Tampilkan postingan dengan label Kisah Nyata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Nyata. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Mei 2013

Kisah Nyata Penyiksaan Gadis Di Jepang


Junko Furuta, adalah seorang siswi SMA biasa berumur 16 tahun. Suatu hari, 25 November 1988, ketika Junko pulang dari tempat ia biasa bekerja part time, empat orang pemuda, pemuda A (18 tahun), pemuda B (bernama Jo kamisaku umur 17, kamisaku adalah nama keluarga yang dia ambil setelah keluar dari penjara), pemuda C (umur 16),dan cowok D (umur 17) dari Tokyo menculik dan menyekap furuta selama 44 hari. Mereka menjadikan Furuta sebagai tahanan di rumah yang dimiliki orang tua si pemuda C.

Untuk menghindari pengejaran polisi, si cowok A memaksa furuta untuk menelepon orangtuanya dan menyuruhnya mengatakan kalau dia kabur dari rumah, dengan temanya, dan tidak berada dalam bahaya. Bahkan cowok A membuat furuta berpose sebagai pacar dari salah satu cowok – cowok itu ketika orangtua C, pemilik rumah sedang ada dirumah tersebut. Kalau mereka sudah yakin orang tua C tidak akan telepon polisi, mereka pun menyudahi sandiwara tersebut. Furuta mencoba kabur berkali – kali, memohon pada orang tua C untuk menyelamatkan dia, tapi mereka ga ngelakuin apa2 meskipun mereka tau kalau selama ini furuta disiksa, karena Orangtua C takut kalau cowok A akan menyiksa mereka. Cowok A saat itu adalah pemimpin yakuza kelas rendah dan telah mengancam siapapun yang ikut campur akan dibunuh.



Menurut kesaksian para cowok itu di persidangan, mereka berempat memperkosa furuta, memukulinya, memasukan macam2 ke dalam kemaluannya termasuk tongkat besi, membuatnya minum urinenya sendiri dan memakan kecoak, memasukan petasan ke dalam anusnya dan meledakannya, memotong pentilnya dengan tang, menjatuhkan barbel ke perutnya, dan membakarnya dengan rokok dan korek api (salah satu dari pembakaran itu adalah berupa hukuman karena Furuta berusaha menelepon polisi atau berusaha kabur. Pertama, dia tertangkap saat berusaha menelepon. Yang kedua kali, dia berusaha melarikan diri. Ketiga, Furuta meminta tolong sama orang tua cowok C, si pemilik rumah. Tetapi, pemilik rumah yang ternyata telah mengetahui selama ini apa yang terjadi pada Furuta. Dia memohon minta tolong, tapi mereka menolak. Mereka beralasan bahwa anaknya punya banyak koneksi penjahat sehingga mereka tidak mau dan takut ikut campur ke dalam masalah itu dan dengan teganya meninggalkan gadis itu mati perlahan dengan cara menyakitkan)

Akibat serangkaian penyiksaan demi penyiksaan yang dialami Furuta, pada akhirnya Furuta mengalami luka yang sangat parah hingga menurut salah satu cowok itu, furuta membutuhkan waktu satu jam lebih untuk merangkak turun tangga untuk menggunakan kamar mandi. Mereka bahkan mengatakan ada kemungkinan kalau 100 orang tau kalau mereka menahan furuta di rumah tersebut, tapi hal ini ga jelas artinya apa 100 orang itu hanya sekedar tau saja atau mereka juga ikut memperkosa dan menyiksa Furuta saat berkunjung ke rumah tersebut. Cowok2 itu menolak membiarkan furuta pergi dan terus menyiksanya. Bahkan Furuta seringkali memohon pada mereka untuh membunuhnya saja dan menyudahi penderitaan tersebut.

Pada January 4, 1989, dengan menggunakan alasan kekalahan saat bermain mah-yong, keempat cowok itu memukuli furuta (dimana sebagian anggota badannya sudah dimutilasi) dengan barbel besi. Setelah itu mereka menuangkan cairan dari pemantik api ke kaki dan tangan Furuta yang belum termutilasi, perutnya, dan mukanya, dan lalu membakarnya. Furuta meninggal tidak beberapa saat kemudian karena diduga shock atas luka bakar yang dideritanya. Jadi dapat dibayangkan bagaimana Furuta merasakan perihnya luka bakar di tubuhnya sebelum ia meregang nyawa. Kempat cowok itu menyatakan kalau mereka ga menyadari betapa parahnya luka yang dialami oleh furuta, dan mereka percaya kalau furuta hanya berpura2 mati.

Sesudah mereka menyadari Furuta benar-benar telah meninggal. Para pembunuh menyembunyikan mayatnya di dalam drum galon dan lalu mengisinya dengan semen. Mereka kemudian membuang drum tersebut di koto, Tokyo dan drum ini baru ditemukan setahun kemudian.


PENAHANAN DAN HUKUMAN


Para cowok itu ditangkap dan disidangkan sebagai orang dewasa, tapi karena Jepang menangani kejahatan yag dilakukan oleh pelaku yang masih dibawah umur, maka identitas mereka disembunyikan oleh persidangan. Akan tetapi, seminggu kemudian, majalah mingguan bernama Shukan Bunshun menerbitkan nama mereka, dengan menyatakan "Hak asasi tidak dibutuhkan oleh penjahat biadab". Mereka juga menerbitkan nama asli Furuta lengkap dengan detail tentang kehidupan pribadinya dan menerbitkannya besar-besaran di media.

Kamisaku dituntut sebagai pemimpin para cowok itu menurut persidangan. Keempat cowok itu diberi dinyatakan bersalah tetapi hanya diberi hukuman 8 tahun (seharusnya hukuman mati tuh dengan cara paling menyakitkan) dengan tuntutan "membuat luka fisik yang menyebabkan kematian", yang seharusnya mereka dituntut dalam tuntutan pembunuhan. Orang tua cowok A menjual rumah mereka dengan harga maksimum 50 juta yen atau 5 miliar rupiah dan membayarnya sebagai kompensasi untuk keluarga Furuta. (Penderitaan Furuta tidak sebanding dengan harga berapapun).

Orangtua Junko Furuta terkejut dengan kalimat yang diterima dari pembunuh anak perempuannya, dan bergabung dengan grup masyarakat melawan orangtua cowok C yang rumahnya dijadikan tempat menyekap. Ketika beberapa masalah ditimbulkan dari bukti (semen dan rambut yang didapat dari tubuh itu tidak cocok dengan para cowok2 yang ditangkap), pengacara yang menangani lembaga masyarakat memutuskan untuk tidak membantu mereka lagi karena merasa ga ada bukti berati ga ada kasus atau dakwaan.(pengacara, apa disogok ya!). Ada spekulasi bahwa bukti yang mereka dapat itu didapat dari orang tidak teridentifikasi yang memperkosa atau ikut mukulin furuta.

Satu dari yang paling mengganggu dari kisah nyata ini adalah bahwa para pembunuh Furuta sekarang bebas (di bulan Agustus 1999). Setelah membuat Junko Furuta melalui berbagai penderitaan, mereka adalah cowok bebas sekarang. Tetapi, di bulan juli 2004, Jo Kamisaku kembali ditangkap karena mencelakai seorang kenalannya (cowok), karena dia pikir kenalannya itu membuat pacarnya menjauhi dia. Ia memukuli kenalannya itu selama 4 jam, dan bahkan sebelum ia menganiayanya, dengan bangga ia menceritakan tentang perbuatannya sebelumnya (pembunuhan Furuta ) kepada kenalan yang akan disiksanya itu. Kamisaku dituntut dihukum 7 tahun dengan tuduhan pemukulan (berarti dia sekarang masih di penjara). Pada kasus penculikan, perkosaan, penyiksaan dan pembunuhan atas diri Junko Furuta dia hanya dipenjara 8 tahun... Tapi untuk kasus pemukulan, dia di penjara selama 7 tahun. KEADILAN MACAM APA INI!!!!

Seorang cewek smu diculik oleh 4 remaja pengacau ketika dia sedang perjalanan ke tempat kerja sambilannya. Mereka membawa dia ke rumah seorang teman, mengurungnya di kamar, dan selama 44 hari kedepan dan menerapkan setiap bentuk tak terbayangkan oleh manusia berhati untuk menyiksanya (dan beberapa dari kita ga akan mau bayangkan). Mereka memperkosanya rame rame, dengan badan mereka atau dengan benda benda asing. Memberinya makanan berupa kecoak dan minuman dari urinenya sendiri, memukulinya, menendanginya, memutilasi beberapa bagian anggota badannya dan sangat banyak lagi yang tidak terdokumentasikan oleh para penjahat itu atau oleh polisi. Mereka membuatnya babak belur dengan rasa kelewat nyeri di seluruh tubuhnya, mereka mengikatnya, menindihnya, dan menjatuhkan barbell ke atas perutnya dan terakhir menyiram dengan cairan yang ada dalam korek api lalu membakarnya. Penyiksaan terakhir lebih dari yang Furuta sanggup menahannya dan pada akhirnya dia meninggal dunia. Ketika para cowok itu ditanyai kenapa mereka tidak melakukan apa2 pada detik2 menjelang kematian Furuta, mereka menjawab, "kami kira dia pura-pura". Setelah kematian Furuta, mereka mengisolasi tanganya dan kakinya jadi satu, memasukan dalam drum lalu mengisinya dengan semen dan buang di tanah kosong. Tubuhnya tidak ditemukan sampai setaun kemudian. Para pemuda penjahat itu hanya dipenjara 8 tahun dari kejahatan mereka yang tidak termaafkan dan sekarang berkeliaran bebas.

Kronologi Kejadian Menurut Catatan Sidang Dari Pengakuan Para Tersangka:

Hari 1: 25 november 1988: - penculikan atas Furuta - Dikurung sebagai tahanan dirumah, dan dipaksa berpose sebagai pacar salah satu cowok - Diperkosa - Dipaksa tlp orangtuanya dan mengatakan kalau dia kabur dan dia dalam situasi aman - Kelaparan dan kekurangan gizi - Diberi makan kecoak dan minum kencing - Dibakar dengan korek api

Hari 16: 1 desember 1988: - Menderita luka pukulan keras yang tak terhitung berapa ratus kali - Muka terluka karena jatuh dari tempat tinggi ke permukaan keras - Tangan diikat ke langit langit dan badannya digunakan sebagai sasak untuk ditinju - Hidungnya dipenuhi sangat banyak darah sehingga dia cuma bisa bernafas lewat mulut - Barbel sering dipukulkan ke perutnya - Muntah darah ketika minum air (lambungnya ga bisa menerima air itu) - Mencoba kabur dan dihukum dengan sundutan rokok di tangan - Cairan seperti bensin dituang ke telapak kaki, dan betis hingga paha lalu dibakar - Botol dipaksa masuk ke anusnya, sampe masuk, menyebabkan luka.

Hari 26: 10 desember 1989: - Tidak bisa jalan dengan baik karena luka bakar dikaki - Dipukuli dengan tongkat bamboo - Petasan dimasukin ke anus, lalu disulut - Tangan dipenyet (dipukul supaya gepeng) dengan sesuatu yang berat dan kukunya pecah - Dipukulin dengan tongkat dan bola golf - Memasukan rokok ke dalam kemaluan (atau mungkin maksudnya dijadiin asbak, dimatiin di kemaluan dan abunya dibuang ke dalam) - Dipukulin dengan tongkat besi - Saat itu musim dingin bersalju (dinginnya pasti dibawah 0 dejat alias minus) disuruh tidur di balkon - Tusuk sate dimasukin ke dalam kemaluan dan anus menyebabkan pendarahan

Hari 30: - cairan lilin panas diteteskan ke mukanya - Lapisan mata dibakar korek api - Dadanya ditusuk jarum - Pentil kiri dihancurkan dan dipotong tang - Bola lampu panas dimasukin kekemaluan - Luka berat di kemaluan karena dimasukin gunting - Ga bisa pipis dengan normal - Luka sangat parah hingga membutuhkan sejam untuk merangkak turun tangga saja untuk menggunakan kamar mandi - Gendang telinga rusak parah - Ukuran otak yang menciut sangat sangat banyak

Hari 40: - memohon sama para penyiksa untuk membunuhnya saja.

1 january 1989: tahun baru - Sendirian di dalam gudang. Kedinginan dengan menahan nyeri di beberapa bagian tubuh karena dimutilasi. - ga bisa bangun dari lantai

hari ke 44: - para cowok itu menyiksa badannya yang termutilasi dengan barbel besi, dengan menggunakan alasan kalah main mahyong. - Furuta mengalami pendarahan di hidung dan mulut. - Mereka menyiram mukanya dan matanya dengan cairan lilin yang dibakar. - Cairan korek api dituang ke kaki tangan muka, perut dan dibakar. Penyiksaan akhir ini berlangsung sekitar 2 jam nonstop. - Junko furuta meninggal hari itu dalam rasa nyeri sakit dan sendirian. Ga ada yang bisa ngalahin 44 hari penderitaan yang udah dia alamin.

Hari ke 45 - Mengisolasi mayat Furuta tanganya dan kakinya jadi satu, memasukan dalam drum lalu mengisinya dengan semen dan buang di tanah kosong.

Mungkin, kita sudah banyak mendengar kisah Furuta-furuta lainnya yang mengalami penyiksaan yang tidak kalah menyakitkannya (seperi penyiksaan terhadap TKW kita). Akan sampai kapankah, para wanita seperti Furuta dan Furuta-furuta lainnya akan mengalami penyiksaan seperti ini? Kepedulian dan keberanian kita semua dalam membela dan menyelamatkan Furuta-furuta lainnya, akan sangat berarti besar.

Kisah Furuta ini telah diangkat dua kali dalam sebuah film ditahun 1995 dan ditahun 2004.

Selain itu, seorang anggota band Gazette, Ruki, (ketika tahun 1989 masih berumur 7 tahun) tergerak untuk membuat sebuah lagu pada tahun 2006 (di album NIL) dimana lagu tersebut dipersembahkannya sebagai penghormatan dan tanda belasungkawanya yang terdalam terhadap hal yang dialami oleh Furuta. Dan berharap, tidak ada lagi siapapun, mengalami nasib serupa seperti Furuta.

==oo0oo==

Komentar host : Pembaca sekalian, ini bukan BDSM namanya, hal demikian bisa dikategorikan snuff atau para pelakunya bisa dikategorikan sebagai psichopat hal murni kriminal..

Senin, 08 April 2013

Kisah Nyata Via

Tahun yang lalu aku bekerja di suatu hotel bintang lima di jakarta sebagai Sales Executive.

Hari itu kami kedatangan boss baru (director of sales =dos) pindahan dari Bandung waktu itu umurnya masih 36 tahun menikah dan punya anak 3....

Aku bertanggung jawab untuk sales kepada perusahaan2 Jepang, dan konon DOS baruku adalah sarjana bahasa jepang sebuah perguruan tinggi negeriSingkat cerita, dalam waktu 4 bulan sejak kedatangannya kami semakin dekat, punya selera music sama seperti fourplay, incognito, dewa 19 dan lain2nya.


Suatu ketika dia menanyakan ukuran sepatuku,...
"38,... kenapa? Mau beliin sepatu??" godaku keesokannya dia panggil aku ke ruangannya,..

"Via, kamu mau pakai sepatu ini tiap hari,... please!" pintanya

"Ohh mau,... dengan senang hati,...!" kataku kulihat sepatu yang dia belikan sejenis pantofel dengan tali yang melingkar dari mata kaki (bisa kebayang nggak?) Hmmm.... manis juga modelnya.. kupakai sepatu itu hari esok. Malamnya dia telpon aku dan konon dia tertarik padaku (padahal dia sudah menikah dan punya anak? tinggal di Bandung...). entah kenapa aku bilang iya!

****

Didin, nama boss baruku masih mendapat akomodasi sementara di hotel tempat kerja kami

Sering kali secara curi-curi, aku diajak ke kamarnya,…. Suatu kali dia keluarkan saputangan dari sakunya lalu meminta aku meletakkan tanganku dibelakang,…

 “untuk apa?" Tanyaku bingung,….

“tenang vie,… it’s a game…” sambil mengikat tanganku ke belakang dan menyimpulkan sapu tangan ikatan erat,… lalu Didin memelukku dan aku meronta-ronta karena merasa geli…. setelah lelah merinta-ronta aku diam dalam tangan terikat di sofa kamarnya sambil menonton sebuah film yang dipasang di TV, pas adegan ikat mengikat...

“Aku pernah lihat adegan di TV,… ceweknya diikat dan diperkosa…” ujarku

“rasanya kepingin deh ngerasain pengalaman seperti itu,… rasanya sensual banget!” akuku pada Didin yang sedang memutar VCD Birthday Girl yang diperankan Nicole Kidman,… adegan yang terlihat, Nicole Kidman sedang bermain sex dan kedua tangannya diikat di tempat tidur.

“Vie, kebetulan orientasi sexku adalah soft bondage,…aku perlu mengikat perempuan baru si otong bangkit tegap dan beraksi…” aku Didin dengan jujur.

“OK aku mau, tapi talinya mesti yang ada yang warna hijau, ada yang biru, dan ada yang kuning,..” gurauku

Sejak itu, setiap kali berkencan,… Didin selalu menyempatkan mengikat tangan dan kakiku. Seperti suatu ketika kita janjian di suatu hotel di Slipi,…. malam itu aku diikatnya dengan tali jemuran (tali plastik) warna hijau, biru dan kuning. Aku diikat dalam keadaan bugil … aku tidak menyangka Didin punya tali berwarna warni.

Malam itu tidurku tidak nyenyak disampingnya,… sementara Didin nyenyak, aku tidak bisa tidur karena tanganku pegal terikat..…

“Didiiinn,… bangun,…!! Pegel niii…!” rengekku

Didin berusaha bangun dan menanggapi,..

hmmmhhh.... aku lepasin yaa”

“Jangan,… aku nggak mau dilepas… nanti Didin marah... khan Didin suka aku diiket!” Akhirnya aku terlena dalam pelukan Didin masih dalam keadaan terikat.


Tinggal bersama
Didin telah mendapatkan tempat tinggal tetap di sebuah apartement tidak jauh dari hotel tempat kami bekerja. Aku menemaninya menemui si pemilik kamar, disela-sela kegiatan sales call kami…. Setelah sepakat, sang pemilik rumah menyanyakan padaku,….

“Apa Ibu juga tinggal di sini?” matanya menatapku

“Oh ibu akan datang sesekali dari Bandung” jawab Didin. Hal yang berakibatkan akhirnya kami tinggal bersama di sebuah apartemen. Selama ini aku hanya kost dengan saudaraku di bilangan Tebet. Sejak tinggal serumah dengan Didin dan kerja sekantor dengannya, tiap malam sebelum tidur lepaslah semua busanaku, baju tidurku adalah tali-tali yang mengikat erat tangan dan kakiku

Suatu ketika, kami baru pulang tapi kulihat Didin tidak berganti pakaian,

”Vie, aku ke hotel lagi bentar ya,.. Mamaku dan kakakku mau menengok aku...”

“Kamu di kamar aja yach,.. jangan ke mana-mana,.. kamu aku ikat aja yach,... paling cuma sejam lebih aku sudah kembali...!” lanjut Didin sambil memegang tali tali

“Tapi Didin iketnya jangan keras-keras yach.....” jawabku manja.

Lalu Didin mengikat tangan dan kakiku dalam busana lengkap, menyumpal mulutku dan pamit meninggallkan ku di kamarnya dan mengunciku dari luar … namun Didi tidak mengikat tanganku kebelakang seperti biasanya tetapi tanganku diikatnya ke depan dengan simpul yang mudah (dengan sekali tarik dan gigit ikatan itu melonggar) Aku hanya sesekali meronta-ronta kecil sambil sebenarnya menikmati ketidak berdayaan ini dalam kamar yang terkunci dari luar,… dan sendiri hanya ditemani tayangan televisi selanjutnya enggan meronta-ronta untuk melepaskan ikatanku karena aku percaya Didin tidak akan lama meninggalkanku. Tanpa terasa aku tertidur dalam keadaan terikat. Sepulangnya Didin dari makan malam, alangkah terkejutnya Didin mendapati diriku masih terikat dan tidak berusaha melepaskan ikatannya, saat itu aku malah tertidur nyenyak. Didin menyambutku dengan hangat dan melepaskan ikatanku.

Suatu malam,… aku baru usai menstruasi,…baru menjelang bersih,… malam itu aku diikatnya, tanganku ke belakang dan kakiku dipakaikannya sepatu pemberiannya, diikat terpisah ke kaki tempati tidur secara mengangkang…. Mulutku di sumpalnya dengan lakban. Entah setan apa, Didin begitu bergairah dan aku ‘diperkosanya’ Keluarlah dengan deras cairan spermanya membasahi vaginaku. Entah tidak biasanya aku merasakan Didiku mencapai ejakulasi dan tidak biasanya ia menyemprotkannya di vaginaku.

Hari-hari tinggal seranjang dengan Didin, penuh dengan adegan soft bondage. Sebelum berangkat, pulang kantor, kala senggang,.. bahkan saat kami ke Bandung, Didin pesankan kamar buat kami, walau dia akhirnya muncul pula dirumahnya untuk menemui istrinya. Malam itu adalah 1 malam sebelum ulang tahun istrinya. Didin memesan kamar di suatu hotel berbintang 3 di pusat kota Bandung,... setelah check in , Didin meminta aku tanpa busana tapi tetap memakai sepatu (pemberiannya) kemudian aku di suruh duduk di kursi kamar itu.. dalam keadaan bugil, tanganku diikat ke sandaran tangan di kursi. tubuhku juga diikat, kakiku diikatkannya ke kaki kursi dan lalu mulutku di lakbannya. Usai mengikatku demikian, Didin keluar dari kamar rasa takut menyelimuti tubuhku yang terikat tak berdaya dan tak berbusana,... takut ada petugas housekeeping yang mau membersihkan kamar dlsb. Aku tidak keberatan tangan dan kakiku diikat, tapi hal yang menakutkan adalah bila aku ditinggal terikat sendirian dalam kamar, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Lama rasanya ditinggal sendirian terikat di kamar, kira-kira satu jam kemudian Didi datang,... tersenyum melihat keadaanku serta mendekat dan menciumku. Malam itu seperti malam-malam sebelumnya aku tidur dalam pelukannya dalam keadaan tangan dan kaki terikat. Esok paginya Didi minta ijin padaku untuk ditinggal sendiri, Didin kembali ke rumahnya merayakan HUT istrinya dan kami janjian akan bertemu nanti malam di stasiun kereta dan bersama kembali ke Jakarta.

Aku hamil
Suatu ketika aku terasa mual-mual dan belum juga datang bulan karena memang datang bulanku tidak tentu harinya. Diam-diam aku beli alat test kehamilan,... ketika aku test terkejutlah aku bahwa ternyata aku hamil... pas Didin pulang kantor,...

”Didin, selamat yaa... aku hamil” ucapku

Didin hanya diam dan terkejut, tanpa berkata apa-apa.... akupun bingung, ingin rasanya menolak kelahiran anak ini, tapi aku takut tertangkap dan dipenjara karena aborsi aku langsung mengkonsumsi jamu-jamu yang kiranya bisa menggugurkan kandungan secara natural, hingga akhirnya kami ke Bandung mengetahui konon ada dokter yang bersedia.... namun usia kandungan sudah berjalan 3 bulan,.. sehingga dokter menyatakan ketidak sanggupannya.. Aku dan Didin pasrah... Akupun memutuskan untuk berhenti bekeja, khawatir tubuhku dan perutku membesar dan ketahuan teman kantorku. Yach,... hari2 kujalani di apartemennya Didin, kadang pagi-pagi aku diikatnya namun Didin tidak tega lagi menyumpal mulutku karena rasa mualku... selama itulah aku jadi tawanan cintanya Didin,... biarpun sedang berkunjung ke dokter, malamnya dalam keadaan perut membesar, aku mesti ’naik kuda dengan tangan terikat’ alias em el dengannya.

****

Akhir tahun lalu, entah kebetulan apa, Didin mendapat pekerjaan di Bali,... kami berangkat saat kandunganku mendekati 6 bulan... tinggallah aku dengannya di Bali, sementara keluarga Didin baru akan menyusul saat usai tahun ajaran.

Anak hasil ’perkosaan Didi’ lahirlah di bulan Maret, bayi laki-laki yang lucu di namai Marcello; kami menyayanginya. Bulan Mei 2001 aku membawa Didin & Marcello, dan memperkenalkan sambil mengaku dosa pada Papaku (yang sudah menikah lagi dengan istri mudanya Baby) di Cibubur. Kami dinikahkan di Sukabumi.

Kini aku tinggal sendiri di Bali, menghidupi Marcello bekerja di sebuah tempat atraksi, aku telah memohon cerai pada Didin (ini konsekwensi, karena aku tahu, kejadian ini murni kesalahan Didi bukan ketidak puasan atau ketidak harmonisannya dengan keluarganya).

==oo0oo==

Minggu, 03 Maret 2013

SMS Misterius - Kisah Nyata

Rabu 6 Oktober

Suatu pagi aku terima sms gelap yang menakutkan : ‎

”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” dari nomor 081122xxxxx. Aku kaget setengah mati menerima sms seperti itu, lalu kuhubungi mas Andi Wisbagjono, temanku jangan-jangan dia mengirimkan karena hanya dia yang punya motif iseng mau menggoda dan menakuti aku dengan sms seperti ini.


Setelah berargumentasi lewat sms dengan dia yang berdomisili (kerja) di Indonesia Timur. Aku malah, meminta tolong padanya agar dia mau membelaku (seolah suamiku, yang kebetulan lagi dinas ke luar negeri) membantuku menggertak sang pengirim sms misterius itu kepadaku.Namun yang terjadi sangat mengecewakan, Andi bukannya menggertak ancam sambil melindungiku dia melapor padaku bunyi sms yang dia kirimkan kepadaku :

“Ini siapa ya? Aku suaminya Mila, hanya aku yang boleh ngiket n nyulik dia...” membaca kalimat itu aku marah padanya :

“Mas, apaan sich? Bocorin rahasiaku ke unknown people??? Dasar cowok error. Aku tidak setuju!! Itu bukan kata kata seorang suami, apaan tauk!?” Lanjutku penuh amarah sekaligus takut, karena orang yang bisa diharapkan memberi perlindungan lewat kata-katanya malah berlaku aneh dalam sms orang yang mengancam menculik aku.

Sesungguhnya yang kuharapkan mas Andi menjawab smsku senada seperti ini : “Saya, Irjen (Pol) Andi Wisbagjono, anda mengancam akan menculik istri saya !?” karena kalimat seperti itu sudah cukup untuk membuat si pengirim sms misterius itu ketakutan dan mungkin akan mengganti nomor hpnya supaya tidak terlacak lagi oleh polisi. Jawaban seperti itulah yang bernada melindungi, apa lagi Andi kuminta membalas sms misterius itu, seolah dia suamiku. Jadilah hubungan pertemanan kami terputus, karena aku sangat murka dengan caranya menjawab sms seperti itu. Akupun berusaha melupakan semua kejadian yang telah terjadi. Ketika aku keluar dari gedung perkantoranku di Jl. Basuki Rakhmat, siapa yang kulihat ? Syafril, temanku sejak SMA, mantan pacarku kebetulan baru keluar dari gedung perkantoran ini.

“Mas Syafril,...? Ngantor di sini tah?” sapaku berusaha menyembunyikan rasa senang.

“Mila,... kebetulan aku lagi di Surabaya, baru usai meeting dengan klienku di lantai 10. Tadi aku lihat kamu lagi duduk di meja reseptionis....?” sahutnya. Rupanya dia baru selesai meeting dengan kliennya yang kebetulan berada satu lantai dengan kantorku.

“Tinggal di mana? Kita makan malam dulu yuk,... mumpung aku di sini?” ajak Syafril

“Boleh, siapa takut...?” selorohku

Kamipun beranjak meninggalkan gedung itu dengan kendaraan yang disupiri sendiri oleh Syafril. Kami tiba di sebuah mall yang bersebelahan dengan sebuah hotel.

“Trus mas apa kabar ?” tanyaku.

Sejak dulu aku mengagumi kepintaran dan ketampanannya. Aku dulu pernah ‘dikerjai’ olehnya ketika mereka membawaku yang sedang mencari sahabatku Nia, lalu Syafril dan Zainudin seolah ikut membantu mencariku dan di tempat yang agak sepi, Zainuddin membekap mulutku serta langsung menyumpalkan dengan lakban dan seketika tangan dan kakiku terikat oleh mereka berdua dan membawaku ke gudang. Lalu aku ingat Nia, mencari-cariku dan bertemu mereka yang mengaku tidak melihatku. Itulah pengalaman pertamaku diikat atau lebih populer di sebut bondage.

“Baik-baik Mila, terus terang aku kaget melihatmu tadi ada di kantor sebelah..... Jadi aku putuskan menunggumu di lobby tadi” jawab Syafril. Setelah kami memesan makanan dan minuman aku pamit beranjak dari meja, ingin ke kamar kecil sekalian mencuci tangan. Dan aku kembali, santapanpun sudah siap.

“Jadi kamu besok mau pulang ke Malang...?” tanya Syafril.

“Iya, kebetulan aku minta cuti, tiga hari.... sekaligus mau menunggu Mas Dandu pulang nanti hari Senin siang” ujarku menceritakan kebiasaanku saat menyambut suamiku landing. Kami menyantapnya sambil menceritakan kabar masing-masing. Setelah makan, aku merasa kepalaku begitu pusing dan berat...

“Mas Syafril, antar aku pulang yach? Aku tinggal di Dharmahusada.... Kepalaku ini pusing Mas” keluhku

Dengan sigap Syafril, menuntunku berjalan, tiba di tempat parkir dan aku duduk lemas. Syafrilpun bergegas masuk ke balik kemudi dan menstarter mesinnya berjalan... aku memejamkan mata dan setelah itu aku tidak ingat apa-apa.

Aku terbangun, pandanganku gelap, kurasa aku ada dalam sebuah kamar, tanganku terasa sakit seperti kesemutan. Aku berusaha menggerakkan tanganku,.. ugh! rupanya tanganku terikat erat kebelakang di sekitar pinggang di belakangku, demikian juga dengan kakiku masih bersepatu saat terikat erat.

“eemmmmppphhhhh......!” itu yang terdengar saat aku mencoba bersuara. Aku menyadari keadaanku yang tidak berdaya, tangan terikat ke belakang, kakiku pun terikat menyatu kurasakan tali melilit di atas dan di bawah lututku, serta di pergelangan kakiku. Ku rasakan diriku dalam keadaan terbaring, dan aku masih menggunakan sepatuku yang memakai hak tingginya 5 cm. Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.

“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.

“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,

“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”

Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.

Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya penculik tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.

“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku

Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.

“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”

Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,..

“Mila.... oh Milaa......!” suara itu menguak misteri yang sedari tadi membelengguku, sejenak benakku terkejut! itu suara Syafril yang pernah menjadi pacarku ketika di SMA. Kami terpisah setelah lulus SMA, Mas Syafril meneruskan ke sebuah perguruan tinggi di Jepang dan aku melanjutkan kuliahku di Bandung.. Kami sudah lama tidak contact-contact sampai pada pertemuan kita sore ini. Dari obrolannya Mas Yuyi, panggilan Syafril belum menikah sejak itu dan aku mendapat lamaran dari Mas Dandy dan aku dinikahinya. Aku sempat bercerita bahwa aku menikah dengan seorang penerbang, tadipun dikantor aku mendapat kabar Mas Dandy baru akan pulang hari Rabu atau Kamis depan karena menggantikan rekannya yang ijin tukar jadwal karena menunggui istrinya melahirkan anak pertamanya. Khayalku menerawang jauh sementara diperkosa.

Malam yang sangat melelahkan, aku mengalami orgasme hingga tiga kali. Kelihatannya Mas Yuyie selesai menggarapku, akupun dalam keadaan sangat lemas terikat tak berdaya, tidak dapat melihat dan akupun tertidur.


Kamis 7 Oktober
Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.

“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku

“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit lagi dan hanya berhenti jika batere Alkalinnya habis. Kamar ini akan ku pasangkan tanda DO NOT DISTURB, staff hotel tidak akan melanggarnya untuk membersihkan kamarku ini.” Ujarnya sambil menyelimuti aku hingga ke pundakku..

“eemmmmppphhhhh....... mmmmppphhhhhh.....!!” protesku.

Kutatap tubuhku. Aku dapati tubuhku terikat tanpa busana, hanya sepatu dan celana dalamku yang masih nempel. Diujung sana aku melihat tumpukan busanaku, tergeletak disana. Aku memang suka melakukan hubungan seksual dengan suamiku dalam keadaan terikat seperti ini, namun aku paling takut ditinggal sendirian dalam keadaan terikat seperti ini. Mataku tertuju pada jam digital di sisi kananku di bed side table yang menunjukkan pukul 8.30 pagi. Syafrilpun pergi meninggalkan kamarnya setelah memasang tanda DO NOT DISTURB di gagang pintu bagian luar. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang sedikit menutupi bagian di hidungku. Aku menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri. Bukannya aku tidak suka diikat, tapi posisi ini sungguh menyiksaku apalagi dilakukan dalam waktu yang tidak sebentar. Tiba –tiba aku terlonjak dan menggelepar-gelepar. Posisi ikatanku membuat tubuhku tidak bisa banyak bergerak. terlalu sibuk merasakan dildo yang bergetar di lubang kenikmatanku.

Aku berusaha mengeluarkan dildo itu dari vagina, tapi hanya sia-sia saja. Aku cuma pasrah saja dan berharap batu baterai dildo bisa cepat habis dayanya. Aku menarik napas panjang, sedikit sulit karena hidungku yang sebagian tertutup lakban. Kelihatannya usahaku ini hanya sia-sia saja karena ikatan di tangan dan kakiku tidak mengendur sama sekali. Aku hanya bisa merubah posisiku yang tadi tengkurap menjadi tidur menyamping. Iseng-iseng aku berteriak, membayangkan adegan aku ditawan, ternyata hanya lenguhan saja yang keluar dari mulutku. Aku masih iseng-iseng mencoba melepaskan diri, harapanku paling tidak ikatan yang menyatukan tangan dan kakiku bisa lepas jadi rada lega. Sesekali aku menghadapkan tubuhku ke sisi kananku,... jam 12.30! sudah 3 (jam) aku ditinggal sendiri dalam keadaan tak berdaya dan mulut dilakban, memang tidak ada gangguan dari luar seperti petugas Housekeeping ataupun yang lainnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Yang terakhir aku ingat adalah setelah makan dan menghabiskan minuman tiba-tiba aku merasa pusing... apakah minumanku mengandung obat tidur? Iya,.. aku khan sempat pergi ke kamar kecil untuk cuci tangan sebelum makan...?? Kalau begini aku tidak jadi ke Malang, tadinya aku mau pulang dan memberikan kejutan atas kedatanganku kepada orang tuaku, tapi kini aku di sini terbaring terikat oleh cinta pertamaku yang baru kutemui setelah hampir lima belas tahun... Lelah mengkhayal dan mengenang, aku putuskan untuk tidur saja.

Aku membuka mataku. Waktu menunjukkan pukul 15.48 Ternyata karena terlalu lelahnya aku tertidur dalam posisi terikat erat. Vibrator di vaginaku sudah berhenti bergetar. Entah berapa lama aku tertidur dan berapa lama vibrator itu begetar di lubang kenikmatanku. Tangan dan kakiku terasa tegang, sedikit sakit. Aku juga harus sedikit berusaha bernafas karena lakban yang menutupi hidungku. Aku meronta-ronta, menggerak-gerakkan tangan dan kakiku, berusaha melepaskan diri, sia-sia saja. Tiba tiba kudengar pintu terbuka, rupanya Syafril sudah kembali kekamar, aku pun meronta-ronta menunjukkan bahwa aku ingin dilepaskan dari tali-tali ini. Dengan lembut Syafril mendudukkan tubuhku yang terikat ini,... mataku kembali ditutupnya dengan kain...

“ugh....!” lakban di mulutku dilepaskan

“mas, lepasin dong,... saakiiit!” aku memohon. Di sambut dengan roti yang memenuhi mulutku.

Rupanya aku sedang disuapi makanan,... aku mengunyah secepat yang kubisa supaya aku bisa merayunya agar melepaskan aku lalu kembali mulutku dipenuhi oleh roti berikutnya, sementara mengunyah, kudengar bunyi “creettt....!” mulutku kembali di sumpal lakban.

“Mil,... kamu bilang kamu sudah mengambil cuti untuk ke Malang, nah habiskanlah cutimu bersamaku. Aku masih cinta sama kamu....!” betapa terkejutnya aku mendengar suara mas Syafril mengatakan itu. Hatiku berontak ingin bebas lalu kudengar katanya.

“Hitung, hitung nostalgia sejak pertama kali kamu menjadi tawananku dulu, masih ingat khan...”

Aku menganggukkan kepala, berusaha menjawab pertanyaannya. Masih segar dalam ingatanku, ketika Syafril dan Zainudin mengatakan,

“Mila, si Nia cari kamu tuh.....?”

“Di mana,...” aku balik bertanya

“Sini deh ikut kami,....” ajak Zainudin, segera kutinggalkan ruangan kelasku bergegas mencari Nia yang belum kutemui sepanjang pagi tadi. Nia adalah sahabat baikku, kami satu kelas namun ruang kelas kami terpisah. Aku mengikuti Zainudin masuk ke sport hall di sekolehku, sebuah bangunan besar dengan lapangan bulutangkis dan panggung di ujungnya. “mmmmppphhhh....” ada tangan kuat membekap mulutku tanganku berusaha menarik dan melepastan tangan yang membekapku, sia-sia tangan itu terlalu kuat membekap mulutku, lalu tanganku ditelikung kebelakang dan dengan cepat tanganku sudah terikat ke belakang,... tangan yang membekap mulutku di lepas,... ternyata ada lakban yang menempel dimulutku. Lalu mataku ditutup oleh sebuah sapu tangan. Tubuhkupun dilepaskan,... aku terduduk tak berdaya mata tertutup dengan tangan yang terikat kebelakang dan mulut yang ditempel lakban. Aku melangkah tak berdaya dituntun oleh kedua orang yang menggamit lenganku di sebelah kiri dan kananku. Ku rasakan aku menaiki tangga 4 step dan selanjutnya aku didudukkan di sebuah kursi. Kurasakan tali-tali yang meliliti tubuhku di dadaku yang sedang bertumbuh,.. di lututku dan di pergelangan kakiku, Aku mencoba meronta-ronta, namun tubuhku tak bisa bergerak,... ketakutan menguasai tubuhku dan kemudian aku menangis.

“Mila,... jangan nangis dong, ini aku....!!” kudengar suara Syafril dan kemudian tutup matakupun terlepas.

“eeemmmmppphhhhhh......!!” tangisku. Airmataku di usap oleh Syafril.

“Mila, aku mau bilang aku suka sama kamu,.... kamu cantik dan pintar lagi!” ternyata Syafril menyekapku untuk menyatakan cintanya ketika itu. Berbagai perasaan bercampur aduk dalam diriku.

Rasa takut yang menyelimutiku pelan pelan hilang diganti rasa suka karena ternyata dia yang aku kagumi dan sukai, mengatakan suka padaku.

“Aku mau memintamu jadi pacarku....” lanjut Syafril ketika itu. Tubuhku tidak lagi meronta-ronta seolah pasrah diperlakukan seperti itu.

“mmmmppphhhh.......?” lenguhku terasa sangat jinak terdengar oleh mereka.

“Aku lakukan ini sebenarnya sebagai permainan” ujar Syafril sambil menunjukkan majalah yang menunjukkan gambar perempuan yang sedang diikat erat.

“Aku suka gambar ini, makanya aku suruh Zainudin menjemputmu. Dan aku ingin sekali melihatmu dalam keadaan terikat..” lanjut Syafril.

Aku sudah pasrah ketika Zainudin memotretku dalam keadaan duduk dan terikat. Beberapa photo dibuatnya, ada pula photo aku dengan Syafril yang berdiri di sisiku. Photo yang sempat lama aku simpan di dompet lamaku yang kini hilang kecopetan suatu hari. Itulah kisah pertamaku berkenalan dengan bondage suatu kelainan yang menyenangkan, setidaknya untukku...

“Mila,.... Mila,....!!!” panggilan Syafril membuyarkan lamunanku.

“Kamu mau mandi atau di mandiin...?” tanyanya. Aku menggeleng-geleng. Tanpa mempedulikan jawabanku Syafril melepas sepatuku dan menggunting celana dalamku, lalu menggendongku ke kamar mandi. Tubuhku yang terikat erat ini kemudian diletakkan di bathtub yang penuh dengan air hangat. Lalu aku merasakan tubuhku dipijat-pijat Syafril sambul ‘digerayangi oleh sabun’. Usai mandi, otot ototku terasa lemas,... tubuhku dikeringkan oleh Syafril dan dibopongnya aku ke tempat tidur kamarnya yang besar. Tubuhku ditelungkupkan dan kembali dipijat pijat. Syafril memang pintar memijat. Dalam kenikmatan pijatan itupun aku tertidur dalam keadaan terikat dengan tali yang sudah basah dengan air hangat ketika aku dimandikan.

Aku terbangun, sudah jam 20.30 malam jam digital di sisi tempat tidur menunjukkannya pada penglihatanku. Tubuhku yang tengkurap masih terikat erat. Kurasakan tali-tali melilit di bagian dadaku, bagian atas bawah lututku dan pergelangan kaki. Aku kembali merasakan sepatuku di kaki.

“kenapa sih aku harus pakai sepatu saat diikat,...? kaya mas Dandy aja” pikirku.

Aku berusaha memutarkan badanku supaya bisa terlentang. Ugh... susah payah aku melakukannya. Kini tubuhku terlentang,... tak kulihat mantan kekasihku di kamar itu, dan aku hanya bisa melanjutkan tidurku akibat rasa kantuk yang sangat menguasaiku. Sayup sayup di alam kesadaranku aku merasa sesuatu telah mengikatku di bagian kepala. Ketika aku berusaha bangun, pandanganku gelap. Kudengar ada suara televisi berbunyi dalam ruangan itu. Oh,... rupanya mataku kembali ditutup dengan kain. Aku hanya terbaring pasrah tak berdaya menanti apa yang akan terjadi.

“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.

“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang. Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya orang yang menculikku tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.

“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.

“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!” Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang berirama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok ocok, kedua tangannya juga disusupkan ke balik braku,..
“Mila.... oh Milaa......!” suara Syafril penuh nafsu. Tanpa terasa, malam berlalu dengan cepat di antara derita dan nikmat.


Jumat 8 Oktober

Aku terbangun, pandanganku masih gelap tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka. Hari terulang begitu saja.
“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak dua malam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Syafril sudah duduk disampingku dan memanjakanku. Tidak ada lagi pengalaman baru. Hari irtu berlalu seperti pengulangan hari-hari yang berlalu. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga malamnya kembali aku diperkosa oleh mantan kekasihku, Syafril. Derita yang membawa secuil kenikmatan.


Sabtu 9 Oktober

Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu, setelah tadi malam kakiku terikat dan terbuka.

“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang setia menempel di mulutku.

”it’s another kidnapped day....” pikirku.

Tak kulihat Syafril di kamar ini, padahal jam menunjukkan pukul 7.15 pagi. Sepagi itukah Syafril sudah pergi bekerja? Aku ditinggalnya terkapar dan terikat tak berdaya di kamarnya ini, dalam keadaan seperti ini, tidur adalah pilihan terbaik kendatipun aku tidak mengerti mengapa aku semalas ini dan mudah tidur ?

“Mil.. Milaa,...” tidurku terusik dan aku terbangun rupanya Syafril membangunkanku.

“eemmmmppphhhh.....!” jawabanku

“Tenang aja, Mil hari Senin malam aku akan kembali ke Jakarta,.. dan kamu aku bebaskan hari itu!” tutur lembut Syafril sambil melepas pelan-pelan lakban yang membungkam mulutku.

“Mas,... kog Senin mas, sekarang aja. Tanganku pegal-pegal nich, saakiittt....” keluhku tanpa sengaja mataku berair.

“Tanpa sengaja aku membaca sms mas Dandy yang masuk tadi malam, katanya dia pulang Rabu dengan penerbangan malam... aku jawab saja. Ok mas, hati-hati yaa, gitu” aku Syafril padaku.

“Mas Yuyie, tapi khan aku harus kerja hari Senin mas,...!?” protesku dengan suara yang lemas. Lemas dan lelah karena terikat erat selama hampir 3 hari. Aku melirik jam menunjukkan pukul 17.56, ternyata hari sudah sore.

“Aku sudah sms ke bossmu dan Vita asistenmu,... kamu sudah ijin sakit, Mila...” jelas Syafril. Rasa putus asa menyelubungi sekujur tubuhku. Bayanganku hari ini Syafril akan membebaskanku dan aku akan pulang dengan menyimpan trauma (kenangan) baru sebagai ‘korban penculikan’ ternyata aku masih dalam keadaan terikat di sini.

“Sudah ya,... aku mau mandi dan ganti baju,... kamu tidak boleh melihat...” gurau Syafril sambil menutup mataku dengan saputangan merah,...akupun pasrah memejamkan mataku dan terikatlah mataku. Namun, mulutku dibiarkannya tidak tersumpal lagi oleh lakban. Beberapa saat aku terdiam, ketika aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat.

“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” keluhku tak ada suara menjawabku, hanya suara air yang mengalir, rupanya Syafril masih di dalam kamar mandi. Tubuhku lemas, aku kehilangan rasa di tanganku yang terikat ke belakang. Pergelangan kakiku terasa kaku dan sakit akibat tali-tali yang lama mencengkeram di kulitku. Aku dibiarkan terkulai lemas di atas tempat tidur, tanganku yang terikat erat mulai terasa sakit sekali, pegal, kesemutan. Kedua lenganku terasa kaku dan mati rasa.

“Mas Yuyie,... Mas,.. lepasin dong, sakit nich....!” sekali lagi aku mencoba berharap kebebasanku ketika kudengar suara pintu. Namun bukan kebebasan yang kurasakan, tapi kelihatannya aku diminumkan sesuatu oleh Syafril, sehingga rasa pening membuatku tidak sadarkan diri.

Ketika aku sadar, kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelinjang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam. Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku

“Ugh..... aarrrgghhh...... maaasss.... mas yuyie......jangaaannnn maaasss...... aaarrrggghhhh...... eemmmhhh” seruku dalam derita.

Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot.
”wow enak sekali........!” batinku, rupanya mas Yuyie telah meminumkan obat perangsang sehingga aku tidak lagi merasakan kesakitan tetapi rangsangan yang luar biasa menghadirkan kenikmatan
Kurasakan ada jari tangan di masukan ke lubang vaginaku mencari G-Spot.Klitorisku terus dikulum dan di sedot sedot sementara dua jari tangannya digerakkan keluar masuk liang vaginaku.

“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....” keluar suara dari mulutku tanpa sadar entah itu nada nikmat atau nada derita. Aku semakin menggelinjang hebat, kedua tanganku meronta-ronta keras dan merasakan betapa tidak berdayanya aku.

Tangannya juga sesekali meremas payudaraku dan memilin milin puting susuku bergantian kanan dan kiri.

“eemmhhh.......aaarrrggghhhh.........aaauuuuwwww....!!” teriakku penuh kenikmatan.

Akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya Syafril tahu kalau aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat. Lalu pelan-pelan kurasakan penis masuk ke dalam vaginaku yang sudah membasah

“Aarrrgghhh...... mas yuyieee......aaarrrggghhhh......eemmmhhh” Aku semakin tak kuasa menahan diriku, aku terangsang hebat klitorisku dikulum disedot sedot. Kurasakan kakiku yang dibiarkan bersepatu tidak terikat lagi, hanya mataku yang tertutup, dada dan tanganku yang masih terikat erat ke belakang.

Malam itu Syafril memperkosaku lagi dengan cara yang lebih hangat dan menghadirkan kenikmatan bagi tubuhku yang terikat erat dan mata tertutup ini.

Mataku rupanya ditutup oleh sebuah kain, aku meronta-ronta, berusaha untuk melepaskan diri. Kira-kira sejam aku terkapar tak berdaya dalam keadaan gelap dan mata yang tertutup, ku rasakan tali-tali yang mengikat di lututku mulai terlepas, baik yang di atas maupun yang di bawah lutut. Tubuhku sudah tidak meronta-ronta karena lemasnya lalu ku rasakan pergelangan kakiku tidak lagi menyatu. Terbuka lebar, namun aku tidak merasakan kebebasan gerak di kakiku karena ternyata masih terikat walau kakiku sudah terbuka.

“mmmmppphhhhh......!!” kurasakan ada yang masuk paksa ke liang vaginaku.

“auwww...!!” jerit batinku mencoba menahan sakit akibat pemaksaan itu. Selanjutnya, yang kurasakan adalah sebuah hubungan seksual. Aku diculik dan diperkosa! Hati dan jiwaku terus menolak pikiranku menerawang dan bayangan suamiku muncul,

“Oh Mas Dandy,...! Ampuni aku, bukan kehendakku, aku diperkosa mas...”

Selanjutnya kurasakan ada tangan yang meraba celana dalamku. Satu tangan orang itu mengelus daerah klitorisku sementara satu tangan yang lain mengelus pangkal pahaku. Seketika aku menggelin-jang gelinjang dan meronta ronta, keluar suara suara tak beraturan dari mulutku yang tersumpal. Orang itu membiarkan aku meronta-ronta dan tampaknya tak peduli kedua tangannya terus bergerilya di daerah kemaluanku yang masih memakai celana dalam.

Tak sadar keluar lenguhan dari mulutku yang tersumpal dalam keadaan lelah, takut dan marah akupun lelah untuk meronta-ronta hebat lagi. Sebaliknya aku merasakan ada suatu kenikmatan tersendiri menjalar ke seluruh bagian tubuhku bahkan aku menggoyang-goyangkan daerah kemaluanku. Tampaknya aku mulai terangsang, selanjutnya di masukan tangannya ke balik celana dalamku dan klitorisku di pilinnya dengan lembut. Aku semakin menggelinjang hebat, antara geli dan nikmat.

“mmmmppphhhh.........eemmmmppphhhh.......” tanpa sadar aku melenguh di balik sumpalanku
Kemudian kurasakan celana dalamku disingkap dan kurasakan ada mulut yang mengulum-ngulum klitorisku.

“eemmmmppphhhh....... mmmmppphhhh.............!!”

Penisnya terus di kocok kocokkan ke liang vaginaku kocokan yang ber-irama, pelan pelan kemudian kencang dan dalam kembali pelan pelan lagi kencang lagi dst. Sambil mengocok kocok, kedua tangannya juga dislusupkan ke balik braku,.. “hmm,.. rupanya ini gaya khas Syafril yach,...” aku mengambil kesimpulan.

“Mas Yuyie,... jangaann....,!!” berbarengan dengan itu tanpa sungkan-sungkan Syafril menyemburkannya cairan spermanya ke liang vaginaku.

“Maaasss.... aku takut!” ketika kami terbaring lemas. Syafril tidak menjawabku mungkin dia sudah tertidur, sementara mataku masih tertutup namun kakiku tidak diikat. Maksudku aku takut hamil. Aku dan Mas Dandy belum dikaruniakan anak meski kini hampir 15 tahun kami menikah. Dokter sudah memeriksa organ produksi kami namun kami tidak mengetahui siapa di antara kami yang mandul.

Ingin aku beranjak dari sisinya, namun kendati aku bisa berjalan tapi mataku tidak dapat melihat, aku takut menabrak tembok atau terjatuh. Kendati demikian, berhasil bangkit lalu aku mencobanya, dengan menggunakan kakiku meraba-raba sekelilingku. Lima enam langkah aku berjalan, rasanya sudah mendekati pintu,.. tiba tiba tubuhku terangkat dan aku merasa dibopong kembali ke tempat tidur, lalu kakiku kambali diikatnya menjadi satu. Pupuslah harapanku untuk bebas dari kamar tempat aku disekap. Aku terbaring terlentang dan berpikir untungnya aku di temukan Syafril sebelum aku keluar karena tindakan nekad tadi aku tidak memikirkan keadaan yang hanya bersepatu dan memakai bra, tanpa celana dalam sekalipun. Lelah setelah diperkosa akhirnya aku tertidur.


Minggu 10 Oktober

Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu.

“eemmmmppphhhhh.......” mulutku masih tersumpal oleh lakban yang sejak semalam menempel di mulutku. Sejenak kurasakan kain yang menutup mataku di buka, Mas Yuyi sudah duduk disampingku dan memanjakanku

“Mila,..... aku mau tinggalkan kamu sendirian di kamarku. Matamu tidak akan aku tutupi, Baik-baik yach disini, jangan nakal aku akan menemui klienku di lobby. Untuk menjagamu tetap merasakan kenikmatan, aku telah sisipkan dildo yang akan bergetar dalam waktu 20 menit."

Hari Minggu ini tidak ada lagi pengalaman baru, namun berlalu seperti pengulangan kemarin. Siang aku ditinggal dalam keadaan terikat dengan mata yang tidak ditutup namun mulut dilakban, demikian juga sorenya ketika Syafril kembali aku diperkosanya.


Senin 11 Oktober 

Pagi itu aku terbangun, sinar pagi merasuki pandanganku, tanganku masih terbelenggu dan kakiku sudah terikat menyatu. Aku bangun pagi itu dengan secercah harap akan kebebasanku. Aku dikejutkan oleh sapaan Syafril yang telah menyimpan nomor handphonenya kedalam handphoneku. Dan sore ini dia akan berangkat kembali ke Jakarta.

“Mas, kapan mau lepasin aku,....?” pertanyaanku terdengar pasrah. Kini mataku dan mulutku tidak tersumpal atau tertutup. Aku lihat Syafril sibuk mengambil photoku yang terkapar dan terikat. Tiba tiba dia mendekatiku dan mengecup kepalaku, sambil mengaku.

“Mila,... aku masih cinta sama kamu, walaupun kamu sudah menikah sama Dandy, aku masih berharap padamu, paling tidak aku menikmati hari-hari bersamamu...” tali di kakiku pun dilepasnya, aku menunggu saat dia melepaskan tali-tali yang membelengguku.

“Alhamdulillah...” gumamku ketika tanganku sudah bebas sambil kuusap-usap bilir-bilur di pergelangan tanganku.

“Mandi gih sayang.....” sambut Syafril sembari melemparkan handuk besar, yang langsung kupakai membungkus tubuhku yang tak berbusana. Segera aku melepaskan sepatu yang kupakai dan aku melangkan menuju kamar mandi, aku akan berendam air hangat mengembalikan seluruh fungsi yang ada ditubuhku. Siang itu hanya tanganku yang kembali diikat, lalu aku digarap oleh Syafril seperti biasa setelah berhari-hari aku diculik.

Sore jelang malam itu Syafril berangkat, setelah melepaskan tali yang mengikatku, aku kembali ke rumah menggunakan taxi dari hotel. Dibekali tas yang isinya belanjaan pemberiannya. Rupanya Syafril menyempatkan diri belanja, membelikanku baju-baju dan sepasang sepatu buatku selama aku disekapnya. Minahpun menyambutku, sepengetahuannya aku baru pulang dari Malang, padahal aku baru bebas dari sebuah "penculikan yang romantis". Aku kembali ke rumah dengan diselimuti rasa takut karena aku telah berhubungan sex dengan mantan kekasihku. Ku buka semua belanjaanku, ada sepatu dan blus-blus,... model kerah shanghai, sepatu tipe sepatu sexy istilah yang kuberikan pada tipe sepatu kesukaanku. Adalah sepatu yang kupakai ketika aku diikat dulu ketika SMP olehnya.
Tak sengaja aku mengecek handphoneku melihat sms-sms yang tak pernah kulihat sejak aku diculik mas Syafril,dia menjawan semua sms yang masuk untukku dengan baik dengan bahasaku karena dia sangat mengerti aku. Lalu kelihatannya ada sms lama yang masuk :

”Aku akan menculikmu saat suamimu pergi aku membiusmu lalu mengikat tanganmu kebelakang dan juga mengikat kakimu dan kamu aku letakkan dalam bagasi mobilku dan kaburrr.. ..Sesampainya dirumahku aku bopong kamu kekamarku, membiarkan kamu terikat dan disumpal mulutmu tapi kamu akan ku sayang sayang, kamu kujadikan ratuku (yang terikat)” ternyata dari Syafril.

==oo0oo==