Rabu 6 Oktober
Suatu pagi aku terima sms gelap yang menakutkan :
”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” dari nomor 081122xxxxx. Aku kaget setengah mati menerima sms seperti itu, lalu kuhubungi mas Andi Wisbagjono, temanku jangan-jangan dia mengirimkan karena hanya dia yang punya motif iseng mau menggoda dan menakuti aku dengan sms seperti ini.
Setelah berargumentasi lewat sms dengan dia yang berdomisili (kerja) di Indonesia Timur. Aku malah, meminta tolong padanya agar dia mau membelaku (seolah suamiku, yang kebetulan lagi dinas ke luar negeri) membantuku menggertak sang pengirim sms misterius itu kepadaku.Namun yang terjadi sangat mengecewakan, Andi bukannya menggertak ancam sambil melindungiku dia melapor padaku bunyi sms yang dia kirimkan kepadaku :
“Ini siapa ya? Aku suaminya Mila, hanya aku yang boleh ngiket n nyulik dia...” membaca kalimat itu aku marah padanya :
“Mas, apaan sich? Bocorin rahasiaku ke unknown people??? Dasar cowok error. Aku tidak setuju!! Itu bukan kata kata seorang suami, apaan tauk!?” Lanjutku penuh amarah sekaligus takut, karena orang yang bisa diharapkan memberi perlindungan lewat kata-katanya malah berlaku aneh dalam sms orang yang mengancam menculik aku.
Sesungguhnya yang kuharapkan mas Andi menjawab smsku senada seperti ini : “Saya, Irjen (Pol) Andi Wisbagjono, anda mengancam akan menculik istri saya !?” karena kalimat seperti itu sudah cukup untuk membuat si pengirim sms misterius itu ketakutan dan mungkin akan mengganti nomor hpnya supaya tidak terlacak lagi oleh polisi. Jawaban seperti itulah yang bernada melindungi, apa lagi Andi kuminta membalas sms misterius itu, seolah dia suamiku. Jadilah hubungan pertemanan kami terputus, karena aku sangat murka dengan caranya menjawab sms seperti itu. Akupun berusaha melupakan semua kejadian yang telah terjadi. Ketika aku keluar dari gedung perkantoranku di Jl. Basuki Rakhmat, siapa yang kulihat ? Syafril, temanku sejak SMA, mantan pacarku kebetulan baru keluar dari gedung perkantoran ini.
“Mas Syafril,...? Ngantor di sini tah?” sapaku berusaha menyembunyikan rasa senang.
“Mila,... kebetulan aku lagi di Surabaya, baru usai meeting dengan klienku di lantai 10. Tadi aku lihat kamu lagi duduk di meja reseptionis....?” sahutnya. Rupanya dia baru selesai meeting dengan kliennya yang kebetulan berada satu lantai dengan kantorku.
“Tinggal di mana? Kita makan malam dulu yuk,... mumpung aku di sini?” ajak Syafril
“Boleh, siapa takut...?” selorohku
Kamipun beranjak meninggalkan gedung itu dengan kendaraan yang disupiri sendiri oleh Syafril. Kami tiba di sebuah mall yang bersebelahan dengan sebuah hotel.
“Trus mas apa kabar ?” tanyaku.
Sejak dulu aku mengagumi kepintaran dan ketampanannya. Aku dulu pernah ‘dikerjai’ olehnya ketika mereka membawaku yang sedang mencari sahabatku Nia, lalu Syafril dan Zainudin seolah ikut membantu mencariku dan di tempat yang agak sepi, Zainuddin membekap mulutku serta langsung menyumpalkan dengan lakban dan seketika tangan dan kakiku terikat oleh mereka berdua dan membawaku ke gudang. Lalu aku ingat Nia, mencari-cariku dan bertemu mereka yang mengaku tidak melihatku. Itulah pengalaman pertamaku diikat atau lebih populer di sebut bondage.
“Baik-baik Mila, terus terang aku kaget melihatmu tadi ada di kantor sebelah..... Jadi aku putuskan menunggumu di lobby tadi” jawab Syafril. Setelah kami memesan makanan dan minuman aku pamit beranjak dari meja, ingin ke kamar kecil sekalian mencuci tangan. Dan aku kembali, santapanpun sudah siap.
“Jadi kamu besok mau pulang ke Malang...?” tanya Syafril.
“Iya, kebetulan aku minta cuti, tiga hari.... sekaligus mau menunggu Mas Dandu pulang nanti hari Senin siang” ujarku menceritakan kebiasaanku saat menyambut suamiku landing. Kami menyantapnya sambil menceritakan kabar masing-masing. Setelah makan, aku merasa kepalaku begitu pusing dan berat...
“Mas Syafril, antar aku pulang yach? Aku tinggal di Dharmahusada.... Kepalaku ini pusing Mas” keluhku
Dengan sigap Syafril, menuntunku berjalan, tiba di tempat parkir dan aku duduk lemas. Syafrilpun bergegas masuk ke balik kemudi dan menstarter mesinnya berjalan... aku memejamkan mata dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa.
Aku terbangun, pandanganku gelap, kurasa aku ada dalam sebuah kamar, tanganku terasa sakit seperti kesemutan. Aku berusaha menggerakkan tanganku,.. ugh! rupanya tanganku terikat erat kebelakang di sekitar pinggang di belakangku, demikian juga dengan kakiku masih bersepatu saat terikat erat.
“eemmmmppphhhhh......!” itu yang terdengar saat aku mencoba bersuara. Aku menyadari keadaanku yang tidak berdaya, tangan terikat ke belakang, kakiku pun terikat menyatu kurasakan tali melilit di atas dan di bawah lututku, serta di pergelangan kakiku. Ku rasakan diriku dalam keadaan terbaring, dan aku masih menggunakan sepatuku yang memakai hak tingginya 5 cm. Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,
“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.
Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya penculik tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,..
“Mila.... oh Milaa......!” suara itu menguak misteri yang sedari tadi membelengguku, sejenak benakku terkejut! itu suara Syafril yang pernah menjadi pacarku ketika di SMA. Kami terpisah setelah lulus SMA, Mas Syafril meneruskan ke sebuah perguruan tinggi di Jepang dan aku melanjutkan kuliahku di Bandung.. Kami sudah lama tidak contact-contact sampai pada pertemuan kita sore ini. Dari obrolannya Mas Yuyi, panggilan Syafril belum menikah sejak itu dan aku mendapat lamaran dari Mas Dandy dan aku dinikahinya. Aku sempat bercerita bahwa aku menikah dengan seorang penerbang, tadipun dikantor aku mendapat kabar Mas Dandy baru akan pulang hari Rabu atau Kamis depan karena menggantikan rekannya yang ijin tukar jadwal karena menunggui istrinya melahirkan anak pertamanya. Khayalku menerawang jauh sementara diperkosa.
Malam yang sangat melelahkan, aku mengalami orgasme hingga tiga kali. Kelihatannya Mas Yuyie selesai menggarapku, akupun dalam keadaan sangat lemas terikat tak berdaya, tidak dapat melihat dan akupun tertidur.
Kamis 7 Oktober
Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku
“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit lagi dan hanya berhenti jika batere Alkalinnya habis. Kamar ini akan ku pasangkan tanda DO NOT DISTURB, staff hotel tidak akan melanggarnya untuk membersihkan kamarku ini.” Ujarnya sambil menyelimuti aku hingga ke pundakku..
“eemmmmppphhhhh....... mmmmppphhhhhh.....!!” protesku.
Kutatap tubuhku. Aku dapati tubuhku terikat tanpa busana, hanya sepatu dan celana dalamku yang masih nempel. Diujung sana aku melihat tumpukan busanaku, tergeletak disana. Aku memang suka melakukan hubungan seksual dengan suamiku dalam keadaan terikat seperti ini, namun aku paling takut ditinggal sendirian dalam keadaan terikat seperti ini. Mataku tertuju pada jam digital di sisi kananku di bed side table yang menunjukkan pukul 8.30 pagi. Syafrilpun pergi meninggalkan kamarnya setelah memasang tanda DO NOT DISTURB di gagang pintu bagian luar. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang sedikit menutupi bagian di hidungku. Aku menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri. Bukannya aku tidak suka diikat, tapi posisi ini sungguh menyiksaku apalagi dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar. Tiba –tiba aku terlonjak dan menggelepar-gelepar. Posisi ikatanku membuat tubuhku tidak bisa banyak bergerak. terlalu sibuk merasakan dildo yang bergetar di lubang kenikmatanku.
Aku berusaha mengeluarkan dildo itu dari vagina, tapi hanya sia-sia saja. Aku cuma pasrah saja dan berharap batu baterai dildo bisa cepat habis dayanya. Aku menarik napas panjang, sedikit sulit karena hidungku yang sebagian tertutup lakban. Kelihatannya usahaku ini hanya sia-sia saja karena ikatan di tangan dan kakiku tidak mengendur sama sekali. Aku hanya bisa merubah posisiku yang tadi tengkurap menjadi tidur menyamping. Iseng-iseng aku berteriak, membayangkan adegan aku ditawan, ternyata hanya lenguhan saja yang keluar dari mulutku. Aku masih iseng-iseng mencoba melepaskan diri, harapanku paling tidak ikatan yang menyatukan tangan dan kakiku bisa lepas jadi rada lega. Sesekali aku menghadapkan tubuhku ke sisi kananku,... jam 12.30! sudah 3 (jam) aku ditinggal sendiri dalam keadaan tak berdaya dan mulut dilakban, memang tidak ada gangguan dari luar seperti petugas Housekeeping ataupun yang lainnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Yang terakhir aku ingat adalah setelah makan dan menghabiskan minuman tiba-tiba aku merasa pusing... apakah minumanku mengandung obat tidur? Iya,.. aku khan sempat pergi ke kamar kecil untuk cuci tangan sebelum makan...?? Kalau begini aku tidak jadi ke Malang, tadinya aku mau pulang dan memberikan kejutan atas kedatanganku kepada orang tuaku, tapi kini aku di sini terbaring terikat oleh cinta pertamaku yang baru kutemui setelah hampir lima belas tahun... Lelah mengkhayal dan mengenang, aku putuskan untuk tidur saja.
Aku membuka mataku. Waktu menunjukkan pukul 15.48 Ternyata karena terlalu lelahnya aku tertidur dalam posisi terikat erat. Vibrator di vaginaku sudah berhenti bergetar. Entah berapa lama aku tertidur dan berapa lama vibrator itu begetar di lubang kenikmatanku. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang menutupi hidungku. Aku meronta-ronta, menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri, sia-sia saja. Tiba tiba kudengar pintu terbuka, rupanya Syafril sudah kembali kekamar, aku pun meronta-ronta menunjukkan bahwa aku ingin dilepaskan dari tali-tali ini. Dengan lembut Syafril mendudukkan tubuhku yang terikat ini,... mataku kembali ditutupnya dengan kain...
“ugh....!” lakban di mulutku dilepaskan
“mas, lepasin dong,... saakiiit!” aku memohon. Di sambut dengan roti yang memenuhi mulutku.
Rupanya aku sedang disuapi makanan,... aku mengunyah secepat yang kubisa supaya aku bisa merayunya agar melepaskan aku lalu kembali mulutku dipenuhi oleh roti berikutnya, sementara mengunyah, kudengar bunyi “creettt....!” mulutku kembali di sumpal lakban.
“Mil,... kamu bilang kamu sudah mengambil cuti untuk ke Malang, nah habiskanlah cutimu bersamaku. Aku masih cinta sama kamu....!” betapa terkejutnya aku mendengar suara mas Syafril mengatakan itu. Hatiku berontak ingin bebas lalu kudengar katanya.
“Hitung, hitung nostalgia sejak pertama kali kamu menjadi tawananku dulu, masih ingat khan...”
Aku menganggukkan kepala, berusaha menjawab pertanyaannya. Masih segar dalam ingatanku, ketika Syafril dan Zainudin mengatakan,
“Mila, si Nia cari kamu tuh.....?”
“Di mana,...” aku balik bertanya
“Sini deh ikut kami,....” ajak Zainudin, segera kutinggalkan ruangan kelasku bergegas mencari Nia yang belum kutemui sepanjang pagi tadi. Nia adalah sahabat baikku, kami satu kelas namun ruang kelas kami terpisah. Aku mengikuti Zainudin masuk ke sport hall di sekolehku, sebuah bangunan besar dengan lapangan bulutangkis dan panggung di ujungnya. “mmmmppphhhh....” ada tangan kuat membekap mulutku tanganku berusaha menarik dan melepastan tangan yang membekapku, sia-sia tangan itu terlalu kuat membekap mulutku, lalu tanganku ditelikung kebelakang dan dengan cepat tanganku sudah terikat ke belakang,... tangan yang membekap mulutku di lepas,... ternyata ada lakban yang menempel dimulutku. Lalu mataku ditutup oleh sebuah sapu tangan. Tubuhkupun dilepaskan,... aku terduduk tak berdaya mata tertutup dengan tangan yang terikat kebelakang dan mulut yang ditempel lakban. Aku melangkah tak berdaya dituntun oleh kedua orang yang menggamit lenganku di sebelah kiri dan kananku. Ku rasakan aku menaiki tangga 4 step dan selanjutnya aku didudukkan di sebuah kursi. Kurasakan tali-tali yang meliliti tubuhku di dadaku yang sedang bertumbuh,.. di lututku dan di pergelangan kakiku, Aku mencoba meronta-ronta, namun tubuhku tak bisa bergerak,... ketakutan menguasai tubuhku dan kemudian aku menangis.
“Mila,... jangan nangis dong, ini aku....!!” kudengar suara Syafril dan kemudian tutup matakupun terlepas.
“eeemmmmppphhhhhh......!!” tangisku. Airmataku di usap oleh Syafril.
“Mila, aku mau bilang aku suka sama kamu,.... kamu cantik dan pintar lagi!” ternyata Syafril menyekapku untuk menyatakan cintanya ketika itu. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam diriku.
Rasa takut yang menyelimutiku pelan pelan hilang diganti rasa suka karena ternyata dia yang aku kagumi dan sukai, mengatakan suka padaku.
“Aku mau memintamu jadi pacarku....” lanjut Syafril ketika itu. Tubuhku tidak lagi meronta-ronta seolah pasrah diperlakukan seperti itu.
“mmmmppphhhh.......?” lenguhku terasa sangat jinak terdengar oleh mereka.
“Aku lakukan ini sebenarnya sebagai permainan” ujar Syafril sambil menunjukkan majalah yang menunjukkan gambar perempuan yang sedang diikat erat.
“Aku suka gambar ini, makanya aku suruh Zainudin menjemputmu. Dan aku ingin sekali melihatmu dalam keadaan terikat..” lanjut Syafril.
Aku sudah pasrah ketika Zainudin memotretku dalam keadaan duduk dan terikat. Beberapa photo dibuatnya, ada pula photo aku dengan Syafril yang berdiri di sisiku. Photo yang sempat lama aku simpan di dompet lamaku yang kini hilang kecopetan suatu hari. Itulah kisah pertamaku berkenalan dengan bondage suatu kelainan yang menyenangkan, setidaknya untukku...
“Mila,.... Mila,....!!!” panggilan Syafril membuyarkan lamunanku.
“Kamu mau mandi atau di mandiin...?” tanyanya. Aku menggeleng-geleng. Tanpa mempedulikan jawabanku Syafril melepas sepatuku dan menggunting celana dalamku, lalu menggendongku ke kamar mandi. Tubuhku yang terikat erat ini kemudian diletakkan di bathtub yang penuh dengan air hangat. Lalu aku merasakan tubuhku dipijat-pijat Syafril sambul ‘digerayangi oleh sabun’. Usai mandi, otot ototku terasa lemas,... tubuhku dikeringkan oleh Syafril dan dibopongnya aku ke tempat tidur kamarnya yang besar. Tubuhku ditelungkupkan dan kembali dipijat pijat. Syafril memang pintar memijat. Dalam kenikmatan pijatan itupun aku tertidur dalam keadaan terikat dengan tali yang sudah basah dengan air hangat ketika aku dimandikan.
Aku terbangun, sudah jam 20.30 malam jam digital di sisi tempat tidur menunjukkannya pada penglihatanku. Tubuhku yang tengkurap masih terikat erat. Kurasakan tali-tali melilit di bagian dadaku, bagian atas bawah lututku dan pergelangan kaki. Aku kembali merasakan sepatuku di kaki.
“kenapa sih aku harus pakai sepatu saat diikat,...? kaya mas Dandy aja” pikirku.
Aku berusaha memutarkan badanku supaya bisa terlentang. Ugh... susah payah aku melakukannya. Kini tubuhku terlentang,... tak kulihat mantan kekasihku di kamar itu, dan aku hanya bisa melanjutkan tidurku akibat rasa kantuk yang sangat menguasaiku. Sayup sayup di alam kesadaranku aku merasa sesuatu telah mengikatku di bagian kepala. Ketika aku berusaha bangun, pandanganku gelap. Kudengar ada suara televisi berbunyi dalam ruangan itu. Oh,... rupanya mataku kembali ditutup dengan kain. Aku hanya terbaring pasrah tak berdaya menanti apa yang akan terjadi.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang. Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya orang yang menculikku tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!” Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga disusupkan ke balik braku,..
“Mila.... oh Milaa......!” suara Syafril penuh nafsu. Tanpa terasa, malam berlalu dengan cepat di antara derita dan nikmat.
Jumat 8 Oktober
Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka. Hari terulang begitu saja.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak dua malam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Syafril sudah duduk disampingku dan memanjakanku. Tidak ada lagi pengalaman baru. Hari irtu berlalu seperti pengulangan hari-hari yang berlalu. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga malamnya kembali aku diperkosa oleh mantan kekasihku, Syafril. Derita yang membawa secuil kenikmatan.
Sabtu 9 Oktober
Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang setia menempel di mulutku.
”it’s another kidnapped day....” pikirku.
Tak kulihat Syafril di kamar ini, padahal jam menunjukkan pukul 7.15 pagi. Sepagi itukah Syafril sudah pergi bekerja? Aku ditinggalnya terkapar dan terikat tak berdaya di kamarnya ini, dalam keadaan seperti ini, tidur adalah pilihan terbaik kendatipun aku tidak mengerti mengapa aku semalas ini dan mudah tidur ?
“Mil.. Milaa,...” tidurku terusik dan aku terbangun rupanya Syafril membangunkanku.
“eemmmmppphhhh.....!” jawabanku
“Tenang aja, Mil hari Senin malam aku akan kembali ke Jakarta,.. dan kamu aku bebaskan hari itu!” tutur lembut Syafril sambil melepas pelan-pelan lakban yang membungkam mulutku.
“Mas,... kog Senin mas, sekarang aja. Tanganku pegal-pegal nich, saakiittt....” keluhku tanpa sengaja mataku berair.
“Tanpa sengaja aku membaca sms mas Dandy yang masuk tadi malam, katanya dia pulang Rabu dengan penerbangan malam... aku jawab saja. Ok mas, hati-hati yaa, gitu” aku Syafril padaku.
“Mas Yuyie, tapi khan aku harus kerja hari Senin mas,...!?” protesku dengan suara yang lemas. Lemas dan lelah karena terikat erat selama hampir 3 hari. Aku melirik jam menunjukkan pukul 17.56, ternyata hari sudah sore.
“Aku sudah sms ke bossmu dan Vita asistenmu,... kamu sudah ijin sakit, Mila...” jelas Syafril. Rasa putus asa menyelubungi sekujur tubuhku. Bayanganku hari ini Syafril akan membebaskanku dan aku akan pulang dengan menyimpan trauma (kenangan) baru sebagai ‘korban penculikan’ ternyata aku masih dalam keadaan terikat di sini.
“Sudah ya,... aku mau mandi dan ganti baju,... kamu tidak boleh melihat...” gurau Syafril sambil menutup mataku dengan saputangan merah,...akupun pasrah memejamkan mataku dan terikatlah mataku. Namun, mulutku dibiarkannya tidak tersumpal lagi oleh lakban. Beberapa saat aku terdiam, ketika aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat.
“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” keluhku tak ada suara menjawabku, hanya suara air yang mengalir, rupanya Syafril masih di dalam kamar mandi. Tubuhku lemas, aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat ke belakang. Pergelangan kakiku terasa kaku dan sakit akibat tali-tali yang lama mencengkeram di kulitku. Aku dibiarkan terkulai lemas di atas tempat tidur, tanganku yang terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa kaku dan mati rasa.
“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” sekali lagi aku mencoba berharap kebebasanku ketika kudengar suara pintu. Namun bukan kebebasan yang kurasakan, tapi kelihatannya aku diminumkan sesuatu oleh Syafril, sehingga rasa pening membuatku tidak sadarkan diri.
Ketika aku sadar, kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku
“Ugh..... aarrrgghhh...... maaasss.... mas yuyie......jangaaannnn maaasss...... aaarrrggghhhh...... eemmmhhh” seruku dalam derita.
Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
”wow enak sekali........!” batinku, rupanya mas Yuyie telah meminumkan obat perangsang sehingga aku tidak lagi merasakan kesakitan tetapi rangsangan yang luar biasa menghadirkan kenikmatan
Kurasakan ada jari tangan di masukan ke lubang vaginaku mencari G-Spot.Klitorisku terus dikulum dan di sedot sedot sementara dua jari tangannya digerakkan keluar masuk liang vaginaku.
“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....” keluar suara dari mulutku tanpa sadar entah itu nada nikmat atau nada derita. Aku semakin menggelinjang hebat, kedua tanganku meronta-ronta keras dan merasakan betapa tidak berdayanya aku.
Tangannya juga sesekali meremas payudaraku dan memilin milin puting susuku bergantian kanan dan kiri.
“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....!!” teriakku penuh kenikmatan.
Akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya Syafril tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lalu pelan-pelan kurasakan penis masuk ke dalam vaginaku yang sudah membasah
“Aarrrgghhh...... mas yuyieee......aaarrrggghhhh......eemmmhhh” Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot. Kurasakan kakiku yang dibiarkan bersepatu tidak terikat lagi, hanya mataku yang tertutup, dada dan tanganku yang masih terikat erat ke belakang.
Malam itu Syafril memperkosaku lagi dengan cara yang lebih hangat dan menghadirkan kenikmatan bagi tubuhku yang terikat erat dan mata tertutup ini.
Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,
“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.
Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang ber-irama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok kocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,.. “hmm,.. rupanya ini gaya khas Syafril yach,...” aku mengambil kesimpulan.
“Mas Yuyie,... jangaann....,!!” berbarengan dengan itu tanpa sungkan-sungkan Syafril menyemburkannya cairan spermanya ke liang vaginaku.
“Maaasss.... aku takut!” ketika kami terbaring lemas. Syafril tidak menjawabku mungkin dia sudah tertidur, sementara mataku masih tertutup namun kakiku tidak diikat. Maksudku aku takut hamil. Aku dan Mas Dandy belum dikaruniakan anak meski kini hampir 15 tahun kami menikah. Dokter sudah memeriksa organ produksi kami namun kami tidak mengetahui siapa di antara kami yang mandul.
Ingin aku beranjak dari sisinya, namun kendati aku bisa berjalan tapi mataku tidak dapat melihat, aku takut menabrak tembok atau terjatuh. Kendati demikian, berhasil bangkit lalu aku mencobanya, dengan menggunakan kakiku meraba-raba sekelilingku. Lima enam langkah aku berjalan, rasanya sudah mendekati pintu,.. tiba tiba tubuhku terangkat dan aku merasa dibopong kembali ke tempat tidur, lalu kakiku kambali diikatnya menjadi satu. Pupuslah harapanku untuk bebas dari kamar tempat aku disekap. Aku terbaring terlentang dan berpikir untungnya aku di temukan Syafril sebelum aku keluar karena tindakan nekad tadi aku tidak memikirkan keadaan yang hanya bersepatu dan memakai bra, tanpa celana dalam sekalipun. Lelah setelah diperkosa akhirnya aku tertidur.
Minggu 10 Oktober
Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku
“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit."
Hari Minggu ini tidak ada lagi pengalaman baru, namun berlalu seperti pengulangan kemarin. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga sorenya ketika Syafril kembali aku diperkosanya.
Senin 11 Oktober
Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu. Aku bangun pagi itu dengan secercah harap akan kebebasanku. Aku dikejutkan oleh sapaan Syafril yang telah menyimpan nomor handphonenya kedalam handphoneku. Dan sore ini dia akan berangkat kembali ke Jakarta.
“Mas, kapan mau lepasin aku,....?” pertanyaanku terdengar pasrah. Kini mataku dan mulutku tidak tersumpal atau tertutup. Aku lihat Syafril sibuk mengambil photoku yang terkapar dan terikat. Tiba tiba dia mendekatiku dan mengecup kepalaku, sambil mengaku.
“Mila,... aku masih cinta sama kamu, walaupun kamu sudah menikah sama Dandy, aku masih berharap padamu, paling tidak aku menikmati hari-hari bersamamu...” tali di kakiku pun dilepasnya, aku menunggu saat dia melepaskan tali-tali yang membelengguku.
“Alhamdulillah...” gumamku ketika tanganku sudah bebas sambil kuusap-usap bilir-bilur di pergelangan tanganku.
“Mandi gih sayang.....” sambut Syafril sembari melemparkan handuk besar, yang langsung kupakai membungkus tubuhku yang tak berbusana. Segera aku melepaskan sepatu yang kupakai dan aku melangkan menuju kamar mandi, aku akan berendam air hangat mengembalikan seluruh fungsi yang ada ditubuhku. Siang itu hanya tanganku yang kembali diikat, lalu aku digarap oleh Syafril seperti biasa setelah berhari-hari aku diculik.
Sore jelang malam itu Syafril berangkat, setelah melepaskan tali yang mengikatku, aku kembali ke rumah menggunakan taxi dari hotel. Dibekali tas yang isinya belanjaan pemberiannya. Rupanya Syafril menyempatkan diri belanja, membelikanku baju-baju dan sepasang sepatu buatku selama aku disekapnya. Minahpun menyambutku, sepengetahuannya aku baru pulang dari Malang, padahal aku baru bebas dari sebuah "penculikan yang romantis". Aku kembali ke rumah dengan diselimuti rasa takut karena aku telah berhubungan sex dengan mantan kekasihku. Ku buka semua belanjaanku, ada sepatu dan blus-blus,... model kerah shanghai, sepatu tipe sepatu sexy istilah yang kuberikan pada tipe sepatu kesukaanku. Adalah sepatu yang kupakai ketika aku diikat dulu ketika SMP olehnya.
Tak sengaja aku mengecek handphoneku melihat sms-sms yang tak pernah kulihat sejak aku diculik mas Syafril,dia menjawan semua sms yang masuk untukku dengan baik dengan bahasaku karena dia sangat mengerti aku. Lalu kelihatannya ada sms lama yang masuk :
”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” ternyata dari Syafril.
Suatu pagi aku terima sms gelap yang menakutkan :
”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” dari nomor 081122xxxxx. Aku kaget setengah mati menerima sms seperti itu, lalu kuhubungi mas Andi Wisbagjono, temanku jangan-jangan dia mengirimkan karena hanya dia yang punya motif iseng mau menggoda dan menakuti aku dengan sms seperti ini.
Setelah berargumentasi lewat sms dengan dia yang berdomisili (kerja) di Indonesia Timur. Aku malah, meminta tolong padanya agar dia mau membelaku (seolah suamiku, yang kebetulan lagi dinas ke luar negeri) membantuku menggertak sang pengirim sms misterius itu kepadaku.Namun yang terjadi sangat mengecewakan, Andi bukannya menggertak ancam sambil melindungiku dia melapor padaku bunyi sms yang dia kirimkan kepadaku :
“Ini siapa ya? Aku suaminya Mila, hanya aku yang boleh ngiket n nyulik dia...” membaca kalimat itu aku marah padanya :
“Mas, apaan sich? Bocorin rahasiaku ke unknown people??? Dasar cowok error. Aku tidak setuju!! Itu bukan kata kata seorang suami, apaan tauk!?” Lanjutku penuh amarah sekaligus takut, karena orang yang bisa diharapkan memberi perlindungan lewat kata-katanya malah berlaku aneh dalam sms orang yang mengancam menculik aku.
Sesungguhnya yang kuharapkan mas Andi menjawab smsku senada seperti ini : “Saya, Irjen (Pol) Andi Wisbagjono, anda mengancam akan menculik istri saya !?” karena kalimat seperti itu sudah cukup untuk membuat si pengirim sms misterius itu ketakutan dan mungkin akan mengganti nomor hpnya supaya tidak terlacak lagi oleh polisi. Jawaban seperti itulah yang bernada melindungi, apa lagi Andi kuminta membalas sms misterius itu, seolah dia suamiku. Jadilah hubungan pertemanan kami terputus, karena aku sangat murka dengan caranya menjawab sms seperti itu. Akupun berusaha melupakan semua kejadian yang telah terjadi. Ketika aku keluar dari gedung perkantoranku di Jl. Basuki Rakhmat, siapa yang kulihat ? Syafril, temanku sejak SMA, mantan pacarku kebetulan baru keluar dari gedung perkantoran ini.
“Mas Syafril,...? Ngantor di sini tah?” sapaku berusaha menyembunyikan rasa senang.
“Mila,... kebetulan aku lagi di Surabaya, baru usai meeting dengan klienku di lantai 10. Tadi aku lihat kamu lagi duduk di meja reseptionis....?” sahutnya. Rupanya dia baru selesai meeting dengan kliennya yang kebetulan berada satu lantai dengan kantorku.
“Tinggal di mana? Kita makan malam dulu yuk,... mumpung aku di sini?” ajak Syafril
“Boleh, siapa takut...?” selorohku
Kamipun beranjak meninggalkan gedung itu dengan kendaraan yang disupiri sendiri oleh Syafril. Kami tiba di sebuah mall yang bersebelahan dengan sebuah hotel.
“Trus mas apa kabar ?” tanyaku.
Sejak dulu aku mengagumi kepintaran dan ketampanannya. Aku dulu pernah ‘dikerjai’ olehnya ketika mereka membawaku yang sedang mencari sahabatku Nia, lalu Syafril dan Zainudin seolah ikut membantu mencariku dan di tempat yang agak sepi, Zainuddin membekap mulutku serta langsung menyumpalkan dengan lakban dan seketika tangan dan kakiku terikat oleh mereka berdua dan membawaku ke gudang. Lalu aku ingat Nia, mencari-cariku dan bertemu mereka yang mengaku tidak melihatku. Itulah pengalaman pertamaku diikat atau lebih populer di sebut bondage.
“Baik-baik Mila, terus terang aku kaget melihatmu tadi ada di kantor sebelah..... Jadi aku putuskan menunggumu di lobby tadi” jawab Syafril. Setelah kami memesan makanan dan minuman aku pamit beranjak dari meja, ingin ke kamar kecil sekalian mencuci tangan. Dan aku kembali, santapanpun sudah siap.
“Jadi kamu besok mau pulang ke Malang...?” tanya Syafril.
“Iya, kebetulan aku minta cuti, tiga hari.... sekaligus mau menunggu Mas Dandu pulang nanti hari Senin siang” ujarku menceritakan kebiasaanku saat menyambut suamiku landing. Kami menyantapnya sambil menceritakan kabar masing-masing. Setelah makan, aku merasa kepalaku begitu pusing dan berat...
“Mas Syafril, antar aku pulang yach? Aku tinggal di Dharmahusada.... Kepalaku ini pusing Mas” keluhku
Dengan sigap Syafril, menuntunku berjalan, tiba di tempat parkir dan aku duduk lemas. Syafrilpun bergegas masuk ke balik kemudi dan menstarter mesinnya berjalan... aku memejamkan mata dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa.
Aku terbangun, pandanganku gelap, kurasa aku ada dalam sebuah kamar, tanganku terasa sakit seperti kesemutan. Aku berusaha menggerakkan tanganku,.. ugh! rupanya tanganku terikat erat kebelakang di sekitar pinggang di belakangku, demikian juga dengan kakiku masih bersepatu saat terikat erat.
“eemmmmppphhhhh......!” itu yang terdengar saat aku mencoba bersuara. Aku menyadari keadaanku yang tidak berdaya, tangan terikat ke belakang, kakiku pun terikat menyatu kurasakan tali melilit di atas dan di bawah lututku, serta di pergelangan kakiku. Ku rasakan diriku dalam keadaan terbaring, dan aku masih menggunakan sepatuku yang memakai hak tingginya 5 cm. Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,
“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.
Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya penculik tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,..
“Mila.... oh Milaa......!” suara itu menguak misteri yang sedari tadi membelengguku, sejenak benakku terkejut! itu suara Syafril yang pernah menjadi pacarku ketika di SMA. Kami terpisah setelah lulus SMA, Mas Syafril meneruskan ke sebuah perguruan tinggi di Jepang dan aku melanjutkan kuliahku di Bandung.. Kami sudah lama tidak contact-contact sampai pada pertemuan kita sore ini. Dari obrolannya Mas Yuyi, panggilan Syafril belum menikah sejak itu dan aku mendapat lamaran dari Mas Dandy dan aku dinikahinya. Aku sempat bercerita bahwa aku menikah dengan seorang penerbang, tadipun dikantor aku mendapat kabar Mas Dandy baru akan pulang hari Rabu atau Kamis depan karena menggantikan rekannya yang ijin tukar jadwal karena menunggui istrinya melahirkan anak pertamanya. Khayalku menerawang jauh sementara diperkosa.
Malam yang sangat melelahkan, aku mengalami orgasme hingga tiga kali. Kelihatannya Mas Yuyie selesai menggarapku, akupun dalam keadaan sangat lemas terikat tak berdaya, tidak dapat melihat dan akupun tertidur.
Kamis 7 Oktober
Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku
“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit lagi dan hanya berhenti jika batere Alkalinnya habis. Kamar ini akan ku pasangkan tanda DO NOT DISTURB, staff hotel tidak akan melanggarnya untuk membersihkan kamarku ini.” Ujarnya sambil menyelimuti aku hingga ke pundakku..
“eemmmmppphhhhh....... mmmmppphhhhhh.....!!” protesku.
Kutatap tubuhku. Aku dapati tubuhku terikat tanpa busana, hanya sepatu dan celana dalamku yang masih nempel. Diujung sana aku melihat tumpukan busanaku, tergeletak disana. Aku memang suka melakukan hubungan seksual dengan suamiku dalam keadaan terikat seperti ini, namun aku paling takut ditinggal sendirian dalam keadaan terikat seperti ini. Mataku tertuju pada jam digital di sisi kananku di bed side table yang menunjukkan pukul 8.30 pagi. Syafrilpun pergi meninggalkan kamarnya setelah memasang tanda DO NOT DISTURB di gagang pintu bagian luar. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang sedikit menutupi bagian di hidungku. Aku menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri. Bukannya aku tidak suka diikat, tapi posisi ini sungguh menyiksaku apalagi dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar. Tiba –tiba aku terlonjak dan menggelepar-gelepar. Posisi ikatanku membuat tubuhku tidak bisa banyak bergerak. terlalu sibuk merasakan dildo yang bergetar di lubang kenikmatanku.
Aku berusaha mengeluarkan dildo itu dari vagina, tapi hanya sia-sia saja. Aku cuma pasrah saja dan berharap batu baterai dildo bisa cepat habis dayanya. Aku menarik napas panjang, sedikit sulit karena hidungku yang sebagian tertutup lakban. Kelihatannya usahaku ini hanya sia-sia saja karena ikatan di tangan dan kakiku tidak mengendur sama sekali. Aku hanya bisa merubah posisiku yang tadi tengkurap menjadi tidur menyamping. Iseng-iseng aku berteriak, membayangkan adegan aku ditawan, ternyata hanya lenguhan saja yang keluar dari mulutku. Aku masih iseng-iseng mencoba melepaskan diri, harapanku paling tidak ikatan yang menyatukan tangan dan kakiku bisa lepas jadi rada lega. Sesekali aku menghadapkan tubuhku ke sisi kananku,... jam 12.30! sudah 3 (jam) aku ditinggal sendiri dalam keadaan tak berdaya dan mulut dilakban, memang tidak ada gangguan dari luar seperti petugas Housekeeping ataupun yang lainnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Yang terakhir aku ingat adalah setelah makan dan menghabiskan minuman tiba-tiba aku merasa pusing... apakah minumanku mengandung obat tidur? Iya,.. aku khan sempat pergi ke kamar kecil untuk cuci tangan sebelum makan...?? Kalau begini aku tidak jadi ke Malang, tadinya aku mau pulang dan memberikan kejutan atas kedatanganku kepada orang tuaku, tapi kini aku di sini terbaring terikat oleh cinta pertamaku yang baru kutemui setelah hampir lima belas tahun... Lelah mengkhayal dan mengenang, aku putuskan untuk tidur saja.
Aku membuka mataku. Waktu menunjukkan pukul 15.48 Ternyata karena terlalu lelahnya aku tertidur dalam posisi terikat erat. Vibrator di vaginaku sudah berhenti bergetar. Entah berapa lama aku tertidur dan berapa lama vibrator itu begetar di lubang kenikmatanku. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang menutupi hidungku. Aku meronta-ronta, menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri, sia-sia saja. Tiba tiba kudengar pintu terbuka, rupanya Syafril sudah kembali kekamar, aku pun meronta-ronta menunjukkan bahwa aku ingin dilepaskan dari tali-tali ini. Dengan lembut Syafril mendudukkan tubuhku yang terikat ini,... mataku kembali ditutupnya dengan kain...
“ugh....!” lakban di mulutku dilepaskan
“mas, lepasin dong,... saakiiit!” aku memohon. Di sambut dengan roti yang memenuhi mulutku.
Rupanya aku sedang disuapi makanan,... aku mengunyah secepat yang kubisa supaya aku bisa merayunya agar melepaskan aku lalu kembali mulutku dipenuhi oleh roti berikutnya, sementara mengunyah, kudengar bunyi “creettt....!” mulutku kembali di sumpal lakban.
“Mil,... kamu bilang kamu sudah mengambil cuti untuk ke Malang, nah habiskanlah cutimu bersamaku. Aku masih cinta sama kamu....!” betapa terkejutnya aku mendengar suara mas Syafril mengatakan itu. Hatiku berontak ingin bebas lalu kudengar katanya.
“Hitung, hitung nostalgia sejak pertama kali kamu menjadi tawananku dulu, masih ingat khan...”
Aku menganggukkan kepala, berusaha menjawab pertanyaannya. Masih segar dalam ingatanku, ketika Syafril dan Zainudin mengatakan,
“Mila, si Nia cari kamu tuh.....?”
“Di mana,...” aku balik bertanya
“Sini deh ikut kami,....” ajak Zainudin, segera kutinggalkan ruangan kelasku bergegas mencari Nia yang belum kutemui sepanjang pagi tadi. Nia adalah sahabat baikku, kami satu kelas namun ruang kelas kami terpisah. Aku mengikuti Zainudin masuk ke sport hall di sekolehku, sebuah bangunan besar dengan lapangan bulutangkis dan panggung di ujungnya. “mmmmppphhhh....” ada tangan kuat membekap mulutku tanganku berusaha menarik dan melepastan tangan yang membekapku, sia-sia tangan itu terlalu kuat membekap mulutku, lalu tanganku ditelikung kebelakang dan dengan cepat tanganku sudah terikat ke belakang,... tangan yang membekap mulutku di lepas,... ternyata ada lakban yang menempel dimulutku. Lalu mataku ditutup oleh sebuah sapu tangan. Tubuhkupun dilepaskan,... aku terduduk tak berdaya mata tertutup dengan tangan yang terikat kebelakang dan mulut yang ditempel lakban. Aku melangkah tak berdaya dituntun oleh kedua orang yang menggamit lenganku di sebelah kiri dan kananku. Ku rasakan aku menaiki tangga 4 step dan selanjutnya aku didudukkan di sebuah kursi. Kurasakan tali-tali yang meliliti tubuhku di dadaku yang sedang bertumbuh,.. di lututku dan di pergelangan kakiku, Aku mencoba meronta-ronta, namun tubuhku tak bisa bergerak,... ketakutan menguasai tubuhku dan kemudian aku menangis.
“Mila,... jangan nangis dong, ini aku....!!” kudengar suara Syafril dan kemudian tutup matakupun terlepas.
“eeemmmmppphhhhhh......!!” tangisku. Airmataku di usap oleh Syafril.
“Mila, aku mau bilang aku suka sama kamu,.... kamu cantik dan pintar lagi!” ternyata Syafril menyekapku untuk menyatakan cintanya ketika itu. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam diriku.
Rasa takut yang menyelimutiku pelan pelan hilang diganti rasa suka karena ternyata dia yang aku kagumi dan sukai, mengatakan suka padaku.
“Aku mau memintamu jadi pacarku....” lanjut Syafril ketika itu. Tubuhku tidak lagi meronta-ronta seolah pasrah diperlakukan seperti itu.
“mmmmppphhhh.......?” lenguhku terasa sangat jinak terdengar oleh mereka.
“Aku lakukan ini sebenarnya sebagai permainan” ujar Syafril sambil menunjukkan majalah yang menunjukkan gambar perempuan yang sedang diikat erat.
“Aku suka gambar ini, makanya aku suruh Zainudin menjemputmu. Dan aku ingin sekali melihatmu dalam keadaan terikat..” lanjut Syafril.
Aku sudah pasrah ketika Zainudin memotretku dalam keadaan duduk dan terikat. Beberapa photo dibuatnya, ada pula photo aku dengan Syafril yang berdiri di sisiku. Photo yang sempat lama aku simpan di dompet lamaku yang kini hilang kecopetan suatu hari. Itulah kisah pertamaku berkenalan dengan bondage suatu kelainan yang menyenangkan, setidaknya untukku...
“Mila,.... Mila,....!!!” panggilan Syafril membuyarkan lamunanku.
“Kamu mau mandi atau di mandiin...?” tanyanya. Aku menggeleng-geleng. Tanpa mempedulikan jawabanku Syafril melepas sepatuku dan menggunting celana dalamku, lalu menggendongku ke kamar mandi. Tubuhku yang terikat erat ini kemudian diletakkan di bathtub yang penuh dengan air hangat. Lalu aku merasakan tubuhku dipijat-pijat Syafril sambul ‘digerayangi oleh sabun’. Usai mandi, otot ototku terasa lemas,... tubuhku dikeringkan oleh Syafril dan dibopongnya aku ke tempat tidur kamarnya yang besar. Tubuhku ditelungkupkan dan kembali dipijat pijat. Syafril memang pintar memijat. Dalam kenikmatan pijatan itupun aku tertidur dalam keadaan terikat dengan tali yang sudah basah dengan air hangat ketika aku dimandikan.
Aku terbangun, sudah jam 20.30 malam jam digital di sisi tempat tidur menunjukkannya pada penglihatanku. Tubuhku yang tengkurap masih terikat erat. Kurasakan tali-tali melilit di bagian dadaku, bagian atas bawah lututku dan pergelangan kaki. Aku kembali merasakan sepatuku di kaki.
“kenapa sih aku harus pakai sepatu saat diikat,...? kaya mas Dandy aja” pikirku.
Aku berusaha memutarkan badanku supaya bisa terlentang. Ugh... susah payah aku melakukannya. Kini tubuhku terlentang,... tak kulihat mantan kekasihku di kamar itu, dan aku hanya bisa melanjutkan tidurku akibat rasa kantuk yang sangat menguasaiku. Sayup sayup di alam kesadaranku aku merasa sesuatu telah mengikatku di bagian kepala. Ketika aku berusaha bangun, pandanganku gelap. Kudengar ada suara televisi berbunyi dalam ruangan itu. Oh,... rupanya mataku kembali ditutup dengan kain. Aku hanya terbaring pasrah tak berdaya menanti apa yang akan terjadi.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang. Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya orang yang menculikku tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!” Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga disusupkan ke balik braku,..
“Mila.... oh Milaa......!” suara Syafril penuh nafsu. Tanpa terasa, malam berlalu dengan cepat di antara derita dan nikmat.
Jumat 8 Oktober
Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka. Hari terulang begitu saja.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak dua malam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Syafril sudah duduk disampingku dan memanjakanku. Tidak ada lagi pengalaman baru. Hari irtu berlalu seperti pengulangan hari-hari yang berlalu. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga malamnya kembali aku diperkosa oleh mantan kekasihku, Syafril. Derita yang membawa secuil kenikmatan.
Sabtu 9 Oktober
Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang setia menempel di mulutku.
”it’s another kidnapped day....” pikirku.
Tak kulihat Syafril di kamar ini, padahal jam menunjukkan pukul 7.15 pagi. Sepagi itukah Syafril sudah pergi bekerja? Aku ditinggalnya terkapar dan terikat tak berdaya di kamarnya ini, dalam keadaan seperti ini, tidur adalah pilihan terbaik kendatipun aku tidak mengerti mengapa aku semalas ini dan mudah tidur ?
“Mil.. Milaa,...” tidurku terusik dan aku terbangun rupanya Syafril membangunkanku.
“eemmmmppphhhh.....!” jawabanku
“Tenang aja, Mil hari Senin malam aku akan kembali ke Jakarta,.. dan kamu aku bebaskan hari itu!” tutur lembut Syafril sambil melepas pelan-pelan lakban yang membungkam mulutku.
“Mas,... kog Senin mas, sekarang aja. Tanganku pegal-pegal nich, saakiittt....” keluhku tanpa sengaja mataku berair.
“Tanpa sengaja aku membaca sms mas Dandy yang masuk tadi malam, katanya dia pulang Rabu dengan penerbangan malam... aku jawab saja. Ok mas, hati-hati yaa, gitu” aku Syafril padaku.
“Mas Yuyie, tapi khan aku harus kerja hari Senin mas,...!?” protesku dengan suara yang lemas. Lemas dan lelah karena terikat erat selama hampir 3 hari. Aku melirik jam menunjukkan pukul 17.56, ternyata hari sudah sore.
“Aku sudah sms ke bossmu dan Vita asistenmu,... kamu sudah ijin sakit, Mila...” jelas Syafril. Rasa putus asa menyelubungi sekujur tubuhku. Bayanganku hari ini Syafril akan membebaskanku dan aku akan pulang dengan menyimpan trauma (kenangan) baru sebagai ‘korban penculikan’ ternyata aku masih dalam keadaan terikat di sini.
“Sudah ya,... aku mau mandi dan ganti baju,... kamu tidak boleh melihat...” gurau Syafril sambil menutup mataku dengan saputangan merah,...akupun pasrah memejamkan mataku dan terikatlah mataku. Namun, mulutku dibiarkannya tidak tersumpal lagi oleh lakban. Beberapa saat aku terdiam, ketika aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat.
“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” keluhku tak ada suara menjawabku, hanya suara air yang mengalir, rupanya Syafril masih di dalam kamar mandi. Tubuhku lemas, aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat ke belakang. Pergelangan kakiku terasa kaku dan sakit akibat tali-tali yang lama mencengkeram di kulitku. Aku dibiarkan terkulai lemas di atas tempat tidur, tanganku yang terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa kaku dan mati rasa.
“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” sekali lagi aku mencoba berharap kebebasanku ketika kudengar suara pintu. Namun bukan kebebasan yang kurasakan, tapi kelihatannya aku diminumkan sesuatu oleh Syafril, sehingga rasa pening membuatku tidak sadarkan diri.
Ketika aku sadar, kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku
“Ugh..... aarrrgghhh...... maaasss.... mas yuyie......jangaaannnn maaasss...... aaarrrggghhhh...... eemmmhhh” seruku dalam derita.
Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
”wow enak sekali........!” batinku, rupanya mas Yuyie telah meminumkan obat perangsang sehingga aku tidak lagi merasakan kesakitan tetapi rangsangan yang luar biasa menghadirkan kenikmatan
Kurasakan ada jari tangan di masukan ke lubang vaginaku mencari G-Spot.Klitorisku terus dikulum dan di sedot sedot sementara dua jari tangannya digerakkan keluar masuk liang vaginaku.
“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....” keluar suara dari mulutku tanpa sadar entah itu nada nikmat atau nada derita. Aku semakin menggelinjang hebat, kedua tanganku meronta-ronta keras dan merasakan betapa tidak berdayanya aku.
Tangannya juga sesekali meremas payudaraku dan memilin milin puting susuku bergantian kanan dan kiri.
“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....!!” teriakku penuh kenikmatan.
Akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya Syafril tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lalu pelan-pelan kurasakan penis masuk ke dalam vaginaku yang sudah membasah
“Aarrrgghhh...... mas yuyieee......aaarrrggghhhh......eemmmhhh” Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot. Kurasakan kakiku yang dibiarkan bersepatu tidak terikat lagi, hanya mataku yang tertutup, dada dan tanganku yang masih terikat erat ke belakang.
Malam itu Syafril memperkosaku lagi dengan cara yang lebih hangat dan menghadirkan kenikmatan bagi tubuhku yang terikat erat dan mata tertutup ini.
Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.
“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.
“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,
“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”
Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.
Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.
“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.
“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”
Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang ber-irama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok kocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,.. “hmm,.. rupanya ini gaya khas Syafril yach,...” aku mengambil kesimpulan.
“Mas Yuyie,... jangaann....,!!” berbarengan dengan itu tanpa sungkan-sungkan Syafril menyemburkannya cairan spermanya ke liang vaginaku.
“Maaasss.... aku takut!” ketika kami terbaring lemas. Syafril tidak menjawabku mungkin dia sudah tertidur, sementara mataku masih tertutup namun kakiku tidak diikat. Maksudku aku takut hamil. Aku dan Mas Dandy belum dikaruniakan anak meski kini hampir 15 tahun kami menikah. Dokter sudah memeriksa organ produksi kami namun kami tidak mengetahui siapa di antara kami yang mandul.
Ingin aku beranjak dari sisinya, namun kendati aku bisa berjalan tapi mataku tidak dapat melihat, aku takut menabrak tembok atau terjatuh. Kendati demikian, berhasil bangkit lalu aku mencobanya, dengan menggunakan kakiku meraba-raba sekelilingku. Lima enam langkah aku berjalan, rasanya sudah mendekati pintu,.. tiba tiba tubuhku terangkat dan aku merasa dibopong kembali ke tempat tidur, lalu kakiku kambali diikatnya menjadi satu. Pupuslah harapanku untuk bebas dari kamar tempat aku disekap. Aku terbaring terlentang dan berpikir untungnya aku di temukan Syafril sebelum aku keluar karena tindakan nekad tadi aku tidak memikirkan keadaan yang hanya bersepatu dan memakai bra, tanpa celana dalam sekalipun. Lelah setelah diperkosa akhirnya aku tertidur.
Minggu 10 Oktober
Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku
“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit."
Hari Minggu ini tidak ada lagi pengalaman baru, namun berlalu seperti pengulangan kemarin. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga sorenya ketika Syafril kembali aku diperkosanya.
Senin 11 Oktober
Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu. Aku bangun pagi itu dengan secercah harap akan kebebasanku. Aku dikejutkan oleh sapaan Syafril yang telah menyimpan nomor handphonenya kedalam handphoneku. Dan sore ini dia akan berangkat kembali ke Jakarta.
“Mas, kapan mau lepasin aku,....?” pertanyaanku terdengar pasrah. Kini mataku dan mulutku tidak tersumpal atau tertutup. Aku lihat Syafril sibuk mengambil photoku yang terkapar dan terikat. Tiba tiba dia mendekatiku dan mengecup kepalaku, sambil mengaku.
“Mila,... aku masih cinta sama kamu, walaupun kamu sudah menikah sama Dandy, aku masih berharap padamu, paling tidak aku menikmati hari-hari bersamamu...” tali di kakiku pun dilepasnya, aku menunggu saat dia melepaskan tali-tali yang membelengguku.
“Alhamdulillah...” gumamku ketika tanganku sudah bebas sambil kuusap-usap bilir-bilur di pergelangan tanganku.
“Mandi gih sayang.....” sambut Syafril sembari melemparkan handuk besar, yang langsung kupakai membungkus tubuhku yang tak berbusana. Segera aku melepaskan sepatu yang kupakai dan aku melangkan menuju kamar mandi, aku akan berendam air hangat mengembalikan seluruh fungsi yang ada ditubuhku. Siang itu hanya tanganku yang kembali diikat, lalu aku digarap oleh Syafril seperti biasa setelah berhari-hari aku diculik.
Sore jelang malam itu Syafril berangkat, setelah melepaskan tali yang mengikatku, aku kembali ke rumah menggunakan taxi dari hotel. Dibekali tas yang isinya belanjaan pemberiannya. Rupanya Syafril menyempatkan diri belanja, membelikanku baju-baju dan sepasang sepatu buatku selama aku disekapnya. Minahpun menyambutku, sepengetahuannya aku baru pulang dari Malang, padahal aku baru bebas dari sebuah "penculikan yang romantis". Aku kembali ke rumah dengan diselimuti rasa takut karena aku telah berhubungan sex dengan mantan kekasihku. Ku buka semua belanjaanku, ada sepatu dan blus-blus,... model kerah shanghai, sepatu tipe sepatu sexy istilah yang kuberikan pada tipe sepatu kesukaanku. Adalah sepatu yang kupakai ketika aku diikat dulu ketika SMP olehnya.
Tak sengaja aku mengecek handphoneku melihat sms-sms yang tak pernah kulihat sejak aku diculik mas Syafril,dia menjawan semua sms yang masuk untukku dengan baik dengan bahasaku karena dia sangat mengerti aku. Lalu kelihatannya ada sms lama yang masuk :
”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” ternyata dari Syafril.
==oo0oo==
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori bdsm /
bondage /
Kisah Nyata /
maledom /
pemerkosaan
dengan judul "SMS Misterius - Kisah Nyata". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://prediksi-jitu-togel-sgp-hk.blogspot.com/2013/03/sms-misterius-kisah-nyata.html.
0 komentar "SMS Misterius - Kisah Nyata", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar