Tampilkan postingan dengan label public. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label public. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Februari 2013

Sebuah Pertunjukan

Seminggu ini adalah tujuh hari yang special, sebab Yessy akan pura-pura menjadi anak angkat Pak Eko. Pak Eko memerlukan Yessy menjadi anak angkatnya karena dia terlibat sebuah kerjasama dengan seorang businessman Amerika kaya raya yang akan datang seminggu ini. Pak Eko ingin memanfaatkan kecantikan Yessy untuk menarik hati businessman ini dan jika berhasil maka uang jutaan dolar akan masuk ke kantong Pak Eko, sang dosen yang kaya raya.

Yessy adalah mahasiswa bimbingan Pak Eko yang sedang menerima bimbingan untuk thesisnya di Fakultas Psikologi di Bandung. Dengan terpaksa dia bersedia menjadi anak angkat Pak Eko, berkaitan dengan kesediaan Pak Eko memeriksa thesisnya.

Pagi ini Yessy terbangun dengan tubuh yang lemas, kejadian semalam sulit dibayangkan dengan akal sehat. Bekas sperma yang mengering di sekujur parasnya yang elok, terlihat memanjang turun karena meleleh ke leher dan payudaranya, belum terhitung yang ada di rambutnya. Tidak ada sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya.

Kemarin malam adalah pesta terliar yang pernah dia alami dalam hidupnya. Pesta itu bersetting di sebuah rumah mewah yang memiliki ruangan yang ditata seperti diskotik. Lampu-lampu warna-warni tampak silih berganti menyorot ruangan berganti-gantian mengikuti irama musik, di tengah-tengah ruang ada sebuah panggung bulat. Namun keadaan yang hingar bingar di dalam rumah tidak terdengar dari luar rumah. Dari luar pagar rumah yang berdinding beton hampir 3 meter sekelompok orang bertubuh kekar dengan berseragam hitam-hitam yang menjaga pintu masuk.

Tampang mereka sangar dan sangat ketat menyeleksi tamu yang datang. Hal itu terlihat ketika ada sebuah mobil jaguar yang mendekat, para petugas ini langsung keluar mengetok jendela dan terlibat pembicaraan yang singkat, kemudian kedua orang dari mobil tersebut turun dan berjalan masuk. Para petugas kekar itu dengan sigap membuka pagar dan kemudian memarkirkan mobil tersebut ke parkiran bawah tanah yang terletak didalam rumah tersebut.

Di dalam ruangan suasana sudah ramai. Tampak dari hampir 30 tamu lelaki yang datang semuanya dari kalangan “the haves”. Para lelaki itu sebagian besar adalah top manajemen dari perusahaan-perusaahaan besar dan tidak sedikit ada expatriat-expatriat juga. Diatas panggung ada pertunjukan tari striptease yang dibawakan oleh 5 penari yang berparas cantik, muda dan sexy. Rata-rata masih 20-25 tahun.

Sebagian orang duduk di kursi sambil bercerita dan sesekali melihat pertunjukan. Sebagian lagi mengambil makanan yang disajikan di atas sebuah meja panjang yang terletak sepanjang dinding belakang. Para pelayannya semuanya cewek-cewek seksi yang berbaju bikini. Tampak Pak Eko dan beberapa temannya sedang berdiri bercakap-cakap di salah satu sudut ruang. Tiba-tiba pembawa acara muncul di tengah ruangan. Ruangan yang semula ramai pelan-pelan menjadi sunyi, lalu sang pembawa acara mulai berbicara.

“Selamat malam Bapak-bapak sekalian, malam ini dengan bangga kami membuka pesta Ulang Tahun Bapak Tony. Semuanya sudah tersedia bagi kepuasan bapak-bapak sekalian. Silakan menikmati hidangan dan minuman dari berbagai model anggur, bir, champaigne dan sebagainya. Semuanya ini akan di layani oleh pelayan-pelayan seksi. Pelayan-pelayan ini semuanya available untuk di ajak kencan, dengan kalau ada bapak-bapak yang pingin berintim ria secara prifat gandeng saja cewek mana yang bapak-bapak suka dan silakan mempergunakan kamar di lantai 2. Semua cewek-cewek disini siap melayani bapak-bapak sekalian dengan segala macam service.” Lanjutnya bersemangat.

“Dan jangan lupa puncak acara kita akan di mulai jam 9 malam.”

Sambutan itu di sambut dengan tawa hangat dan tepuk tangan. Musik pun berdetum kembali. Kali ini di atas pentas muncul tarian lain yaitu tarian dangdut bugil. Para tamu kembali bersorak-sorak. Sebagian ikut naik ke panggung dan bergoyang bersama para penari yang tidak mengenakan sehelai baju pun. Tangan mereka memeluk meremas dan mengelus para penari tersebut. Botol demi botol minuman berakhohol dibuka dan mengalir begitu saja. Begitu memasuki puncak acara tiba-tiba musik berhenti dan tampak beberapa orang mengangkat sebuah kado raksasa ke atas pentas. Setelah itu pembawa acara berkata.

“Ok Sekarang adalah puncak acara yang saya janjikan. Didalam kotak ini adalah permainan kita malam ini. Kado ini merupakan sebuah pertunjukan untuk melengkapi kenikmatan bapak-bapak yang sudi datang malam ini” Kotak Kado raksasa itu pun di buka.

Para undangan langsung terhenyak ketika melihat ternyata dalam kotak berdiri seorang wanita cantik yang tidak lain adalah Yessy. Yessy mengenakan blouse pink dan rok mini hitam, sepasang kakinya yang mulus dibalut oleh stocking hitam dan sepatu berwarna putih model pantofel dengan ban yang menghubungi kedua mata kakinya, berhak tinggi setinggi 7 cm. Yang tampak lain adalah kedua tangannya terikat di belakang dan dalam mulutnya terdapat sebuah jeruk sehingga suara yang keluar dari mulutnya cuma haa.. Aaa.. Haah.

“Malam ini nona manis ini akan mempertunjukan sesuatu yang tidak akan terlupakan. Ini adalah sebuah acara lelang, masing-masing orang boleh buka harga dan siapa yang menang maka perintahnyalah atau keinginannyalah yang dilaksanakan.”

“Sebelum acara di mulai akan kita undi siapa yang mendapatkan kesempatan untuk menelanjangi cewek manis ini.” Pembawa acara kemudian menutup matanya dan mengambil sebuah kertas yang sudah di persiapkan sedemikian rupa.

“No.10″ Teriak sang pembawa acara lantang.

Seorang pria muda langsung berteriak dan maju. Dengan senyum mesumnya ia mendekati Yessy, Yessy langsung menggeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah tidak percaya dengan acara yang dirancang untuknya. Setahunya, ia hanya disuruh menemani acara lelang tapi ia sendiri tidak tahu akan di begitukan.

Dengan sigap lagi-laki itu menggunting blouse Yessy, gunting stenlis itu bersentuhan dengan kulit mulus Yessy, ia menggeliat kecil merasakan benda dingin di pinggangnya. Pelan tapi pasti akhirnya bajunya lepas kemudian roknya dan kemudian stocking dan sepatunya. Tapi atas permintaan para undangan akhirnya sepatu kembali di kenakan.

Yessy berdiri kikuk di depan dengan hanya push-up bra dan celana dalam saja. Ia tertunduk malu tidak berani menatap para hadirin yang semakin ramai meneriaki dan bersuit-suit. Pipi dan telinganya tampak merah karena malu. Tiba-tiba “ploop” dadanya yang indah menyembul seiring dengan bra-nya yang putus digunting. Hawa dingin di ruangan tersebut langsung membuat puting susu indahnya yang merah jambu menonjol bagaikan ujung penghapus pensil. Pembawa acara langsung menyodorkan tangannya untuk mengelus dan menjepit puting susu tersebut dengan jari jempol-telunjuk.

Yessy langsung menjerit-jerit tapi suaranya hilang tertelan oleh suara penonton yang meneriakinya. Pembawa Acara kemudian menemukan ide lain. Ia memaksa Yessy berjalan memutar-mutari panggung dengan cara menarik puting susunya. Dengan tangan yang terikat di belakang dan puting susu yang kesakitan, Yessy tidak bisa menolak. Acara itu ditutup dengan melorotkan celana dalam Yessy sehingga Yessy berdiri bugil tanpa sehelai benangpun di hadapan hadirin. Ia tidak bisa menutup auratnya dengan tangan karena terikat di belakang. Yessy di paksa menundukan kepala mengucapkan terima kasih dan kemudian ada tirai yang menutup dari atas.

Acara lelang dibuka, semua orang memasukan harga dalam amplop tertutup dan yang 3 pemenang terbesar akan mendapatkan kesempatan untuk mengerjai Yessy dalam waktu 30 menit di depan umum. Jadi nasib Yessy akan sepenuhnya menjadi hak ke 3 orang yang beruntung ini. Dewan penilai dengan cepat menyeleksi amplop tersebut kemudian mengumumkan ke 3 pria beruntung malam itu.

“Pak Budi, dengan tawaran sebesar 175 juta rupiah, selamat untuk Pak Budi”

“Pak Oke, dengan tawaran sebesar 160 juta rupiah, dan yang terakhir Pak Endo dengan tawaran 150 juta rupiah.”

“Silakan menuju ke belakang panggung untuk mendiskusikan rencana dana dengan ’sutradaranya’ di ruangan samping.”

“Yang tidak mendapat kesempatan tidak usah kecewa karena setelah ini ada kesempatan buat saudara-saudara semua selain itu juga saudara-saudara dapat menonton acara yang sedang di susun ini.”

Sesaat kemudian acara siap dimulai lagi, kali ini Pak Anton yang mendapat tempat dan waktu untuk memulai pertama kali. Judul Sesinya “Putri Mulus”. Layar kembali diangkat dengan setting kursi kayu besar dan Yessy yang duduk diatasnya dengan model santai tapi kedua tanganya terikat di atas kepalanya dan kedua pahanya di rentangkan ke tangan kursi dan diikat. Mulutnya di sumpal dengan menggigit sebatang kayu yang ujung-ujungnya diikat di belakang kepala.

Sepasang bel kecil di jepitkan pada kedua puting susunya sehingga setiap kali dia mengubah posisi atau menggeliat pasti terdengar bunyi “ting-ting-klinting”. Sebuah pisau cukur tajam dan sebotol foam bercukur yang terletak di atas meja samping kursi. Yessy betul-betul telanjang bulat dan duduk dengan posisi tersebut memperlihatkan bulu-bulu kemaluannya yang lebat dan indah. Bibir kemaluannya tampak menyembul dan merekah indah mempertunjukkan liang vaginanya yang merah basah. Mata Yessy terpejam namun oleh sang Pembawa Acara memaksanya membuka mata dan menatap ke penonton.

Tangan sang tukang cukur kemudian mengelus-elus hamparan bulu indah di depannya, bahkan acara tersebut di filmkan oleh seorang kameramen yang memang sejak tadi meliput acara ini. Jarinya di putar-putarkan di sekitar bibir kemaluan Yessy, Semua orang yang melihat menahan napas dan tidak berani mengkedipkan mata. Jari yang semula hanya bermain di permukaan mulai menusuk ke dalam.

Yessy mulai menggeliat selah-olah kegelian dan tidak nyaman. Gerakan jari tersebut semakin cepat dan Yessy mulai merintih dan napasnya menjadi pendek dan berat. Semakin lama temponya semakin cepat, jari-jarinya dengan lincahnya maju mundur, sampai akhirnya si Yessy memekik tertahan dan dia orgasme, lendir keluar membasahi bibir kemaluannya dan meleleh ke kursi kayu sehingga membentuk genangan lendir. Semua orang bertepuk tangan dan suasana menjadi ramai. Yessy hanya menarik napas panjang dan tampak kehabisan tenaga. Tukang cukur tersebut mengeluarkan jarinya dari lubang vagina Yessy dan mempertunjukan jarinya yang basah ke para hadirin yang disambut dengan tepuk tangan yang lebih meriah.

Selanjutnya ia menjilat jari tersebut sampai bersih. Genangan lendir di kursi itu disapunya dan di oleskan ke kening dan pipi Yessy yang tidak berdaya. Selanjutnya ia menyemprotkan foam cukur menutupi seluruh bagian rambut-tambut kemaluan Yessy. Kemudian setitik dari foam itu di taruh di atas hidung Yessy dan kemudian ia berpose dengan memegang pisau cukur dan “klik.. Klik” beberapa dari para undangan mengambil foto ekslusif untuk keperluan pribadi.

Tukang cukur itu kemudian beraksi dan dengan terampil ia memainkan pisau cukur itu diatas kemaluan Yessy. Dia bekerja dengan teliti memeriksa dengan seksama kesemua sela-sela bibir kemaluan untuk meyakinkan tidak ada lagi bulu yang tertinggal alias mulus. Yessy tidak berani menggeliatkan bagian bawah tubuhnya karena takut terluka. Dia hanya menahan napas sambil terus menatap penonton.

Kemaluan dibersihkan dari sisa-sisa foam dan Simsalabim, gadis cantik seksi usia 20 tahun itu siap untuk menggemaskan para penonton, Yessy tampil dengan kemaluan yang tak berbulu bagaikan anak bayi. Yessy sampai terguncang-guncang saking shocknya ketika ia menundukkan kepala melihat hasil tersebut. Bel di puting susu nya berdenting kencang seolah-olah meneriaki kegirangan seorang anak yang baru mendapatkan hadiah.

Seorang bapak di pilih secara acak untuk naik dan mengetes kemulusan kemaluan Yessy, tangan bapak itu di bimbing untuk menyentuh kemaluan Yessy dan di kemudian mengelus-ngelusnya. Entah karena masih terangsang atau karena malu Yessy kembali mengerang-erang dan merintih.

“Mau dijilat” tawar sang pembawa acara, yang dijawab dengan anggukan malu bapak tersebut. Entah kenapa bunyi bel yang berdenting kembali terdengar seiring dengan jawaban bapak tersebut. Bapak itu kemudian berjongkok, kedua tangannya memegang masing-masing sisi bibir kemaluan dalam dan menariknya ke samping untuk membukannya tampak lendir baru mulai membasahi dinding vaginanya.

Warna merah jambu yang basah betul-betul menggugah nafsu. Lidahnya kemudian mulai disapukan dari bawah ke atas dengan irama tetap. Rintihan Yessy kembali terdengar ditambah dengan bunyi bel yang berdenting mengikuti irama satu-satu pada jilatan tersebut. Jilatan itu makin lama makin cepat dan dalam keadaan tangan terikat ke belakang, Yessy kembali masuk dalam kenikmatan tingkat tinggi yang sulit dilukiskan. Pada akhirnya Yessy kembali memekik dan dia orgasme untuk kedua kalinya malam itu. Bapak itu bangkit berdiri dan kemudian menghadap penonton tampak bibirnya dan sekujur mulut dan hidungnya basah berkilat-kilatan.

“Bagaimana rasanya?” Tanya Sang Pembawa Acara.

“Baunya aneh tapi membuat semangat dan rasanya sedikit asin tapi yummy” jawab bapak itu lugu dan ia di beri kesempatan untuk mencium Yessy sekali. Layar kembali tertutup.

Sesi kedua di buka 10 menit kemudian. Panggung diangkat dan tampak sebuah meja kecil dan kursi bulat yang aneh. Kursi itu adalah kursi bulat dari kayu yang pada dudukannya terdapat sebuah dildo kayu yang panjangnya 15 cm keduanya melekat tanpa sambungan karena memang dirancang khusus untuk keperluan khusus. Judul sesi ini adalah “Makan Malam Sang Putri”. Dengan tubuh telanjang Yessy berdiri di samping meja tersebut hanya sepatu yang masih menempel di tubuhnya, kali ini tangannya bebas dan mulutnya juga tidak di sumpal apa-apa. Matanya memandang kursi aneh tersebut dengan padangan yang mendegupkan jantung, kursi itu bagaikan mimpi buruknya.

“Tentunya kamu sudah lapar bukan? Selamat menikmati hidangan” Kata sang pembawa acara itu sambil merapikan rambut Yessy.

“Sebelumnya karena peraturan sewaktu makan adalah harus sopan, duduk dengan baik di meja makan maka sekarang silakan duduk”

“Tapi....” Yessy kembali menatap sang pembawa acara dengan mata memohon.

“Oh ya ada yang kelupaan..” Sang pembawa acara itu mengambil sebotol jelly pelumas dan menumpahkannya ke tangan lalu di oleskan ke dildo kayu yang berdiri tegak di bangku tersebut.

“Nah Silakan duduk”

Yessy maju ke bangku itu dibimbing oleh sang pembawa acara dan ia membantu Yessy memposisikan kemaluannya tepat diatas dildo tersebut. Pelan tapi pasti ia menekan pundak Yessy turun ke bawah. Bibir pada kemaluannya yang mulus itu membuka dengan tidak berdaya di terobos batang kayu nan perkasa itu. Sedikit demi sedikit masuk dan menekan ke segala arah. Rasanya seperti melahirkan bayi, hanya saja tidak sesakit itu. Ada perasaan aneh yang timbul seperti ada benda aneh di dalam perutnya.

Kini ia sudah duduk dengan mantap. Tapi kakinya ditekuk dan betisnya kemudian diikat ke pahanya, sehingga Yessy duduk dalam posisi menggantung. Posisi kursi tersebut agak melengkung sehingga menyebabkan keseimbangan mudah berubah sehingga akan Yessy harus terus mengontrol keseimbangan dengan bergeser kekiri atau kekanan. Pergeseran itu menyebabkan posisi dildo dalam vaginanya berpindah-pindah sehingga menimbulkan perasaan terangsang yang aneh.

“Oke Hidangan pembuka malam ini adalah Sashimi cacing. Cacing ini bukan cacing sembarangan lho, ini cacing hiegenis yang kita impor khusus dari Jepang, memang masih hidup dan menggeliat tapi bukan berarti tidak bisa di makan lho.”

Promosi sang pembawa acara. Mata Yessy langsung terbelalak ketika melihat semangkuk penuh cacing gemuk segede jari-jari lentiknya yang masih hidup dan menggeliat. Dengan perasaan mau muntah ia mencoba menghabiskan menu pembukanya. Satu persatu cacing itu menghilang ke dalam mulutnyaa Ia harus mengambil cacing tersebut dengan jarinya dan memasukkannya ke dalam mulut. Dikunyah-kunyah dengan cepat dan langsung ditelan tanpa air karena memang tidak di sediakan air untuk minum. 5 menit dia habiskan untuk melahap habis semangkuk penuh cacing tersebut.

Menu utamanya berupa sepiring sup kental aneh berwarna putih yang diberi daging hitam kecil seperti kerang. Yessy memakannya dengan sendok sampai habis. Hanya butuh waktu 2 menit untuk menghabiskannya. Rasanya lumayan aneh terutama dagingnya yang agak tawar dan kriuk-kriuk. Tiba saatnya sang pembawa acara kemudian menjelaskan bahwa sup itu dibuat dari nasi yang di juice dengan segelas sperma segar sumbangan dari para koki yang entah siapa, sedangkan daging hitam tersebut adalah bakwan kalajengking (di sebuah tempat makan terkenal di Beijing Cina, orang sudah biasa makan kalajengking yang di panggang diatas tusuk sate, per tusuknya sekitar 5000 rupiah).

Yessy langsung merasa makanannya tersebut mau keluar semua mendengar penjelasan tersebut. Makanan penutup hanya sebuah mangkok kosong besar. Tiba-tiba seorang koki datang dengan hanya mengenakan celana dalam. Ia melorotkan celana dalamnnya dan memasukan jarinya ke lubang pantatnya sendiri kemudian jari yang kotor itu disodorkan ke mulut Yessy.

“Buka mulutnya say” katanya dan begitu Yessy membuka mulut ia memasukan seuruh jari itu ke dalamnya. Yessy kontan memuntahkan seluruh isi perutnya ke dalam mangkuk besar di depannya.

“Nah sekarang kita sudah punya makanan penutupnya.”

Pembawa acara itu mengaduk-aduk muntahan itu dengan sebuah sendok sup. Yessy menghabiskan seluruh hampir setengah jam untuk memaksakan sendok demi sendok muntahan itu ke perutnya.

Sesi ke tiga lebih ekstrim lagi. Kali ini kedua tangannya Yessy di ikat di belakang. Dia jongkok di atas panggung. Dalam keadaan berjongkok pahanya dibuka kesamping sehingga mempertunjukan kemaluannya yang mulus tak berbulu dengan bibir kemaluan yang merekah bagai bunga mekar. Permainan yang ketiga adalah “Putri Sang Peminum”. Pahanya yang terentang di ikat ke sedemikian rupa sehingga pahanya tidak bisa ditutup dan Yessy akan terus jongkok selama 1 jam kedepan.

Semua orang berlomba-lomba untuk mengencingi Yessy ada yang tidak tahan malah bermasturbasi dan menumpahkan sperma ke seluruh muka dan badan si Yessy. Kencing di arahkan ke bagian seperti wajah rambut dada dan banyak sekali yang langsung di arahkan ke dalam mulut. Dengan jumlah hadirin sekitar 30 orang dan masing-masing kencing sekali aja. Entah berapa liter kencing yang sudah masuk ke dalam perutnya. 1 Jam kemudian Yessy sudah basah kuyup oleh kencing dan sekujur rambut dan wajah dan dadanya penuh dengan sperma.

Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan acara buang air kecil oleh Yessy sendiri. Untuk itu ditaruh sebuah mangkuk kaleng di celah antara kakinya. Yessy sendiri sudah sangat kebelet dan pingin sekali buang air kecil. Tapi ia tidak ingin buang air kecil dengan terikat dan di depan umum seperti ini. Sangat memalukan. Semua orang akan tahu bagaimana ia buang air kecil. Bagaimana cairan kencing itu keluar dari kemaluannya tentu akan membelalakkan mata semua orang. Kameramen sudah bersiap-siap merekam kejadian langka dan mendebarkan ini.

Sang Pembawa Acara mengetahui bahwa sebenarnya Yessy seharusnya pingin sekali buang air kecil oleh karena itu ia mengusap-ngusap kemaluan Yessy tepat di depan lubang kencingnya tangannya di tekan-tekan di sekitar lubang tersebut.

“Ayo lubang kecil, longgarkan ototmu dan kencinglah dengan bebas” kata sang pembawa acara itu pada Yessy, lubang itu semakin di pijat dengan semangat dan sangat menggelitik sampai akhirnya pertahanan Yessy jebol dan air mancur indah pun mengalir keluar. Air mancur itu keluar diiringi dengan rintihan Yessy tanda kepuasan karena sudah dari tadi menahan kencing. Rasa malu sudah hilang bercampur dengan rasa nikmat, pipi dan telinga tetap saja memerah tidak bisa menipu dan menyembunyikan apa-apa dari banyak orang. Air mancur itu semakin hari semakin banyak dan berubah menjadi air terjun.

“Astaga kamu pipis banyak sekali” Ucapan itu tidak di tanggapi lagi oleh Yessy, yang ia pikirkan hanyalah secepatnya mengakhiri kencing ini. Ia kencing tiada henti-hentinya sampai akhirnya ia menggigil beberapa kali yang mengisyaratkan pipisnya sudah hampir selesai. Air terjun berubah menjadi aliran kecil dan kemudian hanya tetes-tetes yang keluar. Semua hadirin bertepuk tangan dan berteriak dengan ramai.

==oo0oo==