiarkannya aku tetap bersepatu yang haknya lumayan tinggi lalu aku disuruh memandikan ke tiga orang atau keluarga yang sudah menjadi Masterku. Usai memandikan mereka aku mempersiapkan sarapan, roti, omelet dan Bratwurst sosis Jerman. Semua aku lakukan dengan tangan yang terborgol ke depan dan dalam keadaan tak berbusana. Sementara mereka sarapan aku membersihkan ke rumah. Keadaan ini mula mula menyulitkanku dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dalam keadaan di borgol, tapi setelah dua minggu berada di sini aku jadi terbiasa bahkan mahir melakukannya.
Usai mereka sarapan, kini giliranku santap pagi, James anak mereka, mengikat kakiku di bagian lutut dan pergelangan kaki. Aku duduk berlutut di lantai yang berkarpet itu dan makanan disajikan di sebuat mangkok, diletakkan di bawah. Master menyuruhku makan dan hampir di setiap kesempatan aku makan tanpa memakai tanganku, melainkan mulutku langsung mengambil makanan itu seperti seekor anjing.
Selesai makan dan minum Pat memberiku waktu jeda istirahat.Mulutku kembali di sumpalnya dengan ball gag, mataku di tutup dengan kain putih, dan borgol yang membelengguku di lepas dan tanganku kembali diikat ke belakang. Masih banyak lagi tali-tali yang kurasakan melilit di tubuhku, setelah akumerasa tidak berdaya, aku merasa tubuhku terangkat ke atas,.. rupanya aku yang terikat digantungkan ke langit-langit rumah. Pat melepaskan kain yang menutup mataku dan membiarkan aku melihat apa yang dilakukannya terhadapku. Tubuhku tergantung cukup tinggi,.. ini yang sering aku jumpai di internet yang di sebut “suspense”. Rupanya aku diikat gantungkan di kamar Pat, karena di bawahnya ada tempat tidur besar. Aku ingat e-mail Pat dulu, ketika aku menanyakan apa yang akan aku alami jika jadi slavenya.
“I could hang you tied up hogtied above my bed, while I relax, You will be very close but uncomfortably tied up You have to get my attention otherwise I could feel asleep with the nice view above me.”
“Hmm,.... ini tokh maksudnya” batinku
Sepanjang hari aku tergantung di kamar Mr. Pat, ada rasa kekhawatiran akan jatuh dari gantungan ini, tapi rasanya langit langit kamar cukup kuat menanggung beban berat badanku yang imut ini, hanya 45 kg.
Selama seharian terikat gantung begini, aku mengingat-ingat kontrak yang sudah ku tanda tangani ketika itu :
“....... .a 24/7 realtion means the slave is in session for 24/7 meaning always a slave and not only during sessions once in a while."
This means you will change your lifestyle to always be ready to serve your master, dress like he wants, behave the way he wants, do whatever he wants, sleep, eat , drink as requested. etc. This will never happen overnight, this takes time to get perfect in this role. so in the beginning the rules will be less strict because you have to learn but these rules will become more strict as you know then what is expected from you. You will be tied up and down, punished, tickled and get used to the whip. I love a slave girl tied up to sleep. You will be trained in all aspects of being a submissive slave, positions, behavior, how to look, speak, tease on demand, beg, receive, give, blow, stretching, strip, accepting, eating, drinking, sleeping, hanging, cleaning, fucking of course, anal, oral, shaving, obeying, etc. etc.etc. I will train you for different situations e.g. in private, in private with close friends, in public, in public with friends. Lots of fun stuff I can assure you......” demikian janjinya.
Benar juga, baru dapat kurasakan kata-kata di kontrak itu yang sebelumnya sulit kubayangkan. Secara umum aku merasa diperlakukan baik-baik saja oleh mereka, semuanya sesuai dengan apa yang telah tertera dalam kontrak. Pada intinya menjadi slave bukanlah sesuatu penghinaan bagiku atau pengurangan hak-hakku, justru dalam keadaan seperti ini aku dilayani, aku seperti seorang ratu yang dilayani, meski dalam keadaan terikat tak berdaya. Sungguh ini merupakan pengalaman baru bagi hidupku, selama ini hanya sebatas soft bondage yang kukenal dari setiap hubungan sex yang dilakukan, atau sekedar permainan belaka antara pria dan wanita seperti pengalamanku pertama merasakan tangan dan kakiku diikat,...
Ketika itu aku di SLTA, sebenarnya aku mengagumi kakak kelasku yang atletis, pintar dan termasuk tiga besar dikelasnya, Donny namanya. Suatu hari aku diajaknya, katanya mau main petak umpet,.. dia dengan teman mainnya Jack mengajak aku bersembunyi di sebuah ruangan yang di pakai gudang di aula sekolahku,.. aku ikut saja dengan polosnya, setelah kami bersembunyi, tiba-tiba Jack mengikat tanganku kebelakang dengan tali pramuka dan Donny mengikatkan saputangan pramuka ke mulutku, lalu kakiku diikatnya dan aku didudukkannya ke kursi yang ada dalam gudang itu...
“Ira,... Iraaa.... kamu di mana??” kudengar suara Anne mencariku, sambil membuka pintu gudang
“mmmmppphhhh.....!!!” jawabku tentunya tidak terdengar
“Cari siapa Anne,...” sapa Donny menyambut Anne yang mencari-cari diriku
“Gak lihat Ira ya...?” tanyanya
“mmmmppphhhh......!!” sahutku
“Enggak tuh,....” sahut Jack
“Oh ya sudah.... mungkin di kantin kali yaa?” Langkah Anne menjauh meninggalkan aku yang disekap di gudang.
“Ira, maaf ya...., ini cuma permainan...” kata Donny, sementara Jack sibuk mengambil gambarku dengan camera digital yang lagi tren saat itu.
“mmmmpppphhhhh...?”
“Jujur sejak pertama kali kamu masuk sekolah ini aku naksir sama kamu....” hatiku berbunga-bunga dan tidak kuhiraukan lagi kesemutan yang kurasakan akibat tali-tali yang mengikatku.
Kemudian Donny menunjukkan sebuah majalah, kulihat gambar-gambar wanita yang sedang terikat tangan dan kakinya. Donny menjelaskan padaku betapa cantik di matanya bila seorang perempuan diikat kaki dan tangannya. Demikianlah selama kurang lebih 90 menit aku ‘diculik’ oleh pria yang kukagumi, kami akhirnya pacaran, walau cuma selama 5 tahun.. memang selama pacaran dan setiap kesempatan sedang berduaan, di bioskop atau dalam perjalanan di mobilnya, Donny selalu menyempatkan diri untuk mengikat tangan dan kakiku.
Berawal dari peristiwa itulah aku jadi ‘ketagihan’ untuk merasakan soft bondage. Hingga kini kuberanikan mengambil lowongan kerja sebagai slave,.. tidak sengeri yang dibayangkan, aku bisa jalani kehidupan ini...
Tak kusadari hari menjelang malam, Pat dan keluarganya belum juga pulang, sementara aku masih terikat erat dan tergantung seperti ini di kamar mereka. Hanya ada rasa pegal, namun aku tertantang , seberapa lama aku tahan dalam keadaan begini, aku pasti akan menyenangkan masterku. Lelah menanti dalam keadaan terikat dan digantung, aku pun tertidur.....
****
Hari sudah menjelang subuh ketika aku terbangun, pemandangan yang tidak biasa terlihat,.. oh Pat rupanya sedang melakukan hubungan sex dengan istrinya,.. keadaannya tidak jauh berbeda karena ibu Nawako sedang dalam keadaan terikat erat dalam bentuk shibari shinju, terlanjang tanpa busana kini sedang mendesah-desah nikmat dalam lilitan tali dan dalam pelukan suaminya.
“mmmmppphhhhhh.......!” suaraku.
Aku menyaksikan mereka, jadi kepingin atau terangsang...
Sebelum dilanjutkan, Pat bangkit dan menyelipkan vibrator di antara pahaku yang agak rapat, karena kakiku juga terikat, lalu menyalakannya. Pat melanjutkan hubungannya dengan istrinya, sementara aku menderita dalam kenikmatan dan tergantung di atas mereka. Lama bergantungan dan akhirnya aku terlelap.
Cttaaarrr..... ctaaaarrrr.....!! rasa sakit ini menghujam tubuhku yang tak berdaya ini.
Cambukan lembut Pat dan anaknya James membangunkan tidurku. Kurasakan ada tangan-tangan yang meremas-remas payudaraku. Aku dapati diriku terbaring dan tidak lagi bergantungan di atas pasangan suami istri. Di antara sakit karena cambukan mereka, terasa ada sensasi yang mengalir dalam darahku ketika aku terikat dan terbaring dala, ketidak berdayaan ini. Kemudian Pat meniduri aku dan kami melakukan hubungan sex kemudian setelah Pat kini giliran anaknya James, sementara Ibu Nawako siaga dengan memegang cambuk yang siap menghujam di tubuhku.
Rasanya sudah 4 bulan, aku menjalani kehudupan slave seperti ini, sebuah pengalaman yang tak terlupakan, melayani majikan layaknya master, memakan makanan tanpa menggunakan tangan, memuaskan hasrat para majikan dan memuaskan rasa penasaranku juga. 2 bulan lagi akan habis kontrakku walau ada opsi memperpanjang kontrak.
Hampir tiap hari aku dalam keadaan terbelenggu, oleh tali ataupun oleh brogol dan rantai binatang, semua pengalaman kudapatkan meyakinkan aku bahwa aku memang terlahir untuk menikmati kehidupan seperti ini.
==oo0oo==
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori bdsm /
bondage /
maledom
dengan judul "dari Inbox di e-mailku". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://prediksi-jitu-togel-sgp-hk.blogspot.com/2013/02/dari-inbox-di-e-mailku.html.
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
BalasHapus1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menhasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitu y..
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
SOLUSI YANG TEPAT JANGAN ANDA PUTUS ASA....MBAH SURO AKAN MEMBANTU
ANDA SEMUA DENGAN ANGKA RITUALNYA :
Sujud syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT dan saya sekeluarga sangat
berterimakasih banyak kepada (MBAH SURO)
atas bantuannya saya bisa menang togel dan nomor ghoib
yang diberikan MBAH alhamdulillah berhasil..
karna sekarang ini kehidupan saya jauh lebih baik
dari sebelumnya dan semua hutang2 saya sudah pada lunas semua,,!!!
jika anda mau bukti bukan rekayasa
silahkan bergabung dengan MBAH SURO:
no: ((( 085 392 332 888 )))
.(`’•.¸(` ‘•. ¸* ¸.•’´)¸.•’´)..
«´ Thanks sOb rOoMnyA ¨`»
..(¸. •’´(¸.•’´ * `’•.¸)`’•.¸ )..
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
HapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل