Mila, kini berusia 27 tahun dan dinikahi oleh Dandy 36 tahun pria mapan yang adalah Co Pilot dari sebuah maskapai penerbangan Asia terkemuka. Pasangan ini belum dikaruniai anak meski pernikahan mereka sudah memasuki tahun ke 5. Mereka berdua tinggal di kawasan Dharmahusada yang asri itu, mempunyai seorang pembantu rumah tangga mbok Minah namanya dan baru saja menerima tukang kebun merangkap penjaga rumah yaitu mang Dodi. Kerjanya sangat cekatan, mampu memperbaiki kerusakan kecil dan termasuk terampil menggunakan tali, itulah kesan yang didapat Mila dan Dandy tanpa curiga sedikitpun dengan keterampilannya.
Keduanya tinggal tidak jauh dari rumah mereka, hanya mang Dodi kadang mendapat giliran jaga malam di rumah mereka khususnya ketika Dandy terbang. Pasangan Mila dan Dandy adalah pasangan mesra, keduanya saling mencintai, mereka mempunyai hubungan yang sangat spesial, kendatipun Dandy yang seorang pilot rawan dengan gosip punya hubungan dengan pramugarinya dalam sebuah penerbangan. Mila yakin sepenuhnya mas Dandy tidak akan tertarik dengan pramugarinya, karena hubungan spesial yang sangat rahasia diantara mereka yang di sebut soft bondage. Hubungan yang membuat suami tak kan lari ke perempuan lain, yaitu sikap Mila yang sangat mengabdi kepada suaminya yang mempunyai kelainan seks, yang perlu mengikat erat pasangannya baru bisa berhubungan suami istri.
Sebagai istri, Mila berusaha menjadi istri yang sempurna bagi mas Dandy, sehingga Mila berhasil peroleh kesepakatan dengan bossnya untuk memperoleh 2 hari off (kecuali Sabtu Minggu yang memang libur) ketika sang suami baru sehari sebelumnya mendarat di Surabaya. Dan ketika tiba di rumah Mas Dandypun tinggal menyebut Mila, seragam,... yang mana Mila akan bergegas berganti dengan pakaiannya yang sangat disukai sang suami blus berkerah Shanghai dengan kancing-kancing berbaris lurus dari leher sampai ke daerah pusar.
Seperti biasanya sore itu Mila baru pulang kerja dan baru saja duduk sendiri di ruang keluarga menikmati teh hangat buatan mbok Minah pembantunya yang setia. Mila masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah shanghai dengan kancing di depan berbaris rapih dari leher ke pusar ditutup oleh blazer layaknya sekretaris yang memang seragam kantornya dan seragam kesukaan mas Dandy. Sepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang jenjang itu.
Mila kelihatan cantik ditengah raut kelelahannya bekerja seharian sebagai seorang sekretaris eksekutif dari perusahaan Jepang yang membuka perwakilan di Surabaya. Makanya mas Dandy tidak pernah menyetujui keinginan Mila untuk resign dan berkegiatan dirumah saja atau usaha kecil-kecilan seperti Yunia sahabatnya yang membuka convenience Mart dan sebuah rumah makan kecil. Yunia yang menikah dengan Anto mempunyai orientasi serupa dengan Dandy dan Mila, hanya mereka memakai borgol dan rantai sebagai peralatan mesra mereka. Mila baru selesai berbicara lewat telpon dengan sahabatnya Yunia Utari ketika ada suara terdengar memanggilnya :
“Juragan.......” sapa seseorang dari belakangnya
“Eh Mang Dodi,...” sahut Mila ramah
“Eeee....saya ada perlu sedikit juragan.....” lanjut mang Dodi
“Ada apa ya Mang Dodi? Mila pikir tukang kebunnya mau pinjam uang
“Hmmm....gini juragan, saya pernah tanpa sengaja lihat juragan di kamar seperti sedang ngiket sendiri...” ada keraguan dalam kata-kata mang Dodi dan kalimat selanjutnya membuat Mila terperangah aksi self bondagenya akibat kerinduan yang tak tertahankan kepada mas Dandy rupanya diam-diam diperhatikan oleh mang Dodi.
“Eeemmm...maksud saya daripada juragan repot ngiket sendiri, biar saya bantu......” kali ini nada keyakinan dirasakan dalam kalimat mang Dodi.Mila terdiam berusaha menahan malunya dan sibuk mencari alasan yang masuk akal akibat penemuan tukang kebunnya, tanpa disadari olehnya mang Dodi bergerak cepat, dan dalam waktu singkat Mila mendapatkan kaki dan tangannya sudah diikat kebelakang.
"Mang Dodi ? Apa yang kamu la... eemmmpphhhh...!!" Mila tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya mulutnya telah disumpal lap yang dibawa mang Dodi lalu dilakban.dengan erat. Mila terduduk di ruangan itu dengan tangan terikat kebelakang dan kaki yang masih bersepatu terikat menyatu dan mulutnya disumpal lakban.
“Uuhh.....mang Dodi rasanya udah gemeteran gak karuan waktu ngiket juragan Mila ...antara takut baru kali ini bisa nekat melaksanakan niatnya yg lama terpendam” gumam mang Dodi
Sementara Mila masih terpana dan tidak menyangka akan keadaannya yang terikat tanpa mas Dandy yang jauh di sana. Disisi lain perasaan takut muncul kalo nanti juragan marah besar dan dirinya dipecat, ditambah itu takut ketahuan mbok Minah menghantui mang Dodi akibat kenekadannya
“Eeee...duuuh selanjutnya apa yang harus aku lakukan...??” Mang Dodi berjalan mondar mandir di depan Mila yang sudah terikat dan tersumpal mulutnya
“...hmmmhh” setelah beberapa saat akhirnya mang Dodi bisa agak menenangkan diri dan mulai memandangi juragan Mila yg masih cantik tapi terikat tidak berdaya.
“...uuuuh...juragan Mila koq jadi tambah cantik kalo terikat begini yaa...” kata mang Dodi yang sudah kepalang basah, ia mengalahkan keraguannya dan memberanikan diri menggendong Mila yang tidak berdaya, membawanya ke kamar dan meletakkan tubuh terikat itu di tempat tidur, lalu mang Dodi keluar dari kamar juragan Mila, tanpa sengaja dia berpapasan dengan mbok Minah yang hendak bersiap siap pulang,
"Kamu nggak pulang Mang?" tanya Minah
“Mbok Minah kalau mau pulang duluan silahkan aja, Sebentar lagi saya juga pulang......” jawabnya.
Setelah mbok Minah pergi, mang Dodi kembali kedalam, diam-diam dari pintu diintipnya tubuh juragan Mila tak berdaya itu meronta-ronta dan ini membuat Dodi semakin bersemangat. Namun ditutupnya rapat rapat kamar majikannya dan dikunci dari luar, kemudian Dodi pulang ke rumahnya yang hanya 100m dari rumah majikannya dan menenangkan diri..
“eemmmpphhhh.......eemmmpphhhh.......!!”
Sementara Mila yang mulai menyadari bahwa dirinya terikat erat dan digendong ke kamarnya panik dan sibuk meronta-ronta. Satu jam, dua jam berlalu masih tak ada perubahan apa-apa tubuhnya masih terikat erat. Mang Dodi yang tidak tenang di rumahnya kembali menemui tawanannya....Dibuka kunci pintu kamar juragannya pelan-pelan dan kepalanya dijulurkan dulu untuk melihat keadaan juragan Mila....“Ah juragan cantik masih terikat dan sumpel mulutnya juga belum lepas, aman deh...” pikirnya, lalu masih dengan berjingkat jingkat mang Dodi masuk kamar dan mengunci pintu kamar.
“eeee selamat malam juragan Mila yang cantiiik.” sapanya
“eemmmpphhhh.......!! protes Mila
“Ada apa juragaan? Kalau ngomong yang jelas dong biar mang Dodi tau.... ehm...kasiaaan deh juragan ini ... o iya apa juragan haus? Nanti saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal mulutnya mang Dodi buka jangan coba coba teriak.” ancamnya
“Rupanya juragan selama saya tinggal tadi meronta ronta mau lepasin ikatan ya?”
“eemmmpphhhh.......!! sahut Mila
"Hmhmmmm...sampe rok juragan tersingkap begini...duuuh mulusnya paha juragan” ujar mang Dodi sambil meraba paha Mila
“Juragan minta dilepasin ya?” godanya
“Tenang juragan. nanti mang Dodi akan lepasin semua...maksud mang Dodi lepasin bajunya juragan.."
”eemmmpphhhh.......!!" protes Mila
“Tuh kancing blazer juragan sampe terbuka ...juragan sih pake meronta ronta segala, percuma..mang Dodi sudah ikat tangan dan kaki juragan dengan kuat!” kata mang Dodi meyakinkan
Melihat Mila terus meronta dan bergumam “mmmpphhh...mmpphh...........” makin membuat mang Dodi gak sabar, blazer Mila dibuka tapi tidak bisa lepas karena menyangkut di ikatan tangan...
“Hmmmmh......” mang Dodi mulai meraba dada juragan yg masih tertutup baju shanghai
“eemmmpphhhhh.....!” protes Mila berikut roknya di buka dan diturunin lepas
“hmmmmh” darah mang Dodi makin memuncak makin penasaran. Namun dengan sabar baju shanghai yang dipakai Mila, kancing demi kancing dilepasnya dengan telaten oleh mang Dodi yang semakin tidak tahaannn......
“eemmmpphhhhh..... eemmmpphhhhh.....!” Mila semakin meronta ronta dengan hebatnya, akhirnya semua baju yg menutup tubuh Mila sudah dibuka semua walau masih menempel di tubuh Mila oleh mang Dodi
“Udah dong juragaaan...pasrah aja kenapa siich? nanti mang Dodi tambahin ikatan lagi lho,biar juragan Mila bisa diem” mang Dodi mencari-cari tali sudah tidak ditemukan akhirnya sebuah saputangan dibekapkan ke hidung Mila dan Mila pun tak sadarkan diri
****
“eemmmpphhhhh.....” Mila terbangun dari pingsannya, mendapati tubuhnya masih terikat dengan bajunya terurai diantara tali-tali, kakinya tidak terikat jadi satu tetapi terikat diujung tempat tidur dan tetap bersepatu, Mila merasakan nyeri yang hebat di selangkangan khususnya di miss Vnya. Oh Mila telah diperkosa oleh mang Dodi tukang kebunnya, Kemudian mata Mila mencari-cari, tak dilihatnya mang Dodi dikamarnya...Puas memperkosa juragannya. Mang Dodi kembali ke pos jaganya, membiarkan Mila melewati malamnya terikat dan terbaring di tempat tidur waktu menunjukkan pukul 23.05 Mila meronta-ronta hingga lelah dan akhirnya tertidur dalam keadaan terikat dan mengenaskan.
*****
Pagi-pagi sekali mang Dodi pulang untuk mandi dan kembali berangkat secepatnya ke rumah Mila juragannya, mang Dodi ingin membuka gerbang rumah majikannya agar mbok Minah bisa masuk dan kembali bekerja.
Hari ini hari Jumat, mang Dodi harus buru-buru melepaskan ikatan yang mengikat juragannya Mila agar bisa bersiap-siap untuk berangkat kerja ke kantor. Udara masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah langsung menuju kamar di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih dahulu, dilihatnya Mila sudah bangun dan tengah meronta ronta kecil,... mang Dodi masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya yang cantik, dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila yang terikat.
“Juragan, tidak apa-apa khan,...” mulut Mila yang disumpal dilepaskan
Sontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila menangisi nasibnya yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya sendiri. Secara reflek guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk dan mendekap juragan Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar lagi.
“Maaf ya juragan,... saya hanya bermaksud menyenangkan hati juragan Mila....” bela mang Dodi lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul tali yang mengikat di kaki Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat tidur tangan Mila masih terikat.
“Kog kamu nekad sich mang,....” kata-kata pertama Mila setelah lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.
“ah... ehh.....anuu...” mang Dodi tidak bisa merangkai kata-kata akibat kenekadannya sambil mulai melepaskan simpul tali di pergelangan tangan Mila.
“Sudah tinggalkan saya sendiri, saya mau mandi nanti terlambat ke kantor” ucap Mila sambil mengusap bilur-bilur di pergelangan tangannya usai dilepas oleh mang Dodi. Mang Dodi keluar dengan pasrah akibat kenekadannya, dan dia seolah siap dipecat oleh Mas Dandy jika pulang, atau bahkan bila dilaporkan ke polisi.
Sementara Mila sedang menikmati kucuran air hangat di shower di kamar mandi dalam kamarnya. Mila merasakan sesuatu sensasi didalam kerinduannya akan mas Dandy yang sudah 10 hari terbang seakan terobati, ia rasakan dari seorang mang Dodi tukang kebunnya. Meski nyeri di miss Vnya akibat diperkosa dan diikat semalaman, tak sedikitpun terpikir olehnya untuk memecat atau melaporkan ke polisi, bahkan Mila tidak tega menceritakan apa yang dialaminya kemarin kepada mas Dandy suaminya. Sementara mang Dodi berusaha melupakan kenekadan yang dilakukan pada juragannya semalam, dan kembali mengerjakan kebun dan keamanan di rumah juragan Mila.
****
Sudah tengah hari, Mila masih sibuk di kantornya, namun sulit untuk konsentrasi, dalam benaknya masih terbayang saat mang Dodi dengan cepat menarik tangannya kebelakang dan mengikatnya erat, oh Mila merasa seperti mas Dandy ada disisinya dan kerap melakukan kejutan seperti itu yang tiba-tiba menarik tangannya dan mengikatnya. Rasa rindu akan suaminya kian memuncak membayangkan adegan di ranjang ketika mang Dodi memaksa membuka pakaiannya dalam keadaan terikat dan selanjutnya Mila tak sadarkan diri.
Masih 5 hari lagi mas Dandy mendarat di bandara Ir H Djuanda Surabaya, rasa hampa itu terhibur sedikit akibat kenekadan mang Dodi seperti di padang gurun mendapat guyuran air, demikian yang di rasakan Mila malam itu. Pikiran nakal melintasi benak Mila yang mengharapkan kejutan seperti itu datang lagi dari mang Dodi. Pernah suatu hari Mila tertidur dan tidak menyambut suaminya pulang, namun tengah malam Mila terbangun dan mendapatkan tangannya terikat kebelakang dan kakinya bersepatu diikat jadi satu. Lalu dihadapannya terlihat mas Dandy yang terpulas. Mila merasa salah tidak bertahan bangun menyambut suaminya namun rupanya mas Dandy sudah menyiapkan sambutan sendiri untuknya. Mila sangat ingin meminta suaminya berhenti menjadi pilot, Mila ingin suaminya kerja biasa dan setiap hari bisa bersamanya di rumah.
Tanpa terasa hari sudah senja, Milapun bergegas pulang. Setibanya Mila dirumah usai membayar taxinya Mila disambut mang Dodi yang kebetulan berjada di pos masuk.
“Selamat sore juragan,......” sapa mang Dodi
“Sore mang,.... masuk dulu aku mau bicara” sapa Mila tersenyum.
“Baik juragan...” mang Dody diterpa rasa takut.
Mila masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah shanghai dengan kancing di depan berbaris rapih dari leher ke pusar ditutup oleh blazer layaknya sekretaris yang memang seragam kantornya bersepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang jenjang itu ketika masuk dan duduk di ruang keluarga, Mila duduk tepat di sudut ketika kemarin dia di sapa mang Dodi.
“Ya juragan.....” mang Dodi mendekat“Kenekadanmu itu mang,.....” mulai Mila mengejutkanku..... jantung mang Dodi.
“maukah kamu mengulanginya lagi?” pelan sekali kata-kata Mila seakan tidak terdengar
“maksud Juragan...?” mang Dodi memiliki telinga yang cukup awas dengan setiap kata makanya dia dijadikan penjaga malam oleh mas Dandy selama dia terbang.
“me...ngu.....la...ngi....” Mila terbata-bata.
“mang siap menyenangkan hati juragan...” sahut mang Dody begitu bersemangat.
Milapun menyembunyikan wajah kemerah-merahan dan beranjak menuju ke kamarnya. Sementara mang Dodi menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk memuaskan juragannya. Mbok Minahpun pamit pulang ke pada juragan Mila di kamarnya, Mila masih berpakaian seperti pulang kerja, hanya blazernya yang sudah dilepas sedang merias diri ketika mang Dodi masuk, lalu membekapkan saputangan ke mulutnya, sampai juragannya tidak sadarkan diri. Kemudian digendongnya tubuh lunglai itu ke sebuah kursi dan serta merta tali sudah meliliti tubuh Mila yang sudah terikat terduduk di sebuah kursi tangannya terikat erat kebelakang, kakinya terikat ke tiap kaki kursi dan mulutnya disumpal dengan saputangan. Di tunggunya juragan Mila duduk terikat hingga siuman, sambil mang Dodi menyapu dan membersihkan kamar juragannya.
”eemmmpphhhh..............” Mila rupanya siuman, dan mendapati dirinya sudah terikat di kursi lengkap dari kaki ke tangan dan tali yang melilit dilengannya membatasi payudaranya di atas dan bawah.
“eh juragan.... sudah bangun, kita bermain yuk, “ ajak mang Dodi begitu bergairah sementara Mila meronta-ronta seolah menolak apa yang akan terjadi dengan dirinya.Dengan sigap mang Dodi menggendong Mila yang terikat ke tempat tidur di mana Mila dibaringkan kemarin. Mang Dodi agaknya tahu kebiasaan pasangan juragannya dan membiarkan juragan Mila tetap berpakaian lengkap ketika dalam keadaan terikat.
Dan terbaringlah Mila di tempat tidurnya, mang Dodi bereksperimen dengan menelungkupkan badan juragannya kemudian melepaskan kakinya dan diikat lagi menyilang X di kakinya sehingga selangkangannya tidak rapat. Mang Dodi menemukan tas merah yang besar, dia menemukan koleksi majikannya juragan Dandy, dilihatnya beberapa gulung tali pramuka, lalu di ikatkannya tali itu menghubungkan tangan dan kaki Mila, yang dikenal dengan ikatan hogtied.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......”
Mila bereaksi begitu tangannya yang terikat menyentuh sepatunya, badannya yang lentur itu membusung tegak dan kepalanyapun ikut terangkat. Mila yang sejak kecil adalah penari ballet, dan belakangan ini menekuni olahraga Yoga sehingga tubuhnya sangat lentur dan bisa menyesuaikan diri dalam segala keadaan.
Mang Dodi cukup kagum melihat kelenturan tubuh juragan Mila, melihat ada kamera digital di tas itu, dan diabadikannya keadaan juragan Mila.
“eemmmpphhhh......” kembali Mila memprotes apa yang dilakukan mang Dodi.
“Ada apa juragan,... o iya apa juragan haus? Nanti saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal mulutnya mang Dodi buka jangan coba coba teriak.” Ancamnya
“eemmmpphhhh......” jawab Mila, mang Dodi meninggalkan kamar juragan Mila dan membuatkan juragannya sirup rasa orange, dan ditaburkannya obat tidur, kemudian dilarutkan dengan baik lalu dibawanya dengan baki ke tempat juragannya terikat. Crett...!! Lakban yang menyumpal mulut Mila dilepaskan
“Ooeekkk!!” sekaligus saputangan dalam mulut Mila di muntahkan.
“Boleh tahu mang, aku mau diapain sekarang.....” tanya Mila,
“Hmm.... mang Dodi masih melihat barang barang koleksi juragan Dandy dulu” ujar mang Dodi,
“minum dulu.... juragan...” agak sudah bagi Mila yang telungkup dan terikat hogtied untuk minum namun mang Dodi memposisikan gelas di tangannya sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau, tak lupa mang Dodi menyertakan sedotan untuk memudahkan juragan Mila.
“sslluuurrrpphh..........” Mila menyedot minuman buatan mang Dodi tanpa rasa curiga, harus diakuinya sejak tiba di rumah Mila belum sempat minum untuk menyegarkan dahaganya.
“Urrghhh........” kepala Mila serasa pening dan Mila tak sadarkan diri, mang Dodi menyaksikan di belakang Mila dengan tersenyum.
****
Mila terbangun ketika dirasakannya ada benda bergetar memasuki miss Vnya, kenikmatan dan ketidak berdayaan yang dia rasakan, kendati tak ada lagi ketakutan karena Mila sesungguhnya menginginkan itu dialaminya akibat kerinduan yang mendalam pada mas Dandy. Milapun mengalami orgasme pertamanya sejak di tinggal mas Dandy.
“aaaarrrghhhhh....... aaaaccchhhh...........” gumam Mila yang tidak di sumpal oleh mang Dodi. Malam semakin larut, Milapun sudah empat jam terikat hogtied dengan dildo dalam miss V yang sudah berhenti bergetar.
“Juragan, mang keliling dulu yach.....” panit mang Dodi kepada juragan Mila. Waktu menunjukkan pukul 21.50 ketika mang Dodi meninggalkan sejenak juragannya yang sedang terikat, guna mengecek keadaan sekitar rumah berbekal senter dengan daya sorot yang tajam.Sesekali Mila meronta-ronta merasakan ketat dan eratnya ikatan mang Dodi.
Memang Mila tahu bahwa hampir mustahil dirinya dapat melepaskan diri namun dari sisa jiwa tomboynya ketika kecil Mila selalu mempunyai rasa penasaran bahwa dia dapat melepaskan ikatannya. Mila bukan tipe pasrah ketika diikat tetapi selalu berusaha dan itu sangat menguras energinya.
“urgh.......” gumam Mila merasakan ikatan mang Dodi
“ketat juga dia mengikat.... melebihi mas Dandy” ucap Mila.
“Ooh... Mas Dandy, maafkan aku, aku sudah tidak tahan lagi menantimu....” kata Mila sambil menatap photonya berdua mas Dandy yang berseragam lengkap yang dibuat beberapa hari sebelum mas Dandy berangkat.
Photo itu terpajang rapih di tembok di atas meja riasnya, Mila memakai kebaya modern berikut kain dengan rambut terurai di photo itu. Mila ingat mas Dandy begitu memujanya ketika berdandan seperti itu. Dan malamnya mas Dandy memintanya memakai kebaya itu namun dipadu dengan rok mini dan sepatu sexy kesukaan mereka berdua, lalu mas Dandy mengikat Mila istrinya dengan mesra malam sebelum ia berangkat atau tepatnya 10 hari lalu. Kini Mila sendiri di kamarnya terikat hogtied dan tangannya dapat meraba sepatunya dalam keadaan telungkup terikat.
Hmmm lama sekali si mang Dodi kelilingnya, sebenarnya Mila menginginkan posisi yang lebih ramah daripada terikat seperti ini, namun mang Dodi yang ditunggu sudah lebih dari sejam belum juga menemuinya. Mila sudah sangat mengantuk ketika mang Dodi kembali sehingga tidak bisa menyampaikan apa-apa ketika mang Dodi mulai menyalakan dildo di selangkangannya dan memasangkan ballgag koleksi juragan Dandy ke mulut Mila.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” Mila tersentak dengan kenikmatan yang dia rasakan dari dildo yang sedari tadi menempel di miss Vnya.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” desah Mila merasakan antara derita dan nikmat disaksikan mang Dodi yang sibuk bermasturbasi malam itu. Sungguh Mila tidak dapat tidur nyenyak akibat kenikmatan yang ia rasakan. Setelah Mila kelelahan habis orgasme, dan tertidur dalam keadaan terikat hogtied. Mang Dodipun meninggalkan juragannya yang cantik sambil mengunci kamarnya dari luar kemudian kembali ke pos jaganya tepat jam 01.00 dini hari berjaga sambil terkantuk kantuk.
****
Pagi datang, mang Dodi masih terkantuk kantuk kala membuka gerbang menyambut mbok Minah masuk. Lalu mang Dodi beranjak pulang karena ia tahu hari ini Sabtu, di mana juragan Mila yang menjadi tawanannya libur kerja. Maka mang Dodi tidak perlu terburu-buru, dengan santainya ia pulang kerumahnya, beristirahat dan menyegarkan diri. Sementara itu Mila masih terlelap meski dalam posisi telungkup dan terikat ala hogtied. Mbok Minahpun urung membangunkan majikannya karena kamarnya terkunci. Mila perlahan mulai bangun, matanya tertumpu pada jam digital di kamarnya yang menunjukkan pukul 09.38. Mulut Mila mengering akibat ballgag yang dipakainya sementara air liurnya sudah membasahi bagian kasurnya di mana Mila telungkup.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......”
“di mana nich mang Dodi, kog aku masih begini belum juga dia lepasin.... mentang-mentang aku libur, dia rupanya benar-benar kebiasaan kami ketika memasuki weekend.... “ batin Mila sembari meronta-ronta. Sementara mbok Minahpun tidak curiga, karena juragannya belum juga muncul karena mengetahui hari libur juragannya pasti beristirahat dan enggan di ganggu. Mang Dodi masuk dapur menemui mbok Minah katanya “Mbok, tadi malam juragan Mila pergi dengan teman-temannya ke Trawas dan menitipkan pesan agar mbok bisa pulang setengah hari, ndak usah masak katanya....” terbersit ide dalam benak mang Dodi bahwa hari ini ia akan menawan juragan Mila sepanjang hari di dalam kamarnya dalam ikatan-ikatannya.
“Oh gitu yach mang,... kalau gitu setelah mencuci dan menjemur, aku pulang yach, ta’ titipkan jemuran kepadamu yach mang.....” sahut mbok Minah.
“Ok biar aku yang angkat kalau sudah kering” tegas mang Dodi sambil berlalu meninggalkan dapur, hendak melihat keadaan tawanannya eh juragannya di kamarnya. Perlahan-lahan pintu di buka, masuklah mang Dodi mendapati juragan cantiknya masih telungkup dengan posisi terikat hogtied dengan mulut yang disumpal lakban.
“Juragan....?” sapa mang Dodi
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” protes Mila yang seharusnya sudah dilepaskan dari tali-tali yang membelenggunya.
“Pesan juragan sudah saya sampaikan ke mbok Minah, bahwa juragan tidak pulang hari ini jadi mbok Minah boleh pulang cepat...” kata mang Dodi dengan gaya polosnya,
“eemmmpphhhh......mmmpphhhh...... mmmpphhhh......!!!” Mila terkejut dengan pesan yang dia tidak merasa menitipkan pada mang Dodi.
“Jadi kita bisa seharian mainnya....” ujar mang Dodi sedikit nakal.
“mang Dodi, bagaiman kamu bisa berpikir seperti itu ??” hardik Mila, ketika mang Dodi melepaskan ballgag yang dipakai Mila.
“Juragan, jangan pura-pura... bukannya setiap akhir pekan juragan sepanjang hari begini....” kata kata mang Dodi yang sontak membuat Mila menyesal telah membolehkan tukang kebunnya untuk memuaskan kerinduannya kepada mas Dandy tercinta.
“Aku mau buang air mang Dodi, tolong lepaskan aku...” pinta Mila
“Buang air....? Sebentar ya juragan cantik?” jawab mang Dodi, Mila yang terikat kaki dan tangannya bersambung itu dilepaskan kemudian tali yang mengikat erat pergelangan kakinya dilepas, dan tubuh Mila pun terangkat, digendong mang Dodi ke dalam kamar mandi dan dilepasnya Cdnya dan didudukkannya Mila di toilet bowl, lalu mang Dodi meninggalkan kamar mandi membiarkan juragannya melepas hajat namun dengan tangan tetap terikat.
Beberapa saat mang Dodi mendengar namanya dipanggil, langsung dibukanya pintu kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik pintu, Mang Dodi mengambil tissue gulung kemudian dengan telate dipanggil, langsung dibukanya pintu kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik pintu, Mang Dodi mengambil tissue gulung kemudian dengan telaten membersihkan miss Vnya juragan Mila, yang merasa sangat risih diperlakukan begitu.
Usai dengan kamar mandi mang Dodi menuntun juragannya berjalan kembali ke tempat tidur.
“Sudahlah juragan tidur saja, capek khan kemarin kerja....” diikatnya kedua kaki juragannya yang tetap bersepatu sejak pulang kemarin sore, ke setiap sisi tempat tidur lalu katanya
“saya ambilkan teh sekaligus mau lihat apakah mbok Minah sudah pulang belum......” beranjaklah mang Dodi meninggalkan juragan cantiknya terikat.Sesampai di dapur, mbok Minah rupanya baru selesai menjemur, dan tengah bersiap-siap mau pulang sambil berkata
“titip yoo...mang!”
“He eh” jawab mang Dodi sambil mengambil gelasnya dan membuat teh seolah akan di minum sendiri. Mang Dodi membuka kotak P3K, mengambil satu kapsul obat perangsang, membuka kapsul itu dan mencampurnya dengan gula ke dalam teh yang dia buat,
“Mang,... aku duluan yach...!” pamit mbok Minah.
“Iyo,... mangga...” sahut mang Dodi. Teh sudah siap, mang Dodi kembali mengecek pintu gerbang dan pintu samping yang tadi dilewati mbok Minah dan menguncinya.
“tinggal kita berdua juragan....” gumam mang DodiBergegas mang Dodi membuka kamar juragan yang dia kunci, masuklah dia membawa minuman.....
“Maaangg.... lepasin dong, saaakiiiitttt.....” keluh Mila menyambut tukang kebunnya.
Nanti yach,... juragan cantik minum dulu....” duduk di kasur di samping juragannya yang terikat, membangunkan tubuh juragan Mila yang pegal itu kemudian pelan pelan mulut Mila dijejali teh yang mengandung obat perangsang. Dasar memang haus Mila meneguk minuman teh pemberian tukang kebunnya hingga hampir habis, tanpa menaruh curiga sedikitpun dan beberapa menit kemudian Mila merasa tubuhnya nyaman, gairahnya muncul dalam keadaan terikat.....
“aaaahhhh....” desahnya tak berdaya.
“Ayo duduk juragan.....” perintah mang Dodi, dan Mila berhasil duduk dengan ditambahkan bantal-bantal yang mengganjal tubuhnya yang terikat.
“Ugh....” mata juragan Mila ditutup diikat denga kain hitam,
”mang Dodi, mau di apain aku....” tanya Mila dalam nada pasrah. Kemudian Mila merasakan ada sesuatu benda yang berusaha dimasukkan ke mulutnya. Oh, ternyata itu adalah Penis !!Mang Dodi menghendaki juragan Mila supaya mengoral penisnya. Seketika Mila menolak dan memberontak tapi tukang kebun itu terus memaksa dan penisnya terus dijejalkan ke mulut Mila. Dengan sangat terpaksa Mila turuti kemauan tukang kebunnya sambil mengulum penisnya, air mata berlinangan dari penutup mata yang di pakaikan di mata Mila. Sejenak bayang Mas Dandy muncul di benak Mila
“Oh Mas Dandy! Ampuni aku Maas, aku dipaksa....” jerit hati Mila ketika mulutnya sudah dipenuhi oleh penis tukang kebunnya.
Mila terpaksa terus mengulumnya mau muntah rasanya. Mila mengulum diujungnya saja, dan merasa jijik! bahkan terhina. Dia tukang kebunku, bukan suamiku. Tampaknya mang Dodi semakin nekad dan tidak puas kalau penisnya hanya di kulum di ujung saja maka dipegangnya kepala Mila kemudian ditancapkan dalam dalam penisnya masuk ke mulut Mila sampai rasanya menyentuh tenggorokan, Mila berulang kali tersedak dan mau muntah tapi tidak diperdulikan nya. Keluar suara mendesis-desis dari mulutnya tampaknya mang Dodi itu keenakan tapi tak keluar satu patah katapun dari mulutnya.
Semakin lama semakin kencang memaju mundurkan kepala Mila sampai suatu saat dibenamkan penisnya dalam dalam ke mulut Mila dan Mila rasakan semburan cairan sperma masuk dalam ke mulut Mila.
Mila mengadakan perlawanan, segera berusaha menarik mulutnya tapi mang Dodi itu justru semakin menekan kepala Mila. Penisnya terbenam lama dimulut Mila, spermanya berusaha di keluarkan Mila bersama air liurnya walaupun sebagian ada yang tertelan. Asin! Rasanya sangat jijik Mila dibuatnya karena sebagai juragan, Mila telah diperbudak oleh tukang kebunnya.
Ditariknya penis itu dari mulut Mila dia mengoles-oleskan ujung penisnya ke pipi Mila. Seketika pipinya berlepotan sisa-sisa sperma mang Dodi. Bau spermapun menyergap amis! seperti bau putih telur.
“Hoek....hoek....hoek.....!!” Mila ingin muntah rasanya. Bau amis sperma menusuk hidung Mila yang sesungguhnya menikmati derita ini akibat obat perangsang yang dicampurkan pada tehnya.Mila terkulai lemas di atas tempat tidur, tangannya yang terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lengan Mila terasa kaku dan mati rasa.
Beberapa menit kemudian Mila merasakan hujaman penis di miss Vnya.
“aaaaauuuuuuuwwwwwhhhhhh........... aaadduuuhhhh....!!! jerit Mila. Digoyang-goyangkannya tubuh Mila dan Mila merasakan perih dan nikmatnya proses masuk-keluar-masuk-keluar-masuk, lalu mang Dodi kembali menyemburkan spermanya namun Mila tidak merasakan semburan itu menyirami rahimnya, Milapun mengalami sesuatu yang tidak ingin dia alami, orgasme. Kemudian pasangan juragan dan tukang kebunnya, terkapar lemas setelah terkuras energinya.
“Maangg,...... lepasin dong ,...... saakkiiitt....!” Mila memohon belas kasihan tukang kebun yang telah memperkosanya lagi supaya dilepaskan dan tidak di apa-apakan lagi tapi permohonannya tidak mendapat tanggapan sama sekali, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mang Dodi. Setelah pikir-pikir memang sia-sia permintaan Mila, mana ada mungkin tukang kebun pemerkosaku melepaskan tali-tali yang sudah mengikatnya yach...!? Bahkan sebaliknya mulut Mila malah disumpal kain tapi cara menyumpal yang berbeda. Sekarang ini hanya kain yang dililitkan. menyumpal mulut Mila dan diikatkan cukup erat ke belakang lehernya. Tapi sumpalan itu sudah sangat cukup menghalangi kata-kata yang keluar dari mulut Mila. Selanjutnya tangan kasar mang Dodi meraba selangkangan Mila. Satu tangan mengelus daerah klitorisnya sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal paha Mila. Seketika Mila menggelinjang gelinjang dan meronta-ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulut yang tersumpal. Mang Dodi membiarkan juragan Mila meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluan Mila yang sudah tidak memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulut Mila yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah Milapun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya Mila merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhnya bahkan Mila menggoyang-goyangkan miss Vnya. Tampaknya mang Dodi menangkap kalau juragannya mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke selakangan dan klitoris Mila di pilinnya dengan lembut. Mila semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lama sekali Mila tidak merasakan kenikmatan ini.
“Mhh....mmgghh.........mmmmmhhhhh..........mmmmppphhhhh.......”
“Juragan,.... mang Dodi capek. Mang Dodi istirahat dulu yach....” ujarnya sempoyongan meninggalkan juragannya yang lemas akibat berhubungan sex dan terikat tak berdaya,
“mmmmmhhhhh..........mmmmppphhhhh.......” jawab Mila dengan lemas.Kemudia mang Dodi beristirahat di kamar yang disiapkan untuk dia istirahat di sebelah dapur, meninggalkan juragannya yang sudah diperkosa dan masih terangsang dalam keadaan terikat. Mang Dodi ingat ia meninggalkan juragannya setelah digarapnya pada pukul 15.00 ketika dirinya sudah terlalu capek akibat berjaga malam dan mengikat juragan Mila yang cantik. Tertidur pulas Mang Dodi baru terbangun pukul 21.00, lalu dia menengok tawanannya juragan Mila yang cantik itu, terlihat masih tertidur pulas. Semalaman atau melebihi 24 jam sudah Mila terikat dan menjadi tawanan tukang kebunnya. Malam itu mang Dodi kembali berjaga-jaga di posnya setelah sebelumnya memasangkan dildo menancap di miss V juragannya. Sementara mang Dodi berjaga-jaga, juragan Mila tidak dapat tidur nyenyak akibat getaran kenikmatan yang terus di rasakan di miss Vnya. Dan Mila berulang kali orgasme dalam keadaan terikat.
*****
Pagi-pagi sekali mang Dodi mandi dan kembali ke kamar juragannya. mang Dodi ingin melepaskan ikatan yang mengikat juragannya Mila. Udara masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah langsung menuju kamar di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih dahulu, dilihatnya Mila sudah bangun, terduduk dan tengah meronta ronta kecil,...
Mang Dodi masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya yang cantik, dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila yang terikat dan berhasil duduk.
“Juragan, tidak apa-apa khan,...” mulut Mila yang disumpal dilepaskan Sontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila menangisi nasibnya yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya sendiri. Secara reflek guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk dan mendekap juragan Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar lagi.Setelah khasiat obat perangsangnya hilang, hanya rasa sesal dan malu serta rasa bersalah yang menguasai tubuh Mila, maka meledaklah kembali tangisannya, lebih parah dari tangisannya ketika pertama kali diikat oleh tukang kebunnya.
“Maaf ya juragan,... khan juragan yang minta.........” bela mang Dodi lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul tali yang mengikat di kaki Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat tidur sementara tangan Mila masih terikat.
“Kog kamu nekad sich mang,....24 jam lebih aku kamu ikat begini ” keluh Mila sambil menahan isaknya setelah lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.
“Mang begitu karena juragan yang minta lho,... pokoknya kalau mang sampai dipecat sama juragan Dandy, photo dan video yang mang buat akan mang sebarkan, itu mang janji akan terjadi” kalimat bernada ancaman dikeluarkan mang Dodi. Mila terkejut dengan ancaman tukang kebunnya, memang niatnya melaporkan mang Dodi terbersit di benaknya ketika dia dibiarkan terikat bahkan mang Dodi sudah berani-beraninya menyuruh Mbok Minah pulang..., namun kata-kata mang Dodi menyurutkan niatnya.
“Nah juragan silahkan mandi, bersiap-siap, khan juragan Dandy mau pulang sore ini, Mang juga sekalian minta libur seperti biasa...” ujarnya setelah melepaskan tali yang mengikat tangan juragan Mila.
“Ya sudah, nanti jam 12 siang mang Dodi pulang saja dan mampir rumah mbok Minah, suruh masuk kerja” jawab Mila menahan kesal sambil mengelus-elus bilur bekas tali yang mengikat di pergelangan tangannya, Mila perlahan bangkit dari tempat tidurnya, melepaskan sepatunya yang dipakainya dua hari sejak dari kantor sampai sekarang setelah tali-tali yang mengikatnya terlepas.
Mila membereskan gulungan tali yang mengikatnya dengan rapih dan di masukkan ke tas dimana perlengkapan mas Dandy di simpan, tak lupa Mila mencuci ball gag dan kain yang sempat mengikat menyumpal mulutnya, lalu mengganti sprei dengan yang baru dan memasukkannya ke keranjang binatu untuk dibawanya cuci diluar. Kemudian Mila masuk kamar mandi, memanjakan tubuh sexynya dengan air hangat guna memulihkan pegal dan bilur-bilur yang terlihat jelas di pergelangan tangan dan kakinya. Milapun menelpon tukang binatu (laundry) langganannya untuk mengambil cuciannya dan memesan mbok Minah untuk memasak untuknya.
Mila terasa sangat lapar karena selama diikat oleh mang Dodi, dia tidak pernah di beri makan. Hari menjelang sore, ketika Mila menyambut mas Dandy pulang dari penerbangannya di sambutnya sang suami dengan peluk mesra dibumbui rasa bersalah Mila ketika mengecup bibir suaminya yang menyebut “nanti malam seragam ya Ma,...” suatu pertanda Mila akan diikat lagi malam ini, kali ini oleh masternya suami tercinta.
Hari-hari kepergian mas Dandy, membuahkan rasa tenang dan cemas yang bercampur, karena di sisi lain sesungguhnya kesetiaan Mila, membuat sesungguhnya ia bersedia diikat oleh mas Dandy, tetapi tubuhnya merindu dan merasakan sentuhan dan tali-tali karya Mang Dodi tukang kebunnya. Namun Mila menjaga hati, dan tetap tidak berpaling dari mas Dandy, kendati tubuhnya kini sedang terikat oleh ulah mang Dodi tukang kebunnya.
Keduanya tinggal tidak jauh dari rumah mereka, hanya mang Dodi kadang mendapat giliran jaga malam di rumah mereka khususnya ketika Dandy terbang. Pasangan Mila dan Dandy adalah pasangan mesra, keduanya saling mencintai, mereka mempunyai hubungan yang sangat spesial, kendatipun Dandy yang seorang pilot rawan dengan gosip punya hubungan dengan pramugarinya dalam sebuah penerbangan. Mila yakin sepenuhnya mas Dandy tidak akan tertarik dengan pramugarinya, karena hubungan spesial yang sangat rahasia diantara mereka yang di sebut soft bondage. Hubungan yang membuat suami tak kan lari ke perempuan lain, yaitu sikap Mila yang sangat mengabdi kepada suaminya yang mempunyai kelainan seks, yang perlu mengikat erat pasangannya baru bisa berhubungan suami istri.
Sebagai istri, Mila berusaha menjadi istri yang sempurna bagi mas Dandy, sehingga Mila berhasil peroleh kesepakatan dengan bossnya untuk memperoleh 2 hari off (kecuali Sabtu Minggu yang memang libur) ketika sang suami baru sehari sebelumnya mendarat di Surabaya. Dan ketika tiba di rumah Mas Dandypun tinggal menyebut Mila, seragam,... yang mana Mila akan bergegas berganti dengan pakaiannya yang sangat disukai sang suami blus berkerah Shanghai dengan kancing-kancing berbaris lurus dari leher sampai ke daerah pusar.
Seperti biasanya sore itu Mila baru pulang kerja dan baru saja duduk sendiri di ruang keluarga menikmati teh hangat buatan mbok Minah pembantunya yang setia. Mila masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah shanghai dengan kancing di depan berbaris rapih dari leher ke pusar ditutup oleh blazer layaknya sekretaris yang memang seragam kantornya dan seragam kesukaan mas Dandy. Sepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang jenjang itu.
Mila kelihatan cantik ditengah raut kelelahannya bekerja seharian sebagai seorang sekretaris eksekutif dari perusahaan Jepang yang membuka perwakilan di Surabaya. Makanya mas Dandy tidak pernah menyetujui keinginan Mila untuk resign dan berkegiatan dirumah saja atau usaha kecil-kecilan seperti Yunia sahabatnya yang membuka convenience Mart dan sebuah rumah makan kecil. Yunia yang menikah dengan Anto mempunyai orientasi serupa dengan Dandy dan Mila, hanya mereka memakai borgol dan rantai sebagai peralatan mesra mereka. Mila baru selesai berbicara lewat telpon dengan sahabatnya Yunia Utari ketika ada suara terdengar memanggilnya :
“Juragan.......” sapa seseorang dari belakangnya
“Eh Mang Dodi,...” sahut Mila ramah
“Eeee....saya ada perlu sedikit juragan.....” lanjut mang Dodi
“Ada apa ya Mang Dodi? Mila pikir tukang kebunnya mau pinjam uang
“Hmmm....gini juragan, saya pernah tanpa sengaja lihat juragan di kamar seperti sedang ngiket sendiri...” ada keraguan dalam kata-kata mang Dodi dan kalimat selanjutnya membuat Mila terperangah aksi self bondagenya akibat kerinduan yang tak tertahankan kepada mas Dandy rupanya diam-diam diperhatikan oleh mang Dodi.
“Eeemmm...maksud saya daripada juragan repot ngiket sendiri, biar saya bantu......” kali ini nada keyakinan dirasakan dalam kalimat mang Dodi.Mila terdiam berusaha menahan malunya dan sibuk mencari alasan yang masuk akal akibat penemuan tukang kebunnya, tanpa disadari olehnya mang Dodi bergerak cepat, dan dalam waktu singkat Mila mendapatkan kaki dan tangannya sudah diikat kebelakang.
"Mang Dodi ? Apa yang kamu la... eemmmpphhhh...!!" Mila tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya mulutnya telah disumpal lap yang dibawa mang Dodi lalu dilakban.dengan erat. Mila terduduk di ruangan itu dengan tangan terikat kebelakang dan kaki yang masih bersepatu terikat menyatu dan mulutnya disumpal lakban.
“Uuhh.....mang Dodi rasanya udah gemeteran gak karuan waktu ngiket juragan Mila ...antara takut baru kali ini bisa nekat melaksanakan niatnya yg lama terpendam” gumam mang Dodi
Sementara Mila masih terpana dan tidak menyangka akan keadaannya yang terikat tanpa mas Dandy yang jauh di sana. Disisi lain perasaan takut muncul kalo nanti juragan marah besar dan dirinya dipecat, ditambah itu takut ketahuan mbok Minah menghantui mang Dodi akibat kenekadannya
“Eeee...duuuh selanjutnya apa yang harus aku lakukan...??” Mang Dodi berjalan mondar mandir di depan Mila yang sudah terikat dan tersumpal mulutnya
“...hmmmhh” setelah beberapa saat akhirnya mang Dodi bisa agak menenangkan diri dan mulai memandangi juragan Mila yg masih cantik tapi terikat tidak berdaya.
“...uuuuh...juragan Mila koq jadi tambah cantik kalo terikat begini yaa...” kata mang Dodi yang sudah kepalang basah, ia mengalahkan keraguannya dan memberanikan diri menggendong Mila yang tidak berdaya, membawanya ke kamar dan meletakkan tubuh terikat itu di tempat tidur, lalu mang Dodi keluar dari kamar juragan Mila, tanpa sengaja dia berpapasan dengan mbok Minah yang hendak bersiap siap pulang,
"Kamu nggak pulang Mang?" tanya Minah
“Mbok Minah kalau mau pulang duluan silahkan aja, Sebentar lagi saya juga pulang......” jawabnya.
Setelah mbok Minah pergi, mang Dodi kembali kedalam, diam-diam dari pintu diintipnya tubuh juragan Mila tak berdaya itu meronta-ronta dan ini membuat Dodi semakin bersemangat. Namun ditutupnya rapat rapat kamar majikannya dan dikunci dari luar, kemudian Dodi pulang ke rumahnya yang hanya 100m dari rumah majikannya dan menenangkan diri..
“eemmmpphhhh.......eemmmpphhhh.......!!”
Sementara Mila yang mulai menyadari bahwa dirinya terikat erat dan digendong ke kamarnya panik dan sibuk meronta-ronta. Satu jam, dua jam berlalu masih tak ada perubahan apa-apa tubuhnya masih terikat erat. Mang Dodi yang tidak tenang di rumahnya kembali menemui tawanannya....Dibuka kunci pintu kamar juragannya pelan-pelan dan kepalanya dijulurkan dulu untuk melihat keadaan juragan Mila....“Ah juragan cantik masih terikat dan sumpel mulutnya juga belum lepas, aman deh...” pikirnya, lalu masih dengan berjingkat jingkat mang Dodi masuk kamar dan mengunci pintu kamar.
“eeee selamat malam juragan Mila yang cantiiik.” sapanya
“eemmmpphhhh.......!! protes Mila
“Ada apa juragaan? Kalau ngomong yang jelas dong biar mang Dodi tau.... ehm...kasiaaan deh juragan ini ... o iya apa juragan haus? Nanti saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal mulutnya mang Dodi buka jangan coba coba teriak.” ancamnya
“Rupanya juragan selama saya tinggal tadi meronta ronta mau lepasin ikatan ya?”
“eemmmpphhhh.......!! sahut Mila
"Hmhmmmm...sampe rok juragan tersingkap begini...duuuh mulusnya paha juragan” ujar mang Dodi sambil meraba paha Mila
“Juragan minta dilepasin ya?” godanya
“Tenang juragan. nanti mang Dodi akan lepasin semua...maksud mang Dodi lepasin bajunya juragan.."
”eemmmpphhhh.......!!" protes Mila
“Tuh kancing blazer juragan sampe terbuka ...juragan sih pake meronta ronta segala, percuma..mang Dodi sudah ikat tangan dan kaki juragan dengan kuat!” kata mang Dodi meyakinkan
Melihat Mila terus meronta dan bergumam “mmmpphhh...mmpphh...........” makin membuat mang Dodi gak sabar, blazer Mila dibuka tapi tidak bisa lepas karena menyangkut di ikatan tangan...
“Hmmmmh......” mang Dodi mulai meraba dada juragan yg masih tertutup baju shanghai
“eemmmpphhhhh.....!” protes Mila berikut roknya di buka dan diturunin lepas
“hmmmmh” darah mang Dodi makin memuncak makin penasaran. Namun dengan sabar baju shanghai yang dipakai Mila, kancing demi kancing dilepasnya dengan telaten oleh mang Dodi yang semakin tidak tahaannn......
“eemmmpphhhhh..... eemmmpphhhhh.....!” Mila semakin meronta ronta dengan hebatnya, akhirnya semua baju yg menutup tubuh Mila sudah dibuka semua walau masih menempel di tubuh Mila oleh mang Dodi
“Udah dong juragaaan...pasrah aja kenapa siich? nanti mang Dodi tambahin ikatan lagi lho,biar juragan Mila bisa diem” mang Dodi mencari-cari tali sudah tidak ditemukan akhirnya sebuah saputangan dibekapkan ke hidung Mila dan Mila pun tak sadarkan diri
****
“eemmmpphhhhh.....” Mila terbangun dari pingsannya, mendapati tubuhnya masih terikat dengan bajunya terurai diantara tali-tali, kakinya tidak terikat jadi satu tetapi terikat diujung tempat tidur dan tetap bersepatu, Mila merasakan nyeri yang hebat di selangkangan khususnya di miss Vnya. Oh Mila telah diperkosa oleh mang Dodi tukang kebunnya, Kemudian mata Mila mencari-cari, tak dilihatnya mang Dodi dikamarnya...Puas memperkosa juragannya. Mang Dodi kembali ke pos jaganya, membiarkan Mila melewati malamnya terikat dan terbaring di tempat tidur waktu menunjukkan pukul 23.05 Mila meronta-ronta hingga lelah dan akhirnya tertidur dalam keadaan terikat dan mengenaskan.
*****
Pagi-pagi sekali mang Dodi pulang untuk mandi dan kembali berangkat secepatnya ke rumah Mila juragannya, mang Dodi ingin membuka gerbang rumah majikannya agar mbok Minah bisa masuk dan kembali bekerja.
Hari ini hari Jumat, mang Dodi harus buru-buru melepaskan ikatan yang mengikat juragannya Mila agar bisa bersiap-siap untuk berangkat kerja ke kantor. Udara masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah langsung menuju kamar di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih dahulu, dilihatnya Mila sudah bangun dan tengah meronta ronta kecil,... mang Dodi masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya yang cantik, dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila yang terikat.
“Juragan, tidak apa-apa khan,...” mulut Mila yang disumpal dilepaskan
Sontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila menangisi nasibnya yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya sendiri. Secara reflek guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk dan mendekap juragan Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar lagi.
“Maaf ya juragan,... saya hanya bermaksud menyenangkan hati juragan Mila....” bela mang Dodi lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul tali yang mengikat di kaki Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat tidur tangan Mila masih terikat.
“Kog kamu nekad sich mang,....” kata-kata pertama Mila setelah lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.
“ah... ehh.....anuu...” mang Dodi tidak bisa merangkai kata-kata akibat kenekadannya sambil mulai melepaskan simpul tali di pergelangan tangan Mila.
“Sudah tinggalkan saya sendiri, saya mau mandi nanti terlambat ke kantor” ucap Mila sambil mengusap bilur-bilur di pergelangan tangannya usai dilepas oleh mang Dodi. Mang Dodi keluar dengan pasrah akibat kenekadannya, dan dia seolah siap dipecat oleh Mas Dandy jika pulang, atau bahkan bila dilaporkan ke polisi.
Sementara Mila sedang menikmati kucuran air hangat di shower di kamar mandi dalam kamarnya. Mila merasakan sesuatu sensasi didalam kerinduannya akan mas Dandy yang sudah 10 hari terbang seakan terobati, ia rasakan dari seorang mang Dodi tukang kebunnya. Meski nyeri di miss Vnya akibat diperkosa dan diikat semalaman, tak sedikitpun terpikir olehnya untuk memecat atau melaporkan ke polisi, bahkan Mila tidak tega menceritakan apa yang dialaminya kemarin kepada mas Dandy suaminya. Sementara mang Dodi berusaha melupakan kenekadan yang dilakukan pada juragannya semalam, dan kembali mengerjakan kebun dan keamanan di rumah juragan Mila.
****
Sudah tengah hari, Mila masih sibuk di kantornya, namun sulit untuk konsentrasi, dalam benaknya masih terbayang saat mang Dodi dengan cepat menarik tangannya kebelakang dan mengikatnya erat, oh Mila merasa seperti mas Dandy ada disisinya dan kerap melakukan kejutan seperti itu yang tiba-tiba menarik tangannya dan mengikatnya. Rasa rindu akan suaminya kian memuncak membayangkan adegan di ranjang ketika mang Dodi memaksa membuka pakaiannya dalam keadaan terikat dan selanjutnya Mila tak sadarkan diri.
Masih 5 hari lagi mas Dandy mendarat di bandara Ir H Djuanda Surabaya, rasa hampa itu terhibur sedikit akibat kenekadan mang Dodi seperti di padang gurun mendapat guyuran air, demikian yang di rasakan Mila malam itu. Pikiran nakal melintasi benak Mila yang mengharapkan kejutan seperti itu datang lagi dari mang Dodi. Pernah suatu hari Mila tertidur dan tidak menyambut suaminya pulang, namun tengah malam Mila terbangun dan mendapatkan tangannya terikat kebelakang dan kakinya bersepatu diikat jadi satu. Lalu dihadapannya terlihat mas Dandy yang terpulas. Mila merasa salah tidak bertahan bangun menyambut suaminya namun rupanya mas Dandy sudah menyiapkan sambutan sendiri untuknya. Mila sangat ingin meminta suaminya berhenti menjadi pilot, Mila ingin suaminya kerja biasa dan setiap hari bisa bersamanya di rumah.
Tanpa terasa hari sudah senja, Milapun bergegas pulang. Setibanya Mila dirumah usai membayar taxinya Mila disambut mang Dodi yang kebetulan berjada di pos masuk.
“Selamat sore juragan,......” sapa mang Dodi
“Sore mang,.... masuk dulu aku mau bicara” sapa Mila tersenyum.
“Baik juragan...” mang Dody diterpa rasa takut.
Mila masih berpakaian kantor sebuah blus berkerah shanghai dengan kancing di depan berbaris rapih dari leher ke pusar ditutup oleh blazer layaknya sekretaris yang memang seragam kantornya bersepatu hitam mirip pantofel yang ada ban melintas di punggung kakinya seolah menghubungkan kedua mata kakinya, masih menghiasi kaki Mila yang jenjang itu ketika masuk dan duduk di ruang keluarga, Mila duduk tepat di sudut ketika kemarin dia di sapa mang Dodi.
“Ya juragan.....” mang Dodi mendekat“Kenekadanmu itu mang,.....” mulai Mila mengejutkanku..... jantung mang Dodi.
“maukah kamu mengulanginya lagi?” pelan sekali kata-kata Mila seakan tidak terdengar
“maksud Juragan...?” mang Dodi memiliki telinga yang cukup awas dengan setiap kata makanya dia dijadikan penjaga malam oleh mas Dandy selama dia terbang.
“me...ngu.....la...ngi....” Mila terbata-bata.
“mang siap menyenangkan hati juragan...” sahut mang Dody begitu bersemangat.
Milapun menyembunyikan wajah kemerah-merahan dan beranjak menuju ke kamarnya. Sementara mang Dodi menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk memuaskan juragannya. Mbok Minahpun pamit pulang ke pada juragan Mila di kamarnya, Mila masih berpakaian seperti pulang kerja, hanya blazernya yang sudah dilepas sedang merias diri ketika mang Dodi masuk, lalu membekapkan saputangan ke mulutnya, sampai juragannya tidak sadarkan diri. Kemudian digendongnya tubuh lunglai itu ke sebuah kursi dan serta merta tali sudah meliliti tubuh Mila yang sudah terikat terduduk di sebuah kursi tangannya terikat erat kebelakang, kakinya terikat ke tiap kaki kursi dan mulutnya disumpal dengan saputangan. Di tunggunya juragan Mila duduk terikat hingga siuman, sambil mang Dodi menyapu dan membersihkan kamar juragannya.
”eemmmpphhhh..............” Mila rupanya siuman, dan mendapati dirinya sudah terikat di kursi lengkap dari kaki ke tangan dan tali yang melilit dilengannya membatasi payudaranya di atas dan bawah.
“eh juragan.... sudah bangun, kita bermain yuk, “ ajak mang Dodi begitu bergairah sementara Mila meronta-ronta seolah menolak apa yang akan terjadi dengan dirinya.Dengan sigap mang Dodi menggendong Mila yang terikat ke tempat tidur di mana Mila dibaringkan kemarin. Mang Dodi agaknya tahu kebiasaan pasangan juragannya dan membiarkan juragan Mila tetap berpakaian lengkap ketika dalam keadaan terikat.
Dan terbaringlah Mila di tempat tidurnya, mang Dodi bereksperimen dengan menelungkupkan badan juragannya kemudian melepaskan kakinya dan diikat lagi menyilang X di kakinya sehingga selangkangannya tidak rapat. Mang Dodi menemukan tas merah yang besar, dia menemukan koleksi majikannya juragan Dandy, dilihatnya beberapa gulung tali pramuka, lalu di ikatkannya tali itu menghubungkan tangan dan kaki Mila, yang dikenal dengan ikatan hogtied.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......”
Mila bereaksi begitu tangannya yang terikat menyentuh sepatunya, badannya yang lentur itu membusung tegak dan kepalanyapun ikut terangkat. Mila yang sejak kecil adalah penari ballet, dan belakangan ini menekuni olahraga Yoga sehingga tubuhnya sangat lentur dan bisa menyesuaikan diri dalam segala keadaan.
Mang Dodi cukup kagum melihat kelenturan tubuh juragan Mila, melihat ada kamera digital di tas itu, dan diabadikannya keadaan juragan Mila.
“eemmmpphhhh......” kembali Mila memprotes apa yang dilakukan mang Dodi.
“Ada apa juragan,... o iya apa juragan haus? Nanti saya ambilkan minum tapi awas ya kalau sumpal mulutnya mang Dodi buka jangan coba coba teriak.” Ancamnya
“eemmmpphhhh......” jawab Mila, mang Dodi meninggalkan kamar juragan Mila dan membuatkan juragannya sirup rasa orange, dan ditaburkannya obat tidur, kemudian dilarutkan dengan baik lalu dibawanya dengan baki ke tempat juragannya terikat. Crett...!! Lakban yang menyumpal mulut Mila dilepaskan
“Ooeekkk!!” sekaligus saputangan dalam mulut Mila di muntahkan.
“Boleh tahu mang, aku mau diapain sekarang.....” tanya Mila,
“Hmm.... mang Dodi masih melihat barang barang koleksi juragan Dandy dulu” ujar mang Dodi,
“minum dulu.... juragan...” agak sudah bagi Mila yang telungkup dan terikat hogtied untuk minum namun mang Dodi memposisikan gelas di tangannya sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau, tak lupa mang Dodi menyertakan sedotan untuk memudahkan juragan Mila.
“sslluuurrrpphh..........” Mila menyedot minuman buatan mang Dodi tanpa rasa curiga, harus diakuinya sejak tiba di rumah Mila belum sempat minum untuk menyegarkan dahaganya.
“Urrghhh........” kepala Mila serasa pening dan Mila tak sadarkan diri, mang Dodi menyaksikan di belakang Mila dengan tersenyum.
****
Mila terbangun ketika dirasakannya ada benda bergetar memasuki miss Vnya, kenikmatan dan ketidak berdayaan yang dia rasakan, kendati tak ada lagi ketakutan karena Mila sesungguhnya menginginkan itu dialaminya akibat kerinduan yang mendalam pada mas Dandy. Milapun mengalami orgasme pertamanya sejak di tinggal mas Dandy.
“aaaarrrghhhhh....... aaaaccchhhh...........” gumam Mila yang tidak di sumpal oleh mang Dodi. Malam semakin larut, Milapun sudah empat jam terikat hogtied dengan dildo dalam miss V yang sudah berhenti bergetar.
“Juragan, mang keliling dulu yach.....” panit mang Dodi kepada juragan Mila. Waktu menunjukkan pukul 21.50 ketika mang Dodi meninggalkan sejenak juragannya yang sedang terikat, guna mengecek keadaan sekitar rumah berbekal senter dengan daya sorot yang tajam.Sesekali Mila meronta-ronta merasakan ketat dan eratnya ikatan mang Dodi.
Memang Mila tahu bahwa hampir mustahil dirinya dapat melepaskan diri namun dari sisa jiwa tomboynya ketika kecil Mila selalu mempunyai rasa penasaran bahwa dia dapat melepaskan ikatannya. Mila bukan tipe pasrah ketika diikat tetapi selalu berusaha dan itu sangat menguras energinya.
“urgh.......” gumam Mila merasakan ikatan mang Dodi
“ketat juga dia mengikat.... melebihi mas Dandy” ucap Mila.
“Ooh... Mas Dandy, maafkan aku, aku sudah tidak tahan lagi menantimu....” kata Mila sambil menatap photonya berdua mas Dandy yang berseragam lengkap yang dibuat beberapa hari sebelum mas Dandy berangkat.
Photo itu terpajang rapih di tembok di atas meja riasnya, Mila memakai kebaya modern berikut kain dengan rambut terurai di photo itu. Mila ingat mas Dandy begitu memujanya ketika berdandan seperti itu. Dan malamnya mas Dandy memintanya memakai kebaya itu namun dipadu dengan rok mini dan sepatu sexy kesukaan mereka berdua, lalu mas Dandy mengikat Mila istrinya dengan mesra malam sebelum ia berangkat atau tepatnya 10 hari lalu. Kini Mila sendiri di kamarnya terikat hogtied dan tangannya dapat meraba sepatunya dalam keadaan telungkup terikat.
Hmmm lama sekali si mang Dodi kelilingnya, sebenarnya Mila menginginkan posisi yang lebih ramah daripada terikat seperti ini, namun mang Dodi yang ditunggu sudah lebih dari sejam belum juga menemuinya. Mila sudah sangat mengantuk ketika mang Dodi kembali sehingga tidak bisa menyampaikan apa-apa ketika mang Dodi mulai menyalakan dildo di selangkangannya dan memasangkan ballgag koleksi juragan Dandy ke mulut Mila.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” Mila tersentak dengan kenikmatan yang dia rasakan dari dildo yang sedari tadi menempel di miss Vnya.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” desah Mila merasakan antara derita dan nikmat disaksikan mang Dodi yang sibuk bermasturbasi malam itu. Sungguh Mila tidak dapat tidur nyenyak akibat kenikmatan yang ia rasakan. Setelah Mila kelelahan habis orgasme, dan tertidur dalam keadaan terikat hogtied. Mang Dodipun meninggalkan juragannya yang cantik sambil mengunci kamarnya dari luar kemudian kembali ke pos jaganya tepat jam 01.00 dini hari berjaga sambil terkantuk kantuk.
****
Pagi datang, mang Dodi masih terkantuk kantuk kala membuka gerbang menyambut mbok Minah masuk. Lalu mang Dodi beranjak pulang karena ia tahu hari ini Sabtu, di mana juragan Mila yang menjadi tawanannya libur kerja. Maka mang Dodi tidak perlu terburu-buru, dengan santainya ia pulang kerumahnya, beristirahat dan menyegarkan diri. Sementara itu Mila masih terlelap meski dalam posisi telungkup dan terikat ala hogtied. Mbok Minahpun urung membangunkan majikannya karena kamarnya terkunci. Mila perlahan mulai bangun, matanya tertumpu pada jam digital di kamarnya yang menunjukkan pukul 09.38. Mulut Mila mengering akibat ballgag yang dipakainya sementara air liurnya sudah membasahi bagian kasurnya di mana Mila telungkup.
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......”
“di mana nich mang Dodi, kog aku masih begini belum juga dia lepasin.... mentang-mentang aku libur, dia rupanya benar-benar kebiasaan kami ketika memasuki weekend.... “ batin Mila sembari meronta-ronta. Sementara mbok Minahpun tidak curiga, karena juragannya belum juga muncul karena mengetahui hari libur juragannya pasti beristirahat dan enggan di ganggu. Mang Dodi masuk dapur menemui mbok Minah katanya “Mbok, tadi malam juragan Mila pergi dengan teman-temannya ke Trawas dan menitipkan pesan agar mbok bisa pulang setengah hari, ndak usah masak katanya....” terbersit ide dalam benak mang Dodi bahwa hari ini ia akan menawan juragan Mila sepanjang hari di dalam kamarnya dalam ikatan-ikatannya.
“Oh gitu yach mang,... kalau gitu setelah mencuci dan menjemur, aku pulang yach, ta’ titipkan jemuran kepadamu yach mang.....” sahut mbok Minah.
“Ok biar aku yang angkat kalau sudah kering” tegas mang Dodi sambil berlalu meninggalkan dapur, hendak melihat keadaan tawanannya eh juragannya di kamarnya. Perlahan-lahan pintu di buka, masuklah mang Dodi mendapati juragan cantiknya masih telungkup dengan posisi terikat hogtied dengan mulut yang disumpal lakban.
“Juragan....?” sapa mang Dodi
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh......” protes Mila yang seharusnya sudah dilepaskan dari tali-tali yang membelenggunya.
“Pesan juragan sudah saya sampaikan ke mbok Minah, bahwa juragan tidak pulang hari ini jadi mbok Minah boleh pulang cepat...” kata mang Dodi dengan gaya polosnya,
“eemmmpphhhh......mmmpphhhh...... mmmpphhhh......!!!” Mila terkejut dengan pesan yang dia tidak merasa menitipkan pada mang Dodi.
“Jadi kita bisa seharian mainnya....” ujar mang Dodi sedikit nakal.
“mang Dodi, bagaiman kamu bisa berpikir seperti itu ??” hardik Mila, ketika mang Dodi melepaskan ballgag yang dipakai Mila.
“Juragan, jangan pura-pura... bukannya setiap akhir pekan juragan sepanjang hari begini....” kata kata mang Dodi yang sontak membuat Mila menyesal telah membolehkan tukang kebunnya untuk memuaskan kerinduannya kepada mas Dandy tercinta.
“Aku mau buang air mang Dodi, tolong lepaskan aku...” pinta Mila
“Buang air....? Sebentar ya juragan cantik?” jawab mang Dodi, Mila yang terikat kaki dan tangannya bersambung itu dilepaskan kemudian tali yang mengikat erat pergelangan kakinya dilepas, dan tubuh Mila pun terangkat, digendong mang Dodi ke dalam kamar mandi dan dilepasnya Cdnya dan didudukkannya Mila di toilet bowl, lalu mang Dodi meninggalkan kamar mandi membiarkan juragannya melepas hajat namun dengan tangan tetap terikat.
Beberapa saat mang Dodi mendengar namanya dipanggil, langsung dibukanya pintu kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik pintu, Mang Dodi mengambil tissue gulung kemudian dengan telate dipanggil, langsung dibukanya pintu kamar mandi dan juragan Mila sudah berdiri di balik pintu, Mang Dodi mengambil tissue gulung kemudian dengan telaten membersihkan miss Vnya juragan Mila, yang merasa sangat risih diperlakukan begitu.
Usai dengan kamar mandi mang Dodi menuntun juragannya berjalan kembali ke tempat tidur.
“Sudahlah juragan tidur saja, capek khan kemarin kerja....” diikatnya kedua kaki juragannya yang tetap bersepatu sejak pulang kemarin sore, ke setiap sisi tempat tidur lalu katanya
“saya ambilkan teh sekaligus mau lihat apakah mbok Minah sudah pulang belum......” beranjaklah mang Dodi meninggalkan juragan cantiknya terikat.Sesampai di dapur, mbok Minah rupanya baru selesai menjemur, dan tengah bersiap-siap mau pulang sambil berkata
“titip yoo...mang!”
“He eh” jawab mang Dodi sambil mengambil gelasnya dan membuat teh seolah akan di minum sendiri. Mang Dodi membuka kotak P3K, mengambil satu kapsul obat perangsang, membuka kapsul itu dan mencampurnya dengan gula ke dalam teh yang dia buat,
“Mang,... aku duluan yach...!” pamit mbok Minah.
“Iyo,... mangga...” sahut mang Dodi. Teh sudah siap, mang Dodi kembali mengecek pintu gerbang dan pintu samping yang tadi dilewati mbok Minah dan menguncinya.
“tinggal kita berdua juragan....” gumam mang DodiBergegas mang Dodi membuka kamar juragan yang dia kunci, masuklah dia membawa minuman.....
“Maaangg.... lepasin dong, saaakiiiitttt.....” keluh Mila menyambut tukang kebunnya.
Nanti yach,... juragan cantik minum dulu....” duduk di kasur di samping juragannya yang terikat, membangunkan tubuh juragan Mila yang pegal itu kemudian pelan pelan mulut Mila dijejali teh yang mengandung obat perangsang. Dasar memang haus Mila meneguk minuman teh pemberian tukang kebunnya hingga hampir habis, tanpa menaruh curiga sedikitpun dan beberapa menit kemudian Mila merasa tubuhnya nyaman, gairahnya muncul dalam keadaan terikat.....
“aaaahhhh....” desahnya tak berdaya.
“Ayo duduk juragan.....” perintah mang Dodi, dan Mila berhasil duduk dengan ditambahkan bantal-bantal yang mengganjal tubuhnya yang terikat.
“Ugh....” mata juragan Mila ditutup diikat denga kain hitam,
”mang Dodi, mau di apain aku....” tanya Mila dalam nada pasrah. Kemudian Mila merasakan ada sesuatu benda yang berusaha dimasukkan ke mulutnya. Oh, ternyata itu adalah Penis !!Mang Dodi menghendaki juragan Mila supaya mengoral penisnya. Seketika Mila menolak dan memberontak tapi tukang kebun itu terus memaksa dan penisnya terus dijejalkan ke mulut Mila. Dengan sangat terpaksa Mila turuti kemauan tukang kebunnya sambil mengulum penisnya, air mata berlinangan dari penutup mata yang di pakaikan di mata Mila. Sejenak bayang Mas Dandy muncul di benak Mila
“Oh Mas Dandy! Ampuni aku Maas, aku dipaksa....” jerit hati Mila ketika mulutnya sudah dipenuhi oleh penis tukang kebunnya.
Mila terpaksa terus mengulumnya mau muntah rasanya. Mila mengulum diujungnya saja, dan merasa jijik! bahkan terhina. Dia tukang kebunku, bukan suamiku. Tampaknya mang Dodi semakin nekad dan tidak puas kalau penisnya hanya di kulum di ujung saja maka dipegangnya kepala Mila kemudian ditancapkan dalam dalam penisnya masuk ke mulut Mila sampai rasanya menyentuh tenggorokan, Mila berulang kali tersedak dan mau muntah tapi tidak diperdulikan nya. Keluar suara mendesis-desis dari mulutnya tampaknya mang Dodi itu keenakan tapi tak keluar satu patah katapun dari mulutnya.
Semakin lama semakin kencang memaju mundurkan kepala Mila sampai suatu saat dibenamkan penisnya dalam dalam ke mulut Mila dan Mila rasakan semburan cairan sperma masuk dalam ke mulut Mila.
Mila mengadakan perlawanan, segera berusaha menarik mulutnya tapi mang Dodi itu justru semakin menekan kepala Mila. Penisnya terbenam lama dimulut Mila, spermanya berusaha di keluarkan Mila bersama air liurnya walaupun sebagian ada yang tertelan. Asin! Rasanya sangat jijik Mila dibuatnya karena sebagai juragan, Mila telah diperbudak oleh tukang kebunnya.
Ditariknya penis itu dari mulut Mila dia mengoles-oleskan ujung penisnya ke pipi Mila. Seketika pipinya berlepotan sisa-sisa sperma mang Dodi. Bau spermapun menyergap amis! seperti bau putih telur.
“Hoek....hoek....hoek.....!!” Mila ingin muntah rasanya. Bau amis sperma menusuk hidung Mila yang sesungguhnya menikmati derita ini akibat obat perangsang yang dicampurkan pada tehnya.Mila terkulai lemas di atas tempat tidur, tangannya yang terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lengan Mila terasa kaku dan mati rasa.
Beberapa menit kemudian Mila merasakan hujaman penis di miss Vnya.
“aaaaauuuuuuuwwwwwhhhhhh........... aaadduuuhhhh....!!! jerit Mila. Digoyang-goyangkannya tubuh Mila dan Mila merasakan perih dan nikmatnya proses masuk-keluar-masuk-keluar-masuk, lalu mang Dodi kembali menyemburkan spermanya namun Mila tidak merasakan semburan itu menyirami rahimnya, Milapun mengalami sesuatu yang tidak ingin dia alami, orgasme. Kemudian pasangan juragan dan tukang kebunnya, terkapar lemas setelah terkuras energinya.
“Maangg,...... lepasin dong ,...... saakkiiitt....!” Mila memohon belas kasihan tukang kebun yang telah memperkosanya lagi supaya dilepaskan dan tidak di apa-apakan lagi tapi permohonannya tidak mendapat tanggapan sama sekali, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari mang Dodi. Setelah pikir-pikir memang sia-sia permintaan Mila, mana ada mungkin tukang kebun pemerkosaku melepaskan tali-tali yang sudah mengikatnya yach...!? Bahkan sebaliknya mulut Mila malah disumpal kain tapi cara menyumpal yang berbeda. Sekarang ini hanya kain yang dililitkan. menyumpal mulut Mila dan diikatkan cukup erat ke belakang lehernya. Tapi sumpalan itu sudah sangat cukup menghalangi kata-kata yang keluar dari mulut Mila. Selanjutnya tangan kasar mang Dodi meraba selangkangan Mila. Satu tangan mengelus daerah klitorisnya sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal paha Mila. Seketika Mila menggelinjang gelinjang dan meronta-ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulut yang tersumpal. Mang Dodi membiarkan juragan Mila meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluan Mila yang sudah tidak memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulut Mila yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah Milapun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya Mila merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhnya bahkan Mila menggoyang-goyangkan miss Vnya. Tampaknya mang Dodi menangkap kalau juragannya mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke selakangan dan klitoris Mila di pilinnya dengan lembut. Mila semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lama sekali Mila tidak merasakan kenikmatan ini.
“Mhh....mmgghh.........mmmmmhhhhh..........mmmmppphhhhh.......”
“Juragan,.... mang Dodi capek. Mang Dodi istirahat dulu yach....” ujarnya sempoyongan meninggalkan juragannya yang lemas akibat berhubungan sex dan terikat tak berdaya,
“mmmmmhhhhh..........mmmmppphhhhh.......” jawab Mila dengan lemas.Kemudia mang Dodi beristirahat di kamar yang disiapkan untuk dia istirahat di sebelah dapur, meninggalkan juragannya yang sudah diperkosa dan masih terangsang dalam keadaan terikat. Mang Dodi ingat ia meninggalkan juragannya setelah digarapnya pada pukul 15.00 ketika dirinya sudah terlalu capek akibat berjaga malam dan mengikat juragan Mila yang cantik. Tertidur pulas Mang Dodi baru terbangun pukul 21.00, lalu dia menengok tawanannya juragan Mila yang cantik itu, terlihat masih tertidur pulas. Semalaman atau melebihi 24 jam sudah Mila terikat dan menjadi tawanan tukang kebunnya. Malam itu mang Dodi kembali berjaga-jaga di posnya setelah sebelumnya memasangkan dildo menancap di miss V juragannya. Sementara mang Dodi berjaga-jaga, juragan Mila tidak dapat tidur nyenyak akibat getaran kenikmatan yang terus di rasakan di miss Vnya. Dan Mila berulang kali orgasme dalam keadaan terikat.
*****
Pagi-pagi sekali mang Dodi mandi dan kembali ke kamar juragannya. mang Dodi ingin melepaskan ikatan yang mengikat juragannya Mila. Udara masih sejuk pagi itu ketika mang Dodi masuk rumah langsung menuju kamar di mana juragannya dia sekap. Diintipnya terlebih dahulu, dilihatnya Mila sudah bangun, terduduk dan tengah meronta ronta kecil,...
Mang Dodi masuk berniat melepaskan ikatan yang membelenggu juragannya yang cantik, dikuncinya kamar Mila lalu mang Dodi mendekat ke tubuh Mila yang terikat dan berhasil duduk.
“Juragan, tidak apa-apa khan,...” mulut Mila yang disumpal dilepaskan Sontak tangis meledak dalam kamar itu, Mila menangisi nasibnya yang diikat dan diperkosa oleh tukang kebunnya sendiri. Secara reflek guna meredam suara tangis Mila, mang Dodi memeluk dan mendekap juragan Mila sehingga suara tangisnya tidak terdengar lagi.Setelah khasiat obat perangsangnya hilang, hanya rasa sesal dan malu serta rasa bersalah yang menguasai tubuh Mila, maka meledaklah kembali tangisannya, lebih parah dari tangisannya ketika pertama kali diikat oleh tukang kebunnya.
“Maaf ya juragan,... khan juragan yang minta.........” bela mang Dodi lalu melepas pelukannya dan melepaskan simpul tali yang mengikat di kaki Mila yang terhubung ke ujung kaki tempat tidur sementara tangan Mila masih terikat.
“Kog kamu nekad sich mang,....24 jam lebih aku kamu ikat begini ” keluh Mila sambil menahan isaknya setelah lakban dan lap yang menyumbat mulutnya dilepas.
“Mang begitu karena juragan yang minta lho,... pokoknya kalau mang sampai dipecat sama juragan Dandy, photo dan video yang mang buat akan mang sebarkan, itu mang janji akan terjadi” kalimat bernada ancaman dikeluarkan mang Dodi. Mila terkejut dengan ancaman tukang kebunnya, memang niatnya melaporkan mang Dodi terbersit di benaknya ketika dia dibiarkan terikat bahkan mang Dodi sudah berani-beraninya menyuruh Mbok Minah pulang..., namun kata-kata mang Dodi menyurutkan niatnya.
“Nah juragan silahkan mandi, bersiap-siap, khan juragan Dandy mau pulang sore ini, Mang juga sekalian minta libur seperti biasa...” ujarnya setelah melepaskan tali yang mengikat tangan juragan Mila.
“Ya sudah, nanti jam 12 siang mang Dodi pulang saja dan mampir rumah mbok Minah, suruh masuk kerja” jawab Mila menahan kesal sambil mengelus-elus bilur bekas tali yang mengikat di pergelangan tangannya, Mila perlahan bangkit dari tempat tidurnya, melepaskan sepatunya yang dipakainya dua hari sejak dari kantor sampai sekarang setelah tali-tali yang mengikatnya terlepas.
Mila membereskan gulungan tali yang mengikatnya dengan rapih dan di masukkan ke tas dimana perlengkapan mas Dandy di simpan, tak lupa Mila mencuci ball gag dan kain yang sempat mengikat menyumpal mulutnya, lalu mengganti sprei dengan yang baru dan memasukkannya ke keranjang binatu untuk dibawanya cuci diluar. Kemudian Mila masuk kamar mandi, memanjakan tubuh sexynya dengan air hangat guna memulihkan pegal dan bilur-bilur yang terlihat jelas di pergelangan tangan dan kakinya. Milapun menelpon tukang binatu (laundry) langganannya untuk mengambil cuciannya dan memesan mbok Minah untuk memasak untuknya.
Mila terasa sangat lapar karena selama diikat oleh mang Dodi, dia tidak pernah di beri makan. Hari menjelang sore, ketika Mila menyambut mas Dandy pulang dari penerbangannya di sambutnya sang suami dengan peluk mesra dibumbui rasa bersalah Mila ketika mengecup bibir suaminya yang menyebut “nanti malam seragam ya Ma,...” suatu pertanda Mila akan diikat lagi malam ini, kali ini oleh masternya suami tercinta.
Hari-hari kepergian mas Dandy, membuahkan rasa tenang dan cemas yang bercampur, karena di sisi lain sesungguhnya kesetiaan Mila, membuat sesungguhnya ia bersedia diikat oleh mas Dandy, tetapi tubuhnya merindu dan merasakan sentuhan dan tali-tali karya Mang Dodi tukang kebunnya. Namun Mila menjaga hati, dan tetap tidak berpaling dari mas Dandy, kendati tubuhnya kini sedang terikat oleh ulah mang Dodi tukang kebunnya.
==oo0oo==
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori bdsm /
bondage /
maledom
dengan judul "Mang Dodi Tukang Kebunku". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://prediksi-jitu-togel-sgp-hk.blogspot.com/2013/05/mang-dodi-tukang-kebunku.html.
0 komentar "Mang Dodi Tukang Kebunku", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar